Tuesday, March 29, 2011

VISI DAN TUJUAN HIDUP

MENGETAHUI PENTINGNYA VISI ILAHI


“Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah rakyat…”(Amsal 29:18)

Visi itu sebuah wahyu! Sori guys, pengertian ini tidak bisa ditawar lagi. Kita harus mendapakan suatu pewahyuan ilahi dulu agar memiliki visi. Visi itu datang dari Allah dan datangnya diwahyukan. Beberapa orang mengatakan visi itu sama dengan cita-cita atau impian. Pengertian ini tidak salah, hanya saja setelah kamu mendapat pewahyuan dulu dari Allah.

My dear friend, kamu ga perlu menjadi takjub mendengar kata ‘pewahyuan’. Sebenarnya mendapat pewahyuan ilahi (devine revelation) adalah suatu yang normal. Jika kamu hidup bergaul dengan Tuhan, bukankah terjadi hubungan yang timbal balik atau komunikasi dua arah? Bukankah terjalin suatu komunikasi yang wajar layaknya hubungan persahabatan? Bukankah demikian seharusnya? Jika kamu bersekutu dengan Allah, tentulah Allah menyatakan sesuatu kepada kamu. Sebab Allah kita bukan Allah yang mati dan bisu, sehingga Dia tidak bisa berbicara kepada manusia. Masalahnya, Dia tidak berbicara pada sembarangan orang hanya kepada orang yang dikenan-Nya. Jika kamu mendapat suatu pewahyuan ilahi, itu berarti Allah berkenan pada kamu. But, ini sama sekali bukan karena kebaikan kamu, tapi karena anugerah-Nya semata.
Nah, apa yang paling penting yang diberitahukan Allah pada manusia? Jawabannya adalah Visi. Visi adalah suatu pewahyuan dari Allah-sebuah penglihatan tentang bagaimana dan siapa diri kita di masa depan. Visi berasal dari Allah. Visi adalah gambaran penggenapan seluruh rencana Allah dalam kehidupan kita. Allah mau berkerja di dalam kita dan bergerak melalui kita. Tanpa Allah kita ga bisa jadi berkat, tanpa kita Allah ga mau bekerja. Allah mencari seseorang, somewhere and somehow untuk dijadikan saluran berkat-Nya.
Visi juga  merupakan arah perjalanan hidup kita. Jika sebuah kapal layar tidak memiliki arah, maka kapal terebut akan berlayar kemana arah angin bertiup. Orang yang memilliki visi tahu kemana ia pergi dan tahu dimana posisinya saat ini. Orang yang tidak punya visi, tidak memiliki tujuan yang pasti. Itulah sebabnya dikatakan dalam firman Tuhan bahwa orang yang tidak punya visi akan menjadi liar.

“Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah rakyat…”(Amsal 29:18). Bahkan dalam terjemahan Inggris (King James Version) dikatakan bahwa mereka yang tidak memiliki visi akan binasa (perish). “Where there is no vision, the people perish: (Proverbs 29:28, KJV)
Visi mirip membangun sebuah bangunan. Dalam membangun sebuah bangunan, yang harus ada pertama kali adalah cetak biru (Blue Print) dari bangunan itu. Blue Print  ini merupakan gambar detail dari bangunan yang menjadi dasar dalam pendirian bangunan. Blue Print dibuat oleh seorang arsitek. Seorang yang memiliki visi ibarat seorang arsitek. Ia menggambarkan apa yang ia lihat dalam rencana Tuhan lalu berupaya untuk mewujudkannya.
Orang yang memiliki visi adalah orang yang punya tujuan yang jelas, sama seperti yang dikatakan oleh Paulus, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan “(I Kor 9:26). Itu juga berarti bahwa setiap orang yang tidak mendapat tuntunan Tuhan, akan menjadi tidak terarah hidupnya. Tidak punya satu tujuan yang jelas. Mereka akan mengambil suatu tindakan berdasarkan apa yang mereka pandang baik. Segala tindakan mereka hanya berdasarkan pertimbangan manusia belaka.
“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” (Hakim-hakim 17:6)
Visi inilah yang memiliki kuasa untuk mengguncangkan dunia. Kita mungkin orang yang tulus mengasihi Allah, tetapi tanpa sebuah visi kita tidak akan menjadi berkat. Jika kehadiran kita di bumi ini tidak memiliki suatu tujuan yang berhubungan dengan kerajaan Allah, kita akan binasa.
Banyak pemimpin mengaku memiliki visi, tapi sebenarnya tidak. Satu-satunya cara mengetahui orang yang mempunyai visi adalah dia hidup sesuai visinya dan terus bergerak ke arah penggenapan visi itu. Orang yang punya visi bergerak maju. Mengalami perubahan positif. Membawa pengaruh. Mereka tahu apa yang harus dilakukan. Orang yang memiliki visi memiliki hati dan jiwa yang berbeda. Mereka berpikir dan bertindak selaras dengan visi mereka. Mereka tidak terpengaruh trend sesaat. Orang yang memiliki visi Allah selalu berpikir di atas orang rata-rata. Mereka tidak memiliki mental mediokritas (biasa-biasa). Mereka fokus. Mereka terbakar. Mereka mempersiapkan diri. Melatih dan mengembangkan kapasitas mereka dalam Tuhan. Intinya bahwa mereka mengalami progress. Mereka tekun memperjuangkan visi itu sampai mati. Itulah sebabnya Martin Luther King Jr. berkata, “Seseorang harus mempunyai sesuatu yang harus diperjuangkannya sampai mati, jika tidak ia tidak patut hidup.”

VISIONLESS PEOPLE
My dear friend, kebanyakan orang di dunia, kehidupannya hanya tertuju kepada hal-hal yang fana. Dari lahir, kemudian bertumbuh jadi anak-anak kita sudah dipersiapkan untuk mengejar hal-hal yang paling sering dicari orang yaitu: uang. Sejak anak-anak, remaja, dewasa, berkeluarga sampai punya cucu, uang seperti dewa penyelamat bagi beberapa orang. Semua orang berjuang untuk itu. Itu yang ditanamkan sejak dulu. Karena mereka yakin uang bisa menjanjikan ‘kebahagiaan dan kenyamanan’ hidup di bumi. Sebenarnya uang itu penting, tetapi bukan itu yang utama dalam hidup ini. Yang utama adalah mengejar kehendak Allah dan mencari kebenaran-Nya. Artinya, kamu harus menemukan tujuan hidup kamu selama di bumi. Apa kehendak Allah atas hidup kamu. Apa yang ingin Allah kerjakan melalui dirimu. Apa visi Allah atas dirimu.
Namun, yang dipikirkan banyak orang pada saat ini adalah kebalikannya; “Carilah dahulu kebutuhan dan keinginanmu, setelah itu, kalau masih ada kesempatan carilah Allah. Jadi, Allah hanya sekedar sampingan, yang utama adalah bagaimana memikirkan kehidupan diri sendiri. Inilah orang yang tidak memiliki visi (visionless people). Visionless people juga banyak di gereja.

Gereja yang ga punya visi adalah yang ga kemana-mana. Tidak ada kegerakan. Tidak ada pengaruh dalam jangka waktu yang lama. Lambat laun akan stagnan, mengalami keletihan dan akhirnya menjadi agamawi. Habis pengaruhnya diterpa keduniawian. Hilang ta berbekas. “Garam yang menjadi tawar itu ga ada lagi gunanya, selain dibuang dan diinjak-injak orang.”
Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! (Mzm 81:14). Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: “Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.” (Mzm 95:10). For forty years I was angry with this generation, and said, They are a people whose hearts are turned away from me, for they have no knowledge of my ways; (Psm 95:10).  Bayangkan, Tuhan marah selama 40 tahun, lalu memusnahkan sebuah generasi (wow!)
Dari ayat-ayat di atas, jelas bahwa bangsa Israel sendiripun sebagai umat pilihan Tuhan adalah visionless people-mereka lebih memikirkan hal-hal yang fana. Mayoritas dari mereka adalah kumpulan orang-orang egois dan tidak mengenal jalan (visi) Tuhan. Mereka hidup tanpa tujuan, padahal Allah telah berbicara kepada mereka. Mereka selalu melihat kepada kebutuhan mereka tanpa mau peduli kehendak Allah dan memilih berjalan sekehendak hatinya sendiri. Mereka marah jika keinginan mereka tidak terpenuhi. Akibatnya, mereka mati di padang gurun sebelum sampai di tanah Kanaan. Padahal Tuhan sendiri sudah menunjukkan kasih karunia-Nya dengan menuntun mereka langsung dengan tangan-Nya yang perkasa. Sebenarnya Allah ingin suatu hari kelak membanggakan milik kepunyaan-Nya itu kepada seluruh dunia.

WHAT YOU SEE IS WHAT YOU GET
Visi adalah sesuatu yang ingin kita alami di masa depan. Ke sanalah kita pergi. Visi adalah what you see in the future, apa yang kita lihat dengan mata hati kita. Tentu saja seluruh keinginan itu merupakan apa yang Tuhan taruh dalam hati kamu. Visi itu suatu dorongan batin. Kemampuan untuk mengembangkan visi adalah anugerah Tuhan. Tuhan telah menetapkan masa depan kita. Yang penting adalah bagaimana kita menerima penglihatan tentang masa depan itu dan berjalan terus ke arah itu. Apa yang kita lihat itulah yang kita dapatkan.

Memiliki visi saja tidak cukup, tapi paling ga itu sudah separuh jalan. Dalam posting berikutnya kita akan bahas bagaimana dan halangan apa saja untuk mewujudkan suatu visi ilahi!
In God’s Vision,


Blessed To Bless...

1 comments:

Me said...

bagus sekali

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Holy Spirit