Saturday, April 9, 2011

MENGENALI JENIS-JENIS PELAYANAN DARI TUHAN

   
  Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada musim atau masanya. Contohnya, pada bulan Agustus-September, kita memasuki peralihan dari musim panas ke musim hujan – itu adalah target yang sebetulnya sudah ditetapkan oleh hukum alam. Contoh lainnya adalah ketika bulan Desember tiba, kita juga tahu bahwa musim durian segera datang. Meskipun teknologi pertanian masa kini bisa membuat beberapa pohon tertentu seakan-akan bisa terus dipanen setiap bulan, namun secara hukum alam, ada musim-musim tertentu yang pasti akan selalu kita lihat terjadi.

Demikian pula Tuhan sudah menetapkan target-target rohani untuk setiap orang percaya – ada target-target tertentu yang harus kita capai dalam hidup kita. Ketika kita memasuki target yang Tuhan tetapkan tersebut, ketika itulah kehidupan kita akan mulai bisa memanifestasikan kemuliaan Tuhan, sesuai dengan level anugerah yang kita capai pada target yang Tuhan tetapkan tersebut.
Selama ini, ada cukup banyak orang percaya yang belum mengetahui kebenaran ini, dan kalaupun mereka sudah mengetahuinya, masalah, konflik batin, dan berbagai hal lainnya telah berhasil menahan mereka untuk memasuki target yang Tuhan sudah tetapkan atas hidup dan pelayanan mereka. Akan tetapi hari ini saya deklarasikan, “Tuhan sedang mencurahkan roh percepatan ilahi atas setiap kita, sehingga kalaupun ada di antara Anda yang merasa masih berada di bawah target yang Tuhan tetapkan, engkau akan alami adanya percepatan ilahi dalam hidupmu – Roh Kudus akan bekerja sedemikian rupa dalam hidupmu sehingga engkau bisa mencapai target yang Tuhan tetapkan. Roh terobosan ilahi telah Dia curahkan, dan apapun yang selama ini menghalangi dan menghambatumu akan mulai Dia terobos dan hancurkan. Selama engkau mau bekerja sama dengan Dia, engkau akan terus alami percepatan ilahi datang.”

Jika Anda bertanya, apa yang sebenarnya menjadi target Tuhan bagi Gereja-Nya, jawabannya adalah: Tuhan telah menetapkan bahwa pada bulan-bulan ini, semua kita akan mulai memasuki pelayanan kita yang sejati, dan kita akan mendapati Tuhan telah menyediakan ladang pelayanan kita masing-masing, sehingga tidak ada satupun di antara kita yang masih akan didapati Tuhan menganggur secara rohani, karena semua kita telah ditetapkan Tuhan untuk ikut terlibat dalam pelayanan.

Dalam kitab Hakim-hakim, ada beberapa tokoh Alkitab yang dibawa oleh Tuhan untuk masuk dalam pelayanan. Jika kita mempelajari kondisi bangsa Israel pada jaman kitab Hakim-hakim, pada waktu itu belum ada raja atau pemimpin yang memerintah Israel – yang ada hanyalah orang-orang yang dibangkitkan Tuhan untuk memimpin dan menjadi hakim di Israel. Biasanya, mereka dipakai Tuhan untuk memimpin orang Israel melewati segala tekanan dan pergumulan yang timbul sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka. Selama hakim tersebut hidup, orang Israel akan terus berjalan dalam kebenaran, tetapi begitu si hakim mati, orang Israel akan kembali tercerai berai dan tidak lagi hidup dalam kebenaran, sampai Tuhan mengangkat hakim yang baru lagi.
Jangankan di kalangan non-Kristen, bahkan di kalangan orang Kristen sekalipun ada banyak sekali mereka yang “terlantar” secara rohani; mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka mengalami kekeringan/kesuaman/kematian rohani, dan mereka membutuhkan orang-orang yang Tuhan bangkitkan untuk memimpin dan mempengaruhi hidup mereka untuk kembali berjalan dalam kebenaran, agar mereka juga bisa menikmati anugerah Tuhan yang sama dalam hidup mereka – seperti inilah kondisi yang kita dapati dalam kitab Hakim-hakim.
Dari sekian banyaknya tokoh Alkitab yang dicatat dalam kitab Hakim-hakim, ada beberapa yang sanga menarik untuk kita pelajari tentang cara Tuhan membawa mereka masuk ke dalam pelayanan mereka yang sejati, karena saya percaya bahwa dengan cara-cara yang sama juga Tuhan akan membawa kita memasuki pelayanan kita yang sesungguhnya.

Bagaimana kita bisa mengenali pekerjaan Roh dalam hidup kita?

1.      Melalui penunjukan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

“.. Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu” Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh...” (Hakim-hakim 4:1-10).

Selama ini kita hanya mempelajari dan memperhatikan tentang Debora – seorang nabiah yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, tapi kita hampir tidak pernah berbicara tentang Barak. Padahal, dalam Ibrani 11:30-33, nama Debora bahkan tidak tercatat di sana – yang tertulis adalam nama Barak. [Untuk saat ini kita belum akan membahas alasan mengapa bukan Debora yang disebutkan di Ibrani 11.] Akan tetapi,  kita perlu memperhatikan bahwa Barak bisa mulai memasuki pelayanannya oleh karena penunjukan seorang pemimpin, yaitu Debora. Pada saat itu, Deboralah yang menjadi pemimpin di Israel.
Hal yang sama akan kita alami – Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam area-area pelayanan kita karena penunjukan seorang pemimpin. Tapi dalam kasus Barak, Debora terpaksa harus berkata kepada Barak bahwa Barak tidak akan mendapatkan kehormatan daari kemenangan yang mereka raih. Mengapa demikian? Karena dalam ayat 8 kita mendapati bahwa Barak mengemukakan berbagai alasan dan syarat kepada Debora sebagai pemimpin, “Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.”. Seringkali, Tuhan akan mulai memakai pemimpin yang ada di atas kita untuk membawa kita masuk ke dalam sebuah pelayanan. Ketika sang pemimpin mulai mengenali potensi atau skill yang ada dalam hidup kita lalu kemudian pemimpin itu mulai melakukan penunjukan dan memberikan perintah, saya mendorong Anda untuk hanya berkata ‘YA’ dan kerjakan dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi arahan dan perintah dari pemimpin tersebut.

Ketika engkau menerima penunjukan dari seorang pemimpin dan engkau mengajukan syarat dan alasan, maka kehormatan/kemuliaan yang seharusnya menyertaimu akan hilang. Karena itu pastikan, ketika Tuhan sungguh-sungguh ingin membawa Anda masuk ke dalam sebuah pelayanan melalui penunjukan seorang pemimpin, jangan pernah memberikan syarat apapun; lakukan apa yang menjadi bagianmu dengan ketulusan dan segenap hati, dan kemuliaan Tuhan akan terus menyertaimu. Sebaliknya, jika engkau mengemukakan berbagai macam alasan dan syarat, engkau akan kehilangan kemuliaan itu, karena sikap hati yang engkau miliki sudah keliru sejak awal.

Karena itu, pastikan engkau memiliki sikap hati yang benar – sikap hati yang tulus dan semata-mata karena engkau ingin menyukakan hati Tuhan; miliki hati yang terus haus dan lapar akan Tuhan, karena dari sanalah sumber pelayananmu akan mengalir. Pelayanan yang sejati bukan datang karena kita mampu atau bisa, tetapi karena Tuhan yang bekerja dalam hidup kita. Sikap hati yang benar akan membuat penyertaan Tuhan selalu nyata atas hidup yang pelayanan kita.

2.      Melalui arahan yang Tuhan beri atau dorongan Roh yang kita alami di dalam batin kita.

“Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian” (Hakim-hakim 6:12-13).

Dari apa yang diucapkan oleh Gideon, kita bisa melihat bahwa dalam hati Gideon ada banyak sekali kerinduan dan benih-benih ilahi yang bekerja dalam hidupnya. Gideon terus teringat kepada bagaimana Tuhan memakai Musa untuk membebaskan orang Israel, Yosua untuk merobohkan tembok Yerikho dan merebut sebagian besar Kanaan. Tapi ketika Gideon melihat realita yang ada, muncul suatu sikap hati yang rindu agar hidupnya dipakai oleh Tuhan. Akibatnya, dorongan yang Gideon rasakan untuk dia melakukan sesuatu bisa dengan mudah dia responi. Kalaupun ada banyak hambatan dan halangan manusiawi yang dia hadapi – Gideon adalah anak yang paling kecil, dari keluarga yang terkecil dari sebuah kaum yang terkecil dari antara suku di Israel – tapi ketika Roh Kudus mulai menggerakkan Gideon dan Gideon meniup sangkakalanya (Hak. 7:1-2), 32.000 orang pun segera berkumpul untuk menyertai Gideon.
Seandainya kita bisa terus menjaga hati kita untuk selalu rindu dipakai oleh Tuhan, Roh Kudus akan mulai memberikan dorongan tentang apa yang seharusnya kita lakukan di dalam diri kita. Ketika kita belajar menaati setiap dorongan Roh, Tuhan akan terus membukakan pintu kesempatan untuk kita dapat menjadi berkati bagi orang lain.

Karena itu, belajarlah untuk selalu menaati setiap perintah dan arahan yang Tuhan beri – segentar dan setakut apapun engkau – sama seperti Gideon (Hak. 6:25-27), karena ketaatan kita akan membuat kita selalu melihat penyertaan dan pembelaan Tuhan dalam melakukan apa yang menjadi perintah dan arahan-Nya itu (ayat 28-30). Ingat, setiap langkah ketaatan pasti akan menciptakan perubahan! Ketaatan kita juga seringkali akan membuktikan bahwa ketakutan dan kekhawatiran yang kita miliki sebenarnya tidak beralasan, karena ketika Tuhan sudah berfirman, semua pertimbangan manusiawi yang paling akurat sekalipun menjadi salah; ketika Tuhan berfirman, situasi dan keadaan yang ada pasti akan berubah.
Satu langkah ketaatan sederhana akan menghantarkan kita kepada dampak yang lebih besar, sehingga pada akhirnya ketika ada langkah ketaatan yang sangat menentukan yang harus kita ambil, kita akan selalu bisa menaati apa yang menjadi arahan Tuhan dan dampak yang luar biasapun akan kita lihat terjadi karena ketaatan kita.

3.      Melalui kesempatan yang datang dari situasi dan keadaan yang ada.

“Kemudian bani Amon dikerahkan dan berkemah di Gilead, sedang orang Israel berkumpul dan berkemah di Mizpa. Maka para pemimpin bangsa di Gilead berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah orang yang berani memulai peperangan melawan bani Amon itu? Dialah yang harus menjadi kepala atas seluruh penduduk Gilead”” (Hakim-hakim 10:17-18).
Pada waktu itu, seluruh orang Israel seakan-akan kehilangan keberanian mereka untuk menghadapi bani Amon. Sampai-sampai, para pemimpin yang ada memutuskan bahwa siapa yang berani melawan bani Amon – orang itu akan ditunjuk menjadi pemimpin di Israel.

Lalu dalam Hak. 11:1 Alkitab berkata,  “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa...” – cocok dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Akan tetapi, Yefta memiliki latar belakang yang sangat buruk: ia adalah anak seorang perempuan sundal, diusir dari keluarganya, berkumpul dengan para perampok, dan bahkan menjadi pemimpin para perampok  (Hak. 11:1-3). Selama sekian waktu lamanya, Yefta mungkin menyesali pengalaman masa lalunya dan ia sulit melihat kebaikan Tuhan di dalam perjalanan hidupnya, sampai ketika para tua-tua Gilead datang kepada Yefta dan meminta Yefta untuk menjadi pemimpin atas mereka (Hak. 11:4-11). Saya percaya, pada saat itu juga Yefta bisa melihat bagaimana perjalanan hidupnya sudah ditetapkan oleh Tuhan, membentuk dan mempersiapkan Yefta untuk bisa dilepaskan pada waktunya.

Hal yang sama juga akan terjadi atas beberapa dari antara Anda. Mungkin saat ini Anda masih menyesali apa yang pernah Anda alami atau perbuat di masa lampau, tapi selama Anda terus meresponi segala hal yang Anda hadapi dengan roh pertobatan dan sikap hati yang selalu ingin menyukakan hati Tuhan, Tuhan pun akan memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang pernah Anda alami di masa lalu untuk kebaikan Anda sendiri, untuk membentuk dan mempersiapkan Anda sehingga pada akhirnya memberi keuntungan untuk Anda sendiri.

Namun lepas dari semua itu, ada satu hal yang harus saya garis bawahi: semua peristiwa buruk yang Yefta alami di masa lalunya bukanlah akibat perbuatan atau kesalahan Yefta; Yefta bukan pelaku melainkan korban dari keadaan yang disebabkan oleh orangtua dan saudara-saudaranya. Dan karena Yefta selalu memiliki hati yang bersih dan tertuju kepada Tuhan dan rencana-Nya, maka lepas dari semua yang ia alami, itu semua menjadi semacam suatu proses pembentukan yang Yefta harus ikuti dan lalui. Ketika waktunya tiba, Tuhan justru memunculkan Yefta sebagai pemimpin di Israel.

Selama ini, beberapa dari Anda mungkin merasa seakan-akan apa yang engkau lakukan hanyalah hal-hal yang sepele dan sederhana, bahkan hal-hal yang mungkin kurang engkau sukai. Saya mendorong Anda untuk terus melakukannya dengan tekun dan setia, karena akan tiba waktunya Tuhan akan membukakan pintu kesempatan untuk Anda bertemu dengan “tua-tua Gilead”mu. Dan saat Anda bertemu dengan mereka, Anda sudah memiliki keahlian dan posisi rohani yang Anda butuhkan untuk bisa menghasilkan perubahan; pintu pelayananpun akan mulai terbuka lebar bagi Anda.

4.      Melalui peristiwa sehari-hari dan pengalaman hidup yang kita alami.

“Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.”  Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel” (Hakim-hakim 14:1-4).

Dari ayat-ayat di atas, Alkitab menceritakan bahwa meskipun Simson adalah seorang nazir Allah, Simson menjalani hidup seperti layaknya anak-anak muda lain di Israel. Sampai suatu waktu ketika ia ada di Timna, ia melihat seorang gadis Filistin dan hatinya tertambat kepada gadis itu, bahkan sampai meminta orangtuanya untuk mengambil gadis itu menjadi isterinya.

Akan tetapi, lepas dari semua itu, Alkitab juga menceritakan bahwa semua itu bisa terjadi oleh karena skenario tangan Tuhan, karena Simson memang harus mencari gara-gara dengan orang Filistin [pada waktu itu orang Filistin menguasai seluruh Israel]. Karena Tuhan sudah menyatakan bahwa lewat hidup Simson, akan dimulai penyelamatan atas Israel dari tangan orang Filistin (Hak. 13:5).

Dari cerita tentang Simson ini kita mendapati bahwa Simson memasuki pelayanannya melalui peristiwa hidup sehari-hari yang dia alami, yang tanpa ia sadari, justru Tuhan pakai untuk menggiring dia memenuhi panggilan hidupnya. Demikian pula, akan tiba sekali waktu di mana Anda juga akan mendapati bahwa peristiwa sehari-hari yang Anda alami justru akan menjadi sarana yang Tuhan pakai untuk membukakan pintu pelayanan bagi Anda.

Saya juga pernah mendengar beberapa hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa untuk menangani dan melayani anak-anak yang menderita down syndrome atau keterbelakangan mental, dimulai ketika mereka pertama-tama memiliki seorang anak yang menderita penyakit yang sama. Mereka mendoakan dan melayani anak mereka, sambil belajar dari Tuhan, dan ketika mujizat mulai terjadi, dimulailah pelayanan itu untuk memberkati orang-orang lain.

Ada banyak hal yang Anda bisa alami bersama Tuhan, tapi pastikan Anda terus dengan-dengaran dengan Tuhan, terus bangun persekutuan Anda dengan Tuhan, dan ikuti setiap dorongan dan arahan yang Tuhan berikan kepada Anda. Situasi dan keadaan apapun yang sedang engkau alami, responilah secara ilahi, karena seringkali apa yang engkau alami adalah cara Tuhan untuk membawamu memasuki destinymu. Dengan demikian, apa yang engkau alami secara pribadi bersama Tuhan akan memberkati banyak orang yang lain.



Blessed To Bless...

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Holy Spirit