Tuesday, March 29, 2011

VISI & PANGGILAN HIDUP

MENGETAHUI HUBUNGAN VISI DAN PANGGILAN

“Segala sesuatu di dunia ini terjadi pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Ia menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Ia memberi kita keinginan untuk mengetahui hari depan, tetapi kita tak sanggup mengerti perbuatan Allah dari awal sampai akhir.”(Pkh 3:1, 11, BIS)

Kita sudah membahas tentang Visi & Tujuan Hidup pada posting sebelumnya. Nah, sekarang kita akan mempelajari visi pribadi. Visi pribadi bukanlah keinginan pribadi atau ambisi, tetapi pemberian Allah. Visi pribadi adalah suatu gambaran yang diberikan Allah dalam hati seseorang mengenai hari depannya-apa yang akan dilakukannya dan dicapainya. Visi pribadi kamu itu unik-artinya hanya kamulah yang bisa melakukannya.
Yang perlu kamu lakukan adalah mendapatkan visi itu dari Allah dan mengerjakannya. Tujuan akhir kita sebagai orang benar bukanlah untuk masuk surga, tetapi Allah mau mengerjakan sesuatu di bumi melalui kita. Allah mau kita melakukan ‘pekerjaan baik yang dipersiapkan Tuhan sebelumnya’ (Ef 2:10). Pekerjaan itu harus dituntaskan oleh kamu. Itulah alasan kenapa kamu ada di muka bumi ini. Kejadian dirimu tidak kebetulan. Allah punya rencana bagi kamu. Visi pribadi dapat terwujud jika kamu hidup secara total berserah kepada Allah dalam ketulusan dan ketaatan.



PANGGILAN ALLAH DI DALAM DIRIMU
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, visi pribadi adalah gambaran siapa kamu dan apa yang kamu kerjakan di masa depan sesuai dengan apa Tuhan rencanakan sebelum dunia dijadikan. Visi pribadi berhubungan erat dengan panggilan kamu. Panggilan adalah anugerah dan kemampuan/karunia ilahi yang diberikan kepada kamu untuk mengerti, memahami dan melakukan suatu perintah spesifik Allah dalam bumi ini. Panggilan berasal dari Allah. Dalam Alkitab, Rasul Paulus sebenarnya tidak memiliki keinginan atau cita-cita untuk menjadi rasul, tetapi Allah memanggil dia untuk menjadi rasul dan memberi dia visi pribadinya. Panggilan Paulus didasarkan oleh kehendak Allah. Hal ini bisa kamu ketahui dari beberapa isi salam dalam surat-suratnya kepada jemaat gereja mula-mula.
Dari Paulus, rasul Yesus Kristus oleh kehendak Allah (Ef 1:1)
Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul (I Kor 1:1)
Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Yesus (II Kor 1:1)
Pentahbisan Paulus sebagai rasul bukan dilakukuan oleh manusia. Itu juga bukan ide manusia. Paulus diangkat oleh Allah. Saat ini, banyak hamba Tuhan yang mengklaim dirinya dipanggil oleh Tuhan, padahal mereka diangkat oleh manusia. Sangat susah menemukan yang benar-benar murni dari Tuhan. Waktulah yang akan membuktikan yang mana yang ‘asli’ dan yang ‘palsu’. “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antar orang mati.” (Gal 1:1)
Dalam ayat di atas, Paulus memperkenalkan diri dan sekaligus juga memberi peringatan kepada jemaat Galatia; bahwa mereka bisa bertemu dengan rasul yang diangkat oleh manusia atau rasul palsu.
Panggilan adalah suatu anugerah dimana Allah berkenan mewahyukan setiap janjinya kepada seseorang dan Allah mau agar orang tersebut melakukkan kehendaknya.

Berikut ini 5 hal yang menerangkan lebih jauh apa sebenarnya panggilan itu.
1. Panggilan itu ada sebelum orang itu dilahirkan.
Allah memanggil orang-orang pilihannya berdasarkan kehendak-Nya, bahkan sebelum mereka dilahirkan. Ingatlah kejadian Esau dan Yakub. Esau ditolak, tetapi Yakub dipilih, ini sudah ditetapkan sebelum mereka lahir. Tentang Esau dan Yakub dikatakan:
“Sebab waktu anak-anak itu belum lahir atau belum melakukan yang baik atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihannya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya.” (Rm 9:9-10)

2. Panggilan didasarkan atas kasih karunia bukan pada perbuatan.
Panggilan adalah kehendak mutlak Allah, tidak didasarkan pada perbuatan baik atau jasa-jasa seseorang.
“Dialah yang memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.” (2 Tim 1:9)

3. panggilan akan semakin jelas kalau hati nurani murni.
Panggilan akan diperjelas secara bertahap kalau mata hatimu terang, artinya hati nuranimu murni dan bersih sehingga kamu cepat mengerti akan kehendak Allah dalam hidupmu.
“Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.” (Ef 1:18)

4. Panggilan akan mengubah corak kehidupanmu.
Panggilan ilahi biasanya akan mengubah pandangan hidupmu, standar hidupmu, caramu berbicara, gaya hidup dan pergaulanmu. Ingatlah kepada Paulus, kehidupannya berbeda saat menerima panggilan Tuhan. Orang yang memiliki panggilan ilahi dalam dirinya akan berpikir dan bekerja lebih keras daripada orang lain. Kamu tidak akan sama seperti dulu dan kamu harus rela kehilangan hal-hal yang baik demi hal-hal yang terbaik.
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” (Ef 4:1)

5. Panggilan harus dijaga dan dikerjakan seumur hidup.
Orang yang lari dari panggilannya akan mengalami kehidupan yang payah dan terombang-ambing. Di Alkitab, diceritakan orang yang lari dari panggilannya, yaitu Yunus. Yunus adalah manusia biasa sama seperti kita, sama-sama memiliki kelemahan. Yunus lari dari panggilannya dan kehidupannya mulai susah dan ketika dia berserah, Tuhan meluruskan kembali jalannya. Ingatlah you can run, but you can’t hide. Kamu tidak bisa lari dari panggilan apapun alasannya. Kamu harus mengerjakan panggilan sorgawi sampai mati dan memperjuangkan pekerjaan Imanmu. Teruslah berusaha dengan sungguh-sungguh.
“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” (2 Pet 1:10)


BEBERAPA KEKELIRUAN UMUM  TENTANG PANGGILAN
Salah satu kekeliruan terbesar di gereja saat ini adalah mengenai panggilan. Alasan kenapa kekeliruan ini terjadi adalah akibat sejak awal tidak diajarkan. Beberapa kekeliruan itu antara lain adalah:
1. Panggilan itu identik menjadi pendeta atau pengkhotbah.

2. Yang terpanggil itu orang-orang baik dan aktif di gereja saja.

3. Tuhan tidak mungkin memanggil aku. Aku jarang berdoa & membaca firman.

4. Sepertinya aku tidak memiliki karunia apapun, ini berarti aku tidak dipanggil.

5. Tidak semua orang boleh melayani, hanya pendeta saja sebab mereka dipanggil.

6. Aku merasakan panggilan Tuhan karena itu aku harus sekolah pendeta.

7. Melayani di gereja lebih mulia dibandingkan menjadi pekerja sekuler.
Tambahkan lagi no.8 dan seterusnya. Hal-hal di atas adalah mitos dan bertentangan dengan kebenaran. Kekeliruan ini sudah berkarat di gereja karena mayoritas umat tidak mendapatkan pengertian yang benar. Beberapa tipe pemimpin yang payah biasanya tidak suka kalau jemaatnya bertanya yang ‘aneh-aneh’. Di samping itu, jemaatnya juga jarang menyelidiki kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan diberitakan hanya sebagai rutinitas acara ibadah sehingga menjadi kehilangan kuasanya-ini dibuktikan dengan tidak berubahnya orang-orang di jemaat. Kamu bisa kelihangan suatu hal yang sangat penting dalam hidup ini kalau kamu tidak mengetahui panggilan kamu. Aku percaya bahwa jika ada pria atau wanita yang rindu mengetahui panggilannya, menyelidiki firman Allah dan mengetahui kebenaran, pasti cepat atau lambat dia akan pergi mencari panggilannya. Fungsi kepemimpinan yang benar adalah melepaskan jemaat kepada panggilan mereka sehingga makin banyak jiwa-jiwa yang diberkati.



PANGGILAN DAN VISI
Visi pribadi berkaitan dengan panggilan pribadi. Biasanya dengan datangnya panggilan maka datanglah visi. Aku akan menerangkannya dengan sebuah ilustrasi. Untuk membangun sebuah jembatan yang besar dibutuhkan tim yang terdiri dari arsitek dan pelaksana. Gambar detail dibuat oleh arsitek, pelaksana mengerjakan proyek pembangunan sampai tuntas bersama para pekerja terpilih.
Begilah kira-kira maksud dari ilustrasi itu: gambar yang dibuat oleh arsitek adalah visinya yaitu jembatan yang megah dan kokoh. Mungkin itu dikerjakan selama berbulan-bulan dengan penuh ketelitian. Juga telah dilakukan beberapa kali survei di lokasi untuk memastikan akurasi perhitungan. Arsitek terpanggil untuk mendesain gambar jembatan. Proyek ini dikerjakan oleh pelaksana. Pelaksana adalah orang yang memimpin pembangunan langsung. Berdasarkan gambar (visi) dia melihat hal-hal yang perlu dikerjakan dan memimpin para pekerja untuk  mengerjakannya. Pelaksana terpanggil untuk mengerjakannya.
Untuk mewujudkan sebuah visi dari Allah perlu panggilan yang relevan dengan visi itu. Visi merupakan suatu gambaran yang akan dicapai atau gambaran pemenuhan kebutuhan tertentu, maka panggilanlah yang mengerjakan atau menjawab kebutuhan itu. Sebagai contoh, suatu ketika dulu, bangsa Israel mengalami kemerosotan rohani. Mereka berdosa kepada Allah. Allah melihat apa yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Allah sendirilah yang memenuhinya dengan mengutus nabi Yeremia:
Firman Tuhan Tuhan datang kepadaku, bunyinya: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Seudah itu firman Tuhan datang kepadaku, bunyinya: Apakah yang kau lihat hai Yeremia?” Jawabku: ”Aku melihat sebatang dahan pohon badan.” Lalu firman Tuhan kepadaku: “baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.” (Yeremia 1)

In God’s Calling,




Blessed To Bless...

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Holy Spirit