Saturday, April 9, 2011

Penawaran Produk Cana Wine Anggur Perjamuan


Yogyakarta, 08 April 2011
Kepada Yth.
Hal : Penawaran Produk
Dengan hormat,
Dengan surat ini kami dari CV Meka yang beralamat di Jl Suryonegaran 12 Yogyakarta mengajukan penawaran produk Anggur Perjamuan Kudus dengan keterangan sebagai berikut :

1. Spesifikasi Produk : Cana Wine
    Fermentasi buah – buahan dengan kadar alkohol 2 %
2. Masa berlaku (Kadaluwarsa) 1 tahun
3. Macam – macam kemasan :

a. Botol plastik @ 1 liter

- Paket A : 1 dus = 12 Botol dengan harga Rp. 420.000,- (1 botol : Rp. 35.000,-)

b. Cup Jelly + Hosti besar & kecil
- Paket B : 1 dus = 40 bungkus dengan harga Rp 400.000,-  
    (1 bungkus : isi 25 cup & Rp. 10.000,-)
- Paket C : 1 dus =
bungkus dengan harga Rp. 350.000,- (1 bungkus : isi 100 & 35.000,-)
 
Untuk Harga diatas khusus Jawa,silahkan konfirmasi kami untuk anda yang diluar jawa kami siap melayani.

Cana Wine terbuat dari buah – buahan dan proses fermentasi, proses tersebut dibuat secara bersih dan higienis.
Demikian surat penawaran dari kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

CP : Sumardi 0878 3828 8814

NB : Untuk Setiap Gereja di kota mana pun yang berada di Indonesia bahkan di seluruh dunia yang ingin di SUPPLY oleh produk Cana Wine kita siap mengirim tanpa harus bayar ongkos kirim di kota mana pun,bahkan jika ingin menjualnya kembali di kota anda, kami siap menyupply nya juga dengan harga lebih murah dan tanpa ongkos kirim, sekian penawaran kami terima kasih Tuhan Yesus Memberkati!!

Kenapa kita melakukan Perjamuan Kudus..??



Apa sebenarnya arti dari mengikuti Perjamuan Kudus dan mengapa kita melakukan hal ini? Sadarkah kita bahwa hal ini sebenarnya memiliki arti yang dalam dan lebih dari sekadar tradisi maupun rutinitas? Karena itu marilah kita melihat ke apa yang ditulis oleh rasul Paulus tentang hal ini dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.

Ayat 23-26
" . . . Tuhan Yesus mengambil roti, . . . memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan . . . lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang."

Penggunaan roti dan cawan di sini melambangkan sebuah perayaan, karena rupanya begitulah cara orang-orang di jaman itu merayakan pesta. Dan inilah Perjamuan Kudus itu, yakni sebuah perayaan yang kudus.

Roti adalah lambang dari tubuh Kristus itu sendiri. Dalam terjemahan bahasa Inggris terdapat kalimat berikut: "Inilah tubuhKu yang terpecah bagimu." Hal ini tentunya tidak berarti bahwa tubuh Kristus benar-benar terpecah, melainkan menunjuk ke pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Dalam dua kata yang pertama tersirat bahwa Kristus menyerahkan diriNya untuk kita, sementara lanjutan dari kalimat tersebut mengajarkan bahwa karena pengorbanan Kristus inilah kita bisa memperoleh pengampunan dan berkat-berkat karena kematianNya.


"Perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku" Darah Kristus yang begitu berharga telah dicurahkan di atas kayu salib sebagai alat pendamaian bagi mereka yang percaya. Secara spiritual "meminumnya" berarti bahwa kita sebagai orang-orang percaya boleh turut ambil bagian dalam pendamaian ini. DarahNya yang mengalir dari bukit Golgota membawa keselamatan bagi kita dan memeteraikan suatu perjanjian yang baru antara Allah yang kudus dan dunia yang telah jatuh dalam berdosa.

"Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Jadi Perjamuan Kudus itu sebenarnya adalah suatu peringatan untuk membantu kita mengingat sesuatu. Kalau kita bisa selalu ingat akan kematianNya, maka tidak perlu ada Perjamuan Kudus. Tetapi kita adalah manusia yang lemah dan karena itu kita perlu terus-menerus diingatkan akan apa yang telah Yesus lakukan bagi kita. Dengan penuh pengucapan syukur kita harus memeteraikan hal ini di hati nurani kita dan dengan penuh sukacita kita harus memuji namaNya. Kita menyatakan kematiaanNya sebagai kehidupan kita.

Ayat 27-29
"Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu."

Kalau saudara pergi ke pesta, pasti saudara akan mempersiapkan diri dengan baik bukan? Pakai pakaian yang rapi, membawa hadiah... Begitulah juga seharusnya jika kita hendak duduk di meja perjamuan Tuhan. Biarlah setiap mereka yang ingin menghadiri perayaan kudus ini memeriksa dirinya sendiri. Apa yang bisa kita berikan bagi Dia? Allah tidak berkenan kepada emas dan perak, tetapi "korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan [dipandangNya] hina." (Mazmur 51:19)
Penyesalan, karena orang-orang percaya harus menyangkal diri dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus untuk dipakai sesuai dengan kehendakNya. Iman, karena walaupun tidak sempurna, iman itulah yang menjadikan kita yang sebenarnya tidak layak ini, layak di hadapan Tuhan. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus, pendiri dari Perjamuan Kudus itu sendiri, memberkati persiapan saudara untuk mengikuti perayaan kudus ini, supaya saudara didapatiNya layak di hadapanNya ketika saudara datang menghadap hadiratNya.


Blessed To Bless...

HAL KERAJAAN [part 2]


Tuhan menghendaki agar kita menyatakan/memanifestasikan gaya hidup Kerajaan. Salah satu gaya hidup Kerajaan yang harus terus kita bangun adalah hidup oleh firman. Selama hati kita haus dan lapar akan Tuhan, kita seperti sedang memposisikan diri kita untuk bisa menerima firman. Semakin sering firman datang dalam hidup kita, atmosfir rohani dalam hidup kita akan semakin meningkat. 



Setelah kita menerima firman dari Tuhan, bagaimana membuat firman itu terealisasi dalam hidup kita?

Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” (Mrk. 5:27-30)

Dalam ayat 27 diceritakan bahwa wanita yang sakit pendarahan ini sudah berkali-kali mendengar berita tentang Yesus, sampai suatu kali ia mengambil sebuah keputusan untuk mulai bertindak. Ayat 28 menuliskan “sebab katanya...”. Dalam terjemahan yang lain dituliskan “sebab ia berkata-kata berkali-kali kepada dirinya sendiri.” Apa yang ia katakan? “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh”.

Setelah wanita ini mendengar berita tentang mujizat yang Yesus lakukan, ada sesuatu yang masuk ke dalam hatinya dan ia mengucapkan hal itu berkali kali. Apa yang ia ucapkan berkali kali itulah yang menggerakkannya untuk mendekati Yesus dan memegang ujung jubah Yesus, dan itu jugalah yang membuat firman menjadi kenyataan.
Amsal 18:20-21 berkata, “Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Ketika kita menerima firman dari Tuhan, sebetulnya kita sudah menerima bahan baku atau bahan dasar yang kita perlukan untuk kita bisa terus ‘dikenyangkan’ dan mengalami kuasa kehidupan mengalir dalam hidup kita. Karena itu, setelah Roh Kudus menjelaskan tentang tujuan dari firman itu dan memberikan kita pemahaman tentang firman tersebut, kita harus menunjukkan respon yang tepat yaitu mulai ucapkan firman itu berkali-kali.

Apa yang kita ucapkan? Apa yang menjadi ketentuan atau penjelasan Roh Kudus tentang firman yang Tuhan berikan kepada kita. Karena setiap kali kita menerima firman, selalu ada tujuan yang besar di balik firman itu yang akan membawa kita semakin naik dan membuat kapasitas kita semakin besar. Sampai kapan kita harus memperkatakan firman itu? Sampai perubahan terjadi sesuai dengan firman itu!

Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis: “Engkau telah kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa” – di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” (Roma 4:16-21)

Apapun yang menjadi janji Tuhan – meskipun tampaknya mustahil – pasti akan bisa terjadi karena kita adalah keturunan Abraham (ayat 16). Sebelum datangnya firman, Abraham bukan bapa siapa-siapa, tapi setelah firman datang, Abraham mengalami perubahan yang sangat nyata dan ia mulai disebut sebagai bapa orang percaya.
Ketika kita memperkatakan firman berkali-kali, hal pertama yang akan muncul – dan inilah yang menjadi tanda yang menunjukkan bahwa kita sedang mengalami perubahan – adalah munculnya suatu pengharapan dalam diri kita yang menegaskan bahwa kita pasti akan mengalami janji Tuhan itu (ayat 18), karena Alkitab berkata bahwa pengharapan yang lahir dari Roh tidak akan mengecewakan.

Lalu lebih lanjut dalam ayat 19 dikatakan bahwa ketika kita terus memperkatakan firman, Tuhan akan membawa kehidupan iman kita berpindah, dari hal-hal yang dilandaskan pada hal-hal yang manusiawi kepada kehidupan iman yang berlandaskan kepada-Nya saja. Dengan begitu, permasalahannya bukan lagi pada ‘iman yang kecil’ atau ‘iman yang besar’ tetapi apa yang menjadi fondasi iman kita.

Pada waktu kita mendengarkan firman, belajarlah untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari firman yang kita dengan itu lalu doakan dan ucapkan berkali kali, karena sementara ketika kita melakukan hal tersebut, Tuhan mengganti fondasi iman kita dari fondasi yang manusiawi menjadi fondasi yang ilahi. Sehingga walaupun fakta yang ada bertentangan dengan apa yang menjadi firman Tuhan, pengharapan kita tidak akan pudar karena pengharapan itu tidak dilandaskan pada fakta yang manusiawi.

Ingat, apa yang kita yakini akan menentukan apa yang kita alami. Ketika kita tetap meyakini firman-Nya dan tetap berharap – lepas dari apa yang menjadi fakta dan kondisi yang ada, Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran (ayat 22), dan fakta hidup yang kita miliki akan bisa diubahkan oleh kebenaran.


Blessed To Bless...

Tulisan Rohani


Kerinduan hati saya , bagi mereka yang belum berjumpa dengan YESUS KRISTUS , dapat bertemu secara pribadi dengan Tuhan dan Juruselamat semua manusia melalui Blog ini .
Kasih Allah yang dianugerahkan kepada umat manusia melalui :

Joh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ( Yesus ), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya ( Yesus ) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

dan juga saya dapat melihat setiap orang dapat mengenal Tuhan secara pribadi. dan melalui tulisan -tulisan yang terdapat di Blog ini,  setiap orang yang membacanya dapat mengalami pertumbuhan rohani.

2Timotius 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Ketika Kita menerima DIA sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita akan mengalami Kelahiran baru :

Joh 3:5  Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.  Joh 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah rohJoh 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Perjalanan rohani kita dimulai dengan HATI yang mengasihi dia yaitu dengan MENTAATI dan MELAKUKAN FIRMANNYA.

Joh 14:15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Hidup kita sebagai Anak Allah haruslah senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus :
Rom 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Rom 8:14   Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Rom 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Oleh karena itu MEMBANGUN HUBUNGAN dan PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN adalah PRIORITAS utama dari anak-anakNYA.
Semua karena AnugerahNYA


Blessed To Bless...

THE KINGDOM OF GOD [part 1]


Sebagai orang-orang percaya, Tuhan menghendaki agar kita semua bisa memasuki rencana-Nya dan mewujudkan isi hati-Nya di atas muka bumi ini. Setiap kita memang memiliki kehidupan dan prioritas yang berbeda-beda, tapi ketika kita mulai menyatu dalam corporate destiny di sebuah gereja lokal dan kita mengambil keputusan untuk memprioritaskan rencana Tuhan sebagai prioritas terpenting dalam hidup kita, ketika itulah corporate authority akan mulai tercipta. Setelah corporate authority tercipta, barulah kita bisa berkata “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu.” 



Apa sebetulnya yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah adalah sebuah wilayah teritorial ilahi, tempat di mana Tuhan berkuasa dan memerintah. Sebagai contoh: ketika kita berbicara mengenai Kerajaan Inggris, pada awal tahun 1800-an, Kerajaan Inggris bukan hanya ada di Eropa tetapi meliputi seluruh dunia yang saat itu menjadi wilayah teritorial Inggris. Bedanya, teritorial Kerajaan Inggris adalah teritorial secara lahiriah, sementara teritorial Kerajaan Allah adalah teritorial ilahi dan meliputi seluruh alam semesta, termasuk juga dimensi rohani tempat di mana Tuhan berdiam, yang kita sebut sebagai ‘sorga’.

TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai” (Maz. 24:1-2)

Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa” (Maz. 22:29)

Sesungguhnya Tuhan bukan hanya memerintah di sorga tetapi juga atas seluruh alam semesta, dan sebagai pencipta alam semesta, Ia memiliki kerinduan agar anak-anak-Nya juga dapat berkuasa dan memerintah atas seluruh bumi (Kej. 1:26) – inilah pola awal yang Tuhan miliki ketika Ia berbicara tentang memerintah dan berkuasa (baca juga Maz. 8:2-10).

Ketika kita menghampiri Dia dan memanggil Dia “Tuhan”, sebetulnya kita tidak layak untuk meminta apapun juga, karena sebagai Tuhan Dia hanya layak untuk disembah. Akan tetapi Dia tidak menghendaki kita mengenal Dia hanya pada keberadaan-Nya sebagai Tuhan; Dia juga memperkenalkan diri-Nya sebagai “Bapa”. Ketika Dia menyebut-Nya diri sebagai Bapa, artinya ada orang-orang yang juga Dia sebut sebagai “anak”, dengan tujuan agar si anak dapat mewarisi otoritas yang sama seperti yang Bapa miliki.

Ketika Tuhan menciptakan manusia dan menaruh mereka di Taman Eden, ada satu perintah yang Ia berikan yaitu agar manusia memultiplikasikan dirinya dan menaklukkan setiap area kehidupan yang ada, sampai terjadi perubahan dan pemulihan di segala aspek (Kej. 1:28). Namun untuk itu ada sebuah syarat yang Ia berikan kepada manusia (Kej. 2:16-17), bahwa sebagai anak, kita akan bisa memerintah dan menguasai bumi selama kita terus belajar hidup dalam ketergantungan penuh kepada Dia.

Akan tetapi manusia lebih memilih untuk hidup independen dan tidak lagi bergantung kepada Allah (Kej. 3:1-5), sehingga secara ‘resmi’ iblis berhasil mengambil alih kekuasaan atas bumi ini (1 Yoh. 5:19; Luk. 4:5-6). Artinya, ada satu teritorial yang awalnya Tuhan miliki hilang dari tangan-Nya; bukan disebabkan karena keteledoran-Nya sebagai penguasa tetapi karena ketidaktaatan manusia yang selama ini Ia percayai untuk memerintah dan berkuasa atas bumi.

Tetapi Puji Tuhan, karena dari sejak awal ketika Tuhan melihat otoritas atas bumi diambil oleh si Jahat, Tuhan langsung membuat rencana strategis untuk secara legal mengambil alih kembali otoritas atas bumi ini: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 3:14-15). Kata keturunannya di sini mengacu kepada seorang anak laki-laki.

Itu sebabnya ketika Hawa mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Kain, Hawa berkata, “Aku telah mendapatkan seorang anak laki-laki oleh pertolongan Tuhan” (Kej. 4:1). Dengan kata lain Hawa berpikir bahwa inilah anak laki-laki yang Tuhan janjikan, yang akan mengembalikan otoritas atas muka bumi ke tangan manusia; akan tetapi bukan itu “keturunan” yang Tuhan janjikan. Jika kita membaca ayat berikutnya, kita akan melihat bahwa Iblis bahkan berhasil membujuk Kain untuk menjadi seseorang yang mendengki dan bahkan membunuh saudaranya sendiri, karena Iblis dapat memberikan kuasa dan kemuliaan kepada siapa saja yang ia kehendaki dan yang menaati dia (Luk. 4:6).

Apa yang iblis lakukan ini adalah menjiplak apa yang menjadi rencana Tuhan untuk kemudian ia putar balikkan – ia mengambil alih kekuasaan atas bumi ini dari tangan manusia dan memberikannya kepada siapa saja yang mau membuat kekacauan di bumi ini (Kej. 4:6-7; 6:1-4). Siapa kaum raksasa yang dimaksud dalam Kej. 6 ini? Jika kita mempelajari sejarah dari rencana yang iblis miliki, ketika iblis mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan yaitu melahirkan seorang anak laki-laki yang akan kembali memulihkan otoritas manusia yang sudah hilang, ia berusaha untuk mengacaukan peradaban manusia; ia membuat setiap wanita yang seharusnya melahirkan seorang anak tidak bisa melahirkan anak sebagai garis keturunan ilahi.

Itu sebabnya hampir dalam setiap kasus pelecehan seksual, yang dijadikan objek pelecehan itu seringkali adalah kaum wanita, karena dari merekalah akan lahir benih “sang pembebas”. Begitu pula kadangkala kita mendapati kaum prialah yang dirusak oleh iblis, karena iblis tidak tahu siapa di antara kaum pria itu yang nantinya akan mengembalikan otoritas atas bumi ini kepada manusia. Karena itu ras manusia dikacau dan lahirlah para raksasa (Kej 6:1-4).

Kisah-kisah selanjutnya menceritakan bagaimana setiap bayi laki-laki yang dianggap istimewa langsung dijadikan incaran oleh iblis. Sebagai contoh: ketika Musa lahir, Firaun bangkit; ketika Yesus lahir, bangkitlah Herodes untuk membinasakan bayi laki-laki yang ada.

Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.  Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.  Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.  Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya” (Why. 12:1-5)

Jika kita membaca perikop di atas, yang dimaksud dengan ‘perempuan’ dalam ayat itu bukanlah Hawa tetapi Gereja Tuhan (ayat 3 – Gereja yang dibangun di atas dasar kesempurnaan korban Kristus dan diselimuti oleh kemuliaan Bapa di sorga, yang memiliki posisi rohani yang berkemenangan dan memiliki otoritas untuk memerintah di dalam roh). Ketika Gereja Tuhan melahirkan ‘seorang anak laki-laki’, itulah dia yang Tuhan nubuatkan dalam Kejadian 3. Itu sebabnya kita memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembalikan otoritas pemerintahan atas dunia ini ke dalam tangan manusia.
Jika kita mempelajari sejarah perjalanan iman para hamba Tuhan, kita akan mendapati bahwa Tuhan membangkitkan Abraham untuk membangun sebuah garis keturunan yang baru. Lalu kemudian Tuhan membangkitkan Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan penindasan Mesir. Itu semua adalah gambaran atau “uji coba” yang Tuhan lakukan untuk pada akhirnya melalui Yesus – sang Anak yang diutus ke dunia dan selalu berjalan dalam ketaatan pada kehendak Bapa, bahkan taat sampai mati – iblis tidak memiliki pilihan lain selain mengembalikan otoritas bumi ke tangan manusia yang sudah berjalan dalam ketaatan.
Itu sebabnya dalam Filipi 2:5-11 Alkitab berkata bahwa Allah sangat meninggikan Dia. Perhatikan ayat 5, Paulus berbicara kepada jemaat: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama...”. Kata “kamu” di sini bukan semua manusia atau semua orang percaya, melainkan orang-orang yang sudah lahir baru dan yang telah mewarisi DNA Kristus, untuk menaruh pikiran dan perasaan yang juga terdapat di dalam Kristus Yesus.

Ketika Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh tentara Amerika pada tahun 1945, seketika itu juga Jepang menyerah tanpa syarat. Masalahnya, tentara-tentara Jepang di Indonesia yang belum mendengar tentang berita kekalahan Jepang bertindak seakan-akan mereka masih berkuasa, demikian pula masih ada daerah-daerah dan orang-orang di Indonesia yang masih tetap tunduk kepada tentara Jepang. Sampai suatu kali ketika mereka mendengar dari radio bahwa Kekaisaran Jepang menyatakan diri takluk kepada Sekutu, seketika itu juga mereka bangkit untuk melawan karena mereka tahu bahwa Jepang sudah kalah.

Hal yang sama sudah terjadi 2000 tahun yang lalu; ketika Yesus menang atas maut, Ia kembali memerintah dan segala kekuasaan dan otoritas atas dunia sudah dikembalikan lagi ke tangan manusia. Masalahnya, masih banyak teritorial-teritorial yang belum mendengar kabar baik tersebut – mereka masih dikendalikan di bawah kekuasaan si Jahat.

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20).

Itu sebabnya Yesus memberikan kita perintah untuk ”pergi” menjangkau berbagai belahan ‘dunia’ – dunia pendidikan, dunia politik, dunia bisnis, dan dunia-dunia lainnya – yang masih belum mengetahui bahwa otoritas sudah Tuhan kembalikan ke tangan manusia lewat sang Anak. Dengan kata lain, Yesus memerintahkan kita untuk memultiplikasikan diri kita, memasuki setiap area kehidupan dan melakukan perubahan, dan memastikan terjadi perubahan nature sehingga terjadi pemulihan dalam segala aspek kehidupan.

Artinya, kita bukan hanya ditetapkan untuk menjadi ‘pangeran Allah’ tetapi Tuhan juga menunjuk kita sebagai ‘duta besar’ Kerajaan Sorga. Seorang duta besar hanya tunduk kepada hukum dari negara yang mengutusnya dan memiliki kekebalan terhadap hukum dari negara tempat ia diutus. Demikian pula kita, sebagai duta besar Kerajaan Sorga, kita tidak perlu lagi hidup menurut hukum dunia ini. 

Oleh karena itu kitab Ibrani berkata bahwa Tuhan membawa kita untuk hidup dalam Kerajaan yang tak tergoncangkan. Sementara hukum dunia ini terus mengalami perubahan dan kegoncangan, sebagai duta besar Kerajaan Sorga, kita hidup dalam hukum yang berbeda. Ketika kita sebagai orang-orang benar tinggal di dalam negeri, ada harapan bagi negeri untuk alami perubahan.
 



Blessed To Bless...

Roh Kudus




I. PENDAHULUAN

Dalam sejarah kekristenan setidaknya pernah ada dua kesalahan besar yang terjadi seputar pemahaman tentang tentang Roh Kudus. Kesalahan yang pertama dari kelompok yang yang kurang memberikan perhatian kepada Roh Kudus. Mereka ini menganggap Roh Kudus hanyalah kuasa, suatu sifat ilahi yang tidak berpribadi – Ia bukan oknum Allah. Sedangkan kesalahan yang kedua dari kelompok yang berlebihan mengajarkan tentang Roh Kudus sehingga segala sesuatu dihubungkan dengan Roh Kudus. Kesalahan ini tidak hanya terjadi pada masa lalu, tetapi saat ini juga tidak sedikit orang Kristen yang melakkan kesalahan yang sama.

Kedua pengajaran ini merupakan pengajara yang tidak seimbang. Karena itu di sini akan dipaparkan tentang pengajaran Roh Kudus sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab.

II. SIAPA ROH KUDUS

Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan benar tentang Roh Kudus tidak dapat diperoleh dari literatur agama, pernyataan ahli teologi atau dari tempat yang lain karena semuanya itu bisa saja salah. Hanyalah Alkitab yang bisa menjadi satu-satunya sumber terpercaya tentang Roh Kudus karena Roh Kudus sendirilah yang menginspirasi penulisan Alkitab dan tentunya Roh Kudus sudah menyingkapkan dalam buku itu tentang siapa Diri-Nya yang sebenarnya.

Dari Alkitab kita memperoleh suatu kenyataan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi bukan kuasa sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang. Adapun catatan Alkitab yang membuktikan kepribadian Roh Kudus, yaitu Ia mempunyai pikiran, emosi dan kemauan. Hanyalah sesuatu yang berkepribadian yang memiliki tiga hal ini. Sebagai tambahan, beberapa bukti lain tentang kepribadian Roh Kudus,
yaitu Ia berkata-kata (Wah 2:7), Ia memimpin (Kis 8:29) dan Ia memimbing (Yoh 16:13).

Lebih dari hanya satu pribadi, Roh Kudus ini adalah pribadi yang tidak sama dengan makhluk jasmani. Dari namanya sudah terlihat bahwa pribadi ini merupakan pribadi rohani. Dan lebih khusus lagi pribadi rohani ini adalah Allah itu sendiri. Dari Alkitab bisa diperoleh banyak catatan yang menunjukkan keilahian Roh Kudus, diantaranya yaitu Ia kekal (Ibr 9:14), Ia Mahakuasa (Luk 1:35), Ia Mahatahu (1 Kor 2:10-11) dan Ia Pencipta (Kej 1:2). Hanyalah Allah yang memiliki sifat-sifat seperti ini.

Siapa Roh Kudus? Bila pertanyaan ini diajukan kepada jemaat, kita bisa menjawabnya dengan penuh keyakinan berdasarkan kesaksian Alkitab bahwa Roh Kudus adalah Allah. Ia sama seperti dengan Allah Bapa dan Allah Anak yang terhisap dalam ketritunggalan yang kudus. Ketiganya sehakekat, tidak ada yang lebih rendah atau yang lebih tinggi dari yang lain.

III. PEKERJAAN ROH KUDUS

Dari Alkitab kita bisa memperoleh informasi bahwa sepanjang sejarah Roh Kudus aktif berkarya ditengah-tengah dunia ini. Roh Kudus bekerja dalam tiga bagian utama sejarah dunia, yaitu pertama dari masa penciptaan sampai masa kelahiran Kristus, kedua dari masa kelahiran Kristus sampai masa pentakosta dan ketiga dari masa pentakosta sampai masa sekarang.

Pekerjaan Roh Kudus pada bagian pertama, yaitu Ia terlibat dalam proses penciptaan. Menurut Kej 1:2 saat penciptaan berlangsung Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Dalam bahasa Ibrani kata melayang-layang ini juga berarti ‘mengerami’. Sama seperti induk ayam mengerami telor-telornyanya dengan tujuan agar menetas dan menghasilkan kehidupan, demikianlah Roh Kudus mengerami ciptaan dengan tujuan supaya ada kehidupan yang baru. Disamping itu Roh Kudus juga bekerja dengan menguasai umat-Nya untuk melakukan misi-misi

tertentu contohnya ketika mengilhami para nabi (Yer 31:33) dan memberikan keahlian (Kel 31:3).
Lalu pekerjaan Roh Kudus pada bagian kedua berpusat pada pribadi Kristus dan jemaat mula-mula. Ketika Kristus berinkarnasi ke dalam dunia Roh Kudus yang turun atas Maria (Luk 1:37), sepanjang pelayanan Kristus, Roh Kudus senantiasa menyeratai-Nya (Luk 4:18), dan ketika Kristus mati Ia dibangkitkan pada hari ketiga oleh Roh Kudus (Rom 8:11). Sedangkan pekerjaan Roh Kudus diantara jemaat mula-mula jelas sekali buahnya Ia memenuhi murid-murid sehingga mereka mampu melakukan banyak perkara besar (Kis 2:4).

Dan pekerjaan Roh Kudus pada bagian ketiga, yaitu tinggal di tengah-tengah umat-Nya (Kis 2:33), menginsafi dunia akan dosa (Yoh 16:7-11), mengendalikan kejahatan (2 Tes 2:7) dan memimpin gereja-Nya (1 Kor 12:13-14).

Itulah beberapa bagian pekerjaan Roh Kudus di dunia ini. Dan sebagaimana tercatat dalam Rom 8:28 semua pekerjaan itu bermuara pada kita untuk mendatangkan kebaikan kita orang yang mengasihi-Nya. Sebagai catatan, kalau yang dijelaskan di sini hanya pekerjaan Roh Kudus sepanjang sejarah dunia bukan berarti pekerjaan Roh Kudus terbatas dalam ruang lingkup itu saja. Tidak! Kalau kita meyakini Roh Kudus adalah Allah yang kekal (Ibr 9:14) maka Ia sudah aktif berkarya jauh sebelum dunia ini ada dan akan terus aktif berkarya ketika dunia ini berlalu nanti.

IV. EKSISTENSI ROH KUDUS DALAM GEREJA

Saat ini oleh karena kekurangan informasi atau kurang memperlajari isi Alkitab sebagian orang Kristen terlalu cepat mengeluarkan pernyatan-pernyataan yang tidak masuk akal. Salah satu dari pernyataan itu, yaitu tentang ada atau tidak adanya Roh Kudus dalam gereja tertentu. Ini merupakan kekeliruan karena mendasarkan keyakinan tentang ada atau tidak adanya Roh Kudus dalam gereja berdasarkan pada manifestasi atau fenomena tertentu, misalnya berbahasa lidah. Jika di dalam

Jika di dalam gereja ada karunia bahasa lidah maka di situ ada Roh Kudus sebaliknya jika tidak ada karunia demikian maka di situ tidak ada Roh kudus.

Keberadaan Roh Kudus dalam gereja tidak dapat didasarkan pada konsep yang dibuat manusia seperti di atas tetapi berdasarkan apa kata Alkitab. Beberapa catatan Alkitab tentang hubungan Roh Kudus dengan gereja, yaitu pertama Roh Kuduslah yang menjadikan gereja-Nya (1 Kor 12:13-14). Kedua, oleh Roh Kudus, Allah hadir di dalam gereja(Ef 2:22). Dan yang ketiga, Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani kepada jemaat untuk maksud pembangunan tubuh Kristus (gereja).

Dengan semua informasi dari Alkitab ini bisa diketahui bahwa Roh Kudus ada tinggal tetap dalam gereja-Nya. Tidak ada gereja yang tidak ada Roh Kudus di dalamnya. Yang membedakan gereja satu dengan yang lain barangkali karya Roh Kudus di dalam gereja tersebut tetapi mengenai oknum Roh yang ada dalam semua gereja tetap sama, yaitu Roh Allah yang Kudus. Sebagai tambahan: Setiap gereja yang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan di dalamnya pasti ada Roh Kudus karena antara Yesus dengan Roh Kudus yang terhisap dalam ketritunggalan kudus tidak mungkin diceraikan. Dimana ada Yesus pasti di situ ada Roh Kudus dan begitu sebaliknya.

V. PENUTUP

Akhirnya biarlah kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus meyakini bahwa Roh kudus merupakan pribadi Allah. Dan Ia aktif berkarya sejak awal dunia sampai sekarang ini. Selain itu Roh Kudus juga ada hadir dalam gereja. 
 
 
 
Blessed To Bless...

MENGENALI JENIS-JENIS PELAYANAN DARI TUHAN

   
  Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada musim atau masanya. Contohnya, pada bulan Agustus-September, kita memasuki peralihan dari musim panas ke musim hujan – itu adalah target yang sebetulnya sudah ditetapkan oleh hukum alam. Contoh lainnya adalah ketika bulan Desember tiba, kita juga tahu bahwa musim durian segera datang. Meskipun teknologi pertanian masa kini bisa membuat beberapa pohon tertentu seakan-akan bisa terus dipanen setiap bulan, namun secara hukum alam, ada musim-musim tertentu yang pasti akan selalu kita lihat terjadi.

Demikian pula Tuhan sudah menetapkan target-target rohani untuk setiap orang percaya – ada target-target tertentu yang harus kita capai dalam hidup kita. Ketika kita memasuki target yang Tuhan tetapkan tersebut, ketika itulah kehidupan kita akan mulai bisa memanifestasikan kemuliaan Tuhan, sesuai dengan level anugerah yang kita capai pada target yang Tuhan tetapkan tersebut.
Selama ini, ada cukup banyak orang percaya yang belum mengetahui kebenaran ini, dan kalaupun mereka sudah mengetahuinya, masalah, konflik batin, dan berbagai hal lainnya telah berhasil menahan mereka untuk memasuki target yang Tuhan sudah tetapkan atas hidup dan pelayanan mereka. Akan tetapi hari ini saya deklarasikan, “Tuhan sedang mencurahkan roh percepatan ilahi atas setiap kita, sehingga kalaupun ada di antara Anda yang merasa masih berada di bawah target yang Tuhan tetapkan, engkau akan alami adanya percepatan ilahi dalam hidupmu – Roh Kudus akan bekerja sedemikian rupa dalam hidupmu sehingga engkau bisa mencapai target yang Tuhan tetapkan. Roh terobosan ilahi telah Dia curahkan, dan apapun yang selama ini menghalangi dan menghambatumu akan mulai Dia terobos dan hancurkan. Selama engkau mau bekerja sama dengan Dia, engkau akan terus alami percepatan ilahi datang.”

Jika Anda bertanya, apa yang sebenarnya menjadi target Tuhan bagi Gereja-Nya, jawabannya adalah: Tuhan telah menetapkan bahwa pada bulan-bulan ini, semua kita akan mulai memasuki pelayanan kita yang sejati, dan kita akan mendapati Tuhan telah menyediakan ladang pelayanan kita masing-masing, sehingga tidak ada satupun di antara kita yang masih akan didapati Tuhan menganggur secara rohani, karena semua kita telah ditetapkan Tuhan untuk ikut terlibat dalam pelayanan.

Dalam kitab Hakim-hakim, ada beberapa tokoh Alkitab yang dibawa oleh Tuhan untuk masuk dalam pelayanan. Jika kita mempelajari kondisi bangsa Israel pada jaman kitab Hakim-hakim, pada waktu itu belum ada raja atau pemimpin yang memerintah Israel – yang ada hanyalah orang-orang yang dibangkitkan Tuhan untuk memimpin dan menjadi hakim di Israel. Biasanya, mereka dipakai Tuhan untuk memimpin orang Israel melewati segala tekanan dan pergumulan yang timbul sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka. Selama hakim tersebut hidup, orang Israel akan terus berjalan dalam kebenaran, tetapi begitu si hakim mati, orang Israel akan kembali tercerai berai dan tidak lagi hidup dalam kebenaran, sampai Tuhan mengangkat hakim yang baru lagi.
Jangankan di kalangan non-Kristen, bahkan di kalangan orang Kristen sekalipun ada banyak sekali mereka yang “terlantar” secara rohani; mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka mengalami kekeringan/kesuaman/kematian rohani, dan mereka membutuhkan orang-orang yang Tuhan bangkitkan untuk memimpin dan mempengaruhi hidup mereka untuk kembali berjalan dalam kebenaran, agar mereka juga bisa menikmati anugerah Tuhan yang sama dalam hidup mereka – seperti inilah kondisi yang kita dapati dalam kitab Hakim-hakim.
Dari sekian banyaknya tokoh Alkitab yang dicatat dalam kitab Hakim-hakim, ada beberapa yang sanga menarik untuk kita pelajari tentang cara Tuhan membawa mereka masuk ke dalam pelayanan mereka yang sejati, karena saya percaya bahwa dengan cara-cara yang sama juga Tuhan akan membawa kita memasuki pelayanan kita yang sesungguhnya.

Bagaimana kita bisa mengenali pekerjaan Roh dalam hidup kita?

1.      Melalui penunjukan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

“.. Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu” Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh...” (Hakim-hakim 4:1-10).

Selama ini kita hanya mempelajari dan memperhatikan tentang Debora – seorang nabiah yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, tapi kita hampir tidak pernah berbicara tentang Barak. Padahal, dalam Ibrani 11:30-33, nama Debora bahkan tidak tercatat di sana – yang tertulis adalam nama Barak. [Untuk saat ini kita belum akan membahas alasan mengapa bukan Debora yang disebutkan di Ibrani 11.] Akan tetapi,  kita perlu memperhatikan bahwa Barak bisa mulai memasuki pelayanannya oleh karena penunjukan seorang pemimpin, yaitu Debora. Pada saat itu, Deboralah yang menjadi pemimpin di Israel.
Hal yang sama akan kita alami – Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam area-area pelayanan kita karena penunjukan seorang pemimpin. Tapi dalam kasus Barak, Debora terpaksa harus berkata kepada Barak bahwa Barak tidak akan mendapatkan kehormatan daari kemenangan yang mereka raih. Mengapa demikian? Karena dalam ayat 8 kita mendapati bahwa Barak mengemukakan berbagai alasan dan syarat kepada Debora sebagai pemimpin, “Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.”. Seringkali, Tuhan akan mulai memakai pemimpin yang ada di atas kita untuk membawa kita masuk ke dalam sebuah pelayanan. Ketika sang pemimpin mulai mengenali potensi atau skill yang ada dalam hidup kita lalu kemudian pemimpin itu mulai melakukan penunjukan dan memberikan perintah, saya mendorong Anda untuk hanya berkata ‘YA’ dan kerjakan dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi arahan dan perintah dari pemimpin tersebut.

Ketika engkau menerima penunjukan dari seorang pemimpin dan engkau mengajukan syarat dan alasan, maka kehormatan/kemuliaan yang seharusnya menyertaimu akan hilang. Karena itu pastikan, ketika Tuhan sungguh-sungguh ingin membawa Anda masuk ke dalam sebuah pelayanan melalui penunjukan seorang pemimpin, jangan pernah memberikan syarat apapun; lakukan apa yang menjadi bagianmu dengan ketulusan dan segenap hati, dan kemuliaan Tuhan akan terus menyertaimu. Sebaliknya, jika engkau mengemukakan berbagai macam alasan dan syarat, engkau akan kehilangan kemuliaan itu, karena sikap hati yang engkau miliki sudah keliru sejak awal.

Karena itu, pastikan engkau memiliki sikap hati yang benar – sikap hati yang tulus dan semata-mata karena engkau ingin menyukakan hati Tuhan; miliki hati yang terus haus dan lapar akan Tuhan, karena dari sanalah sumber pelayananmu akan mengalir. Pelayanan yang sejati bukan datang karena kita mampu atau bisa, tetapi karena Tuhan yang bekerja dalam hidup kita. Sikap hati yang benar akan membuat penyertaan Tuhan selalu nyata atas hidup yang pelayanan kita.

2.      Melalui arahan yang Tuhan beri atau dorongan Roh yang kita alami di dalam batin kita.

“Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian” (Hakim-hakim 6:12-13).

Dari apa yang diucapkan oleh Gideon, kita bisa melihat bahwa dalam hati Gideon ada banyak sekali kerinduan dan benih-benih ilahi yang bekerja dalam hidupnya. Gideon terus teringat kepada bagaimana Tuhan memakai Musa untuk membebaskan orang Israel, Yosua untuk merobohkan tembok Yerikho dan merebut sebagian besar Kanaan. Tapi ketika Gideon melihat realita yang ada, muncul suatu sikap hati yang rindu agar hidupnya dipakai oleh Tuhan. Akibatnya, dorongan yang Gideon rasakan untuk dia melakukan sesuatu bisa dengan mudah dia responi. Kalaupun ada banyak hambatan dan halangan manusiawi yang dia hadapi – Gideon adalah anak yang paling kecil, dari keluarga yang terkecil dari sebuah kaum yang terkecil dari antara suku di Israel – tapi ketika Roh Kudus mulai menggerakkan Gideon dan Gideon meniup sangkakalanya (Hak. 7:1-2), 32.000 orang pun segera berkumpul untuk menyertai Gideon.
Seandainya kita bisa terus menjaga hati kita untuk selalu rindu dipakai oleh Tuhan, Roh Kudus akan mulai memberikan dorongan tentang apa yang seharusnya kita lakukan di dalam diri kita. Ketika kita belajar menaati setiap dorongan Roh, Tuhan akan terus membukakan pintu kesempatan untuk kita dapat menjadi berkati bagi orang lain.

Karena itu, belajarlah untuk selalu menaati setiap perintah dan arahan yang Tuhan beri – segentar dan setakut apapun engkau – sama seperti Gideon (Hak. 6:25-27), karena ketaatan kita akan membuat kita selalu melihat penyertaan dan pembelaan Tuhan dalam melakukan apa yang menjadi perintah dan arahan-Nya itu (ayat 28-30). Ingat, setiap langkah ketaatan pasti akan menciptakan perubahan! Ketaatan kita juga seringkali akan membuktikan bahwa ketakutan dan kekhawatiran yang kita miliki sebenarnya tidak beralasan, karena ketika Tuhan sudah berfirman, semua pertimbangan manusiawi yang paling akurat sekalipun menjadi salah; ketika Tuhan berfirman, situasi dan keadaan yang ada pasti akan berubah.
Satu langkah ketaatan sederhana akan menghantarkan kita kepada dampak yang lebih besar, sehingga pada akhirnya ketika ada langkah ketaatan yang sangat menentukan yang harus kita ambil, kita akan selalu bisa menaati apa yang menjadi arahan Tuhan dan dampak yang luar biasapun akan kita lihat terjadi karena ketaatan kita.

3.      Melalui kesempatan yang datang dari situasi dan keadaan yang ada.

“Kemudian bani Amon dikerahkan dan berkemah di Gilead, sedang orang Israel berkumpul dan berkemah di Mizpa. Maka para pemimpin bangsa di Gilead berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah orang yang berani memulai peperangan melawan bani Amon itu? Dialah yang harus menjadi kepala atas seluruh penduduk Gilead”” (Hakim-hakim 10:17-18).
Pada waktu itu, seluruh orang Israel seakan-akan kehilangan keberanian mereka untuk menghadapi bani Amon. Sampai-sampai, para pemimpin yang ada memutuskan bahwa siapa yang berani melawan bani Amon – orang itu akan ditunjuk menjadi pemimpin di Israel.

Lalu dalam Hak. 11:1 Alkitab berkata,  “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa...” – cocok dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Akan tetapi, Yefta memiliki latar belakang yang sangat buruk: ia adalah anak seorang perempuan sundal, diusir dari keluarganya, berkumpul dengan para perampok, dan bahkan menjadi pemimpin para perampok  (Hak. 11:1-3). Selama sekian waktu lamanya, Yefta mungkin menyesali pengalaman masa lalunya dan ia sulit melihat kebaikan Tuhan di dalam perjalanan hidupnya, sampai ketika para tua-tua Gilead datang kepada Yefta dan meminta Yefta untuk menjadi pemimpin atas mereka (Hak. 11:4-11). Saya percaya, pada saat itu juga Yefta bisa melihat bagaimana perjalanan hidupnya sudah ditetapkan oleh Tuhan, membentuk dan mempersiapkan Yefta untuk bisa dilepaskan pada waktunya.

Hal yang sama juga akan terjadi atas beberapa dari antara Anda. Mungkin saat ini Anda masih menyesali apa yang pernah Anda alami atau perbuat di masa lampau, tapi selama Anda terus meresponi segala hal yang Anda hadapi dengan roh pertobatan dan sikap hati yang selalu ingin menyukakan hati Tuhan, Tuhan pun akan memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang pernah Anda alami di masa lalu untuk kebaikan Anda sendiri, untuk membentuk dan mempersiapkan Anda sehingga pada akhirnya memberi keuntungan untuk Anda sendiri.

Namun lepas dari semua itu, ada satu hal yang harus saya garis bawahi: semua peristiwa buruk yang Yefta alami di masa lalunya bukanlah akibat perbuatan atau kesalahan Yefta; Yefta bukan pelaku melainkan korban dari keadaan yang disebabkan oleh orangtua dan saudara-saudaranya. Dan karena Yefta selalu memiliki hati yang bersih dan tertuju kepada Tuhan dan rencana-Nya, maka lepas dari semua yang ia alami, itu semua menjadi semacam suatu proses pembentukan yang Yefta harus ikuti dan lalui. Ketika waktunya tiba, Tuhan justru memunculkan Yefta sebagai pemimpin di Israel.

Selama ini, beberapa dari Anda mungkin merasa seakan-akan apa yang engkau lakukan hanyalah hal-hal yang sepele dan sederhana, bahkan hal-hal yang mungkin kurang engkau sukai. Saya mendorong Anda untuk terus melakukannya dengan tekun dan setia, karena akan tiba waktunya Tuhan akan membukakan pintu kesempatan untuk Anda bertemu dengan “tua-tua Gilead”mu. Dan saat Anda bertemu dengan mereka, Anda sudah memiliki keahlian dan posisi rohani yang Anda butuhkan untuk bisa menghasilkan perubahan; pintu pelayananpun akan mulai terbuka lebar bagi Anda.

4.      Melalui peristiwa sehari-hari dan pengalaman hidup yang kita alami.

“Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.”  Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel” (Hakim-hakim 14:1-4).

Dari ayat-ayat di atas, Alkitab menceritakan bahwa meskipun Simson adalah seorang nazir Allah, Simson menjalani hidup seperti layaknya anak-anak muda lain di Israel. Sampai suatu waktu ketika ia ada di Timna, ia melihat seorang gadis Filistin dan hatinya tertambat kepada gadis itu, bahkan sampai meminta orangtuanya untuk mengambil gadis itu menjadi isterinya.

Akan tetapi, lepas dari semua itu, Alkitab juga menceritakan bahwa semua itu bisa terjadi oleh karena skenario tangan Tuhan, karena Simson memang harus mencari gara-gara dengan orang Filistin [pada waktu itu orang Filistin menguasai seluruh Israel]. Karena Tuhan sudah menyatakan bahwa lewat hidup Simson, akan dimulai penyelamatan atas Israel dari tangan orang Filistin (Hak. 13:5).

Dari cerita tentang Simson ini kita mendapati bahwa Simson memasuki pelayanannya melalui peristiwa hidup sehari-hari yang dia alami, yang tanpa ia sadari, justru Tuhan pakai untuk menggiring dia memenuhi panggilan hidupnya. Demikian pula, akan tiba sekali waktu di mana Anda juga akan mendapati bahwa peristiwa sehari-hari yang Anda alami justru akan menjadi sarana yang Tuhan pakai untuk membukakan pintu pelayanan bagi Anda.

Saya juga pernah mendengar beberapa hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa untuk menangani dan melayani anak-anak yang menderita down syndrome atau keterbelakangan mental, dimulai ketika mereka pertama-tama memiliki seorang anak yang menderita penyakit yang sama. Mereka mendoakan dan melayani anak mereka, sambil belajar dari Tuhan, dan ketika mujizat mulai terjadi, dimulailah pelayanan itu untuk memberkati orang-orang lain.

Ada banyak hal yang Anda bisa alami bersama Tuhan, tapi pastikan Anda terus dengan-dengaran dengan Tuhan, terus bangun persekutuan Anda dengan Tuhan, dan ikuti setiap dorongan dan arahan yang Tuhan berikan kepada Anda. Situasi dan keadaan apapun yang sedang engkau alami, responilah secara ilahi, karena seringkali apa yang engkau alami adalah cara Tuhan untuk membawamu memasuki destinymu. Dengan demikian, apa yang engkau alami secara pribadi bersama Tuhan akan memberkati banyak orang yang lain.



Blessed To Bless...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Holy Spirit