Thursday, April 21, 2011

Hidup itu adalah Peperangan



sebagian dari kita masih mengingat kisah Berita jatuhnya Rev. Ted Haggard begitu menggemparkan kalangan Kristen di Amerika. Tentu menggemparkan karena beliau adalah Ketua dari National Association of Evangelicals yang membawahi ±45.000 gereja di Amerika. Peristiwa ini membuat banyak pihak bertanya-tanya, ‘kok bisa jatuh sedemikian?’ Tidak aneh sebenarnya.
Daud, seorang pemimpin yang dikatakan ’orang yang diperkenan Tuhan’ bisa jatuh dalam dosa seksual.  Bukankah kita juga masih ingat kasus jatuhnya seorang pemimpin Gereja di Singapura, karena kasus keuangan? Berita di surat kabar terpampang jelas ketika seorang pemimpin religius jatuh dalam dosa. Padahal berapa banyak orang Kristen, yang notabene juga adalah ’hamba Tuhan’, tiap hari juga menghadapi pencobaan? Tidak sedikit yang tak bisa bertahan dan akhirnya berdosa.  Bedanya mereka tidak terpampang di surat kabar seperti pemimpin gereja yang jatuh.  Intinya, tidak ada orang Kristen yang kebal terhadap pencobaan & dosa.
Itulah pentingnya doa permohonan yang diajarkan Tuhan Yesus, ’dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat’. Kita akan lebih menghayati doa ini, ketika kita mengakui bahwa hidup ini adalah peperangan rohani. Perjuangan kita adalah melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:12).  Tanpa perlengkapan senjata dari Allah, sulit sekali bagi kita untuk menang atas pencobaan.  Peperangan rohani tsb seringkali terjadi karena kita dicobai oleh keinginan-keinginan kita sendiri. Kita diseret dan dipikat oleh keinginan tsb, yang ketika dibuahi oleh kuasa kegelapan; lahirlah dosa (Yakobus 1:14-15). Jadi sebenarnya doa ’jangan bawa kami ke dalam pencobaan…’ mau menekankan supaya Tuhan tidak membiarkan keinginan-keinginan tsb menguasai kita. Keinginan yang menuju kepada keserakahan, kekuatiran, kesombongan dan keraguan iman.

Kalau hidup adalah peperangan rohani, gak mungkin kita bisa menang tanpa ada kesiap siagaan.  Salah satu cara tetap siap siaga adalah tidak mengkompromikan kehidupan dalam komunitas Kristiani. Dengan kata lain, jangan menjauh/mengisolasi diri dari persekutuan dengan saudara seiman ketika kita ada di ujung tanduk pencobaan. Buat kita yang peka untuk mengetahui pencobaan yang dihadapi oleh rekan seiman, hampiri rekan tsb untuk menjadi partner rohani.

Pertanyaan yang patut kita renungkan bersama adalah ”Apakah komunitas Kristiani di gereja ini adalah komunitas yang menolong seseorang menang dari pencobaan, atau sebaliknya?”


Blessed To Bless...

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Holy Spirit