Saturday, March 26, 2011

Kasih Karunia Yang Menguduskan Kita

Kasih Karunia Yang Menguduskan Kita
Oleh Gloria Copeland
 


Kekudusan tidak terjadi hanya dengan mematuhi peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang terlihat. Kekudusan terjadi sebagai hasil dari kasih karunia Tuhan yang dikerjakanNya di dalam hati kita!
Yesus akan segera datang!
Pencurahan terakhir Roh Kudus sudah terjadi. Laporan-laporan mujijat, tanda-tanda ajaib, mimpi dan penglihatan seperti yang dinubuatkan dalam Kisah Para Rasul 2 sedang terjadi di seluruh dunia. Dan bahkan manifestasi Tuhan yang lebih besar akan segera terjadi.
Sebenarnya, situasi kita saat ini sama seperti saat bangsa Israel keluar dari Mesir. Sewaktu mereka mencapai kaki gunung Sinai, Tuhan berbicara dan berkata kepada mereka bahwa Ia akan menampakkan diriNya di tengah-tengah mereka. Inilah yang Ia katakan: …Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu…Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya. Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga Tuhan akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai (Keluaran 19:9-11).
Sekarang ini, Tuhan sedang berkata hal yang sama kepada kita. Ia sedang berkata, Bersiaplah! Aku akan menampakkan diriKu di tengah-tengah kamu! Ia sedang menyuruh kita menguduskan diri kita, membersihkan kehidupan kita.
Kita membutuhkan jubah kebenaran kita untuk bersinar dan tidak bernoda karena Tuhan segera datang di akhir jaman ini. Kalau kuasaNya datang sepenuhnya, kuasa itu akan memberikan hidup kepada yang baik dan kematian kepada yang buruk. Ini saatnya kita menyadari bahwa kalau Tuhan menampakkan diriNya dalam ukuran yang besar di tengah-tengah kita, KemuliaanNya akan menghancurkan dosa dalam sekejap. Jadi mereka yang berpegang pada dosa akan bermasalah.
Orang akan berkata, “Tunggu dulu, itu kedengarannya seperti teologi Perjanjian Lama.”
Bukan. Ingatkah anda apa yang terjadi kepada Ananias dan Safira dalam Kisah 5? Mereka bersekongkol untuk menipu Roh Kudus dan, sebagai hasilnya, mereka berdua mati dalam gereja di hari yang sama!
Kita belum pernah melihat hal semacam itu di jaman sekarang karena, sampai saat ini, kuasa Tuhan belum termanifestasi seperti halnya di jaman Gereja awal. Tetapi kalau kuasa Tuhan yang besar dimanifestasikan, akan perlu berjalan bersama Tuhan dan tidak bertentangan denganNya.
Dosa dalam gereja akan ditangani dengan cepat pada saat itu. Tentu saja, tidak harus seperti itu. Ananias dan Safira bisa saja bertobat saat itu juga. Tetapi mereka tidak melakukannya. Mereka bersikeras dalam dosa mereka. Jadi waktu kuasa Tuhan mematikan dosa dalam gereja, kehidupan fisik mereka juga dimatikan.
Terputus Dari Keduniawian
Saya menyadari bahwa ini adalah pemikiran yang mengejutkan. Tetapi Alkitab menyuruh kita untuk berjaga-jaga di akhir jaman ini. Alkitab berkata kita harus serius dalam menguduskan diri kita; bahwa kita harus …kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan (Ibrani 12:14).
Sebenarnya apa arti kekudusan? Artinya adalah “terpisah bagi Tuhan atau berlaku seperti mereka yang terpisah.”
Terpisah artinya “berpisah, meninggalkan, pergi ke arah yang berlawanan, tidak berhubungan lagi, berhenti berhubungan dengan, terpisah seperti halnya krim terpisah dari susu dan muncul ke atas.”
Kalau kita mau menjadi kudus, kita harus memutuskan hubungan dengan dunia dan cara-cara duniawi, dan berhubungan dengan Tuhan dan cara-caraNya.
Alkitab berkata, … sebagaimana Yang Memanggilmu kudus, engkau sendiri juga harus kudus dalam segala perilaku dan cara hidupmu (1 Petrus 1:15, The Amplified Bible).
Jujurnya, saya terkejut melihat cara hidup sebagian orang Kristen. Kalau saya melihat orang percaya pergi ke gereja dan bersikap baik di hari Minggu, lalu hidup seperti dunia di hari-hari lainnya, hal itu mengganggu saya. Saya tidak percaya itu adalah perilaku yang normal bagi orang percaya dan saya tidak terbiasa dengannya.
Ken dan saya tidak bertumbuh secara rohani di tengah-tengah orang yang hidup berbeda di gereja dan di rumah. Orang-orang yang berada bersama kami berlaku sama setiap waktu. Kalau kami bepergian dengan motor, kami mungkin berpakaian seperti dunia dengan helm dan pakaian kulit kami, tetapi kami memuji Tuhan, berbicara iman dan berlaku dalam kasih seperti halnya kalau kami berkhotbah dikonvensi.
Kalau teman-temanmu tidak berlaku seperti itu, anda perlu mendapatkan teman-teman baru. Saya dapat membuktikannya dari Firman. Rasul Paulus menulis dalam kedua suratnya kepada jemaat Korintus:
Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu (1 Korintus 5:11).
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama-sama orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan (2 Korintus 6:14-17).
Kita harus melayani orang tidak percaya. Adalah baik untuk pergi ke orang berdosa dan mengabarkan injil kepada mereka. Tetapi ayat-ayat ini mengatakan bahwa kita tidak bisa terus-menerus bersekutu dengan mereka. Jangan berkumpul dengan mereka dan bersantai seperti mereka. Pada akhirnya mereka akan berpengaruh buruk kepadamu.
Mereka akan mulai mempengaruhi anda dengan cara berpikir mereka yang tidak kudus. Tidak lama kemudian, anda akan nonton acara TV dan film yang mereka tonton. Anda akan memberi makan pikiran anda dengan hal-hal yang penuh dosa.
Saya tahu beberapa orang akan mendebatkan hal itu. Mereka akan berkata, “Itu kan hal yang tidak berbahaya dan menyenangkan. Tidak ada yang serius. Mereka hanya sekedar bersenang-senang.”
Alkitab memperingati kita tentang sikap seperti itu. Alkitab berkata kita tidak boleh menjadi seperti bangsa Israel waktu mereka memanjakan diri mereka dalam cara-cara duniawi yang berdosa dan duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria (1 Korintus 10:17). Aku hendak berlaku bijak dalam cara yang tidak bercela. Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu tidak akan melekat kepadaku (Mazmur 101:2-3).
Jangan bermain-main seperti orang dunia ini. Anda akan mendapat masalah karenanya. Anda mungkin akan mulai dengan hal yang kecil. Misalnya, anda mungkin akan minum segelas anggur setelah makan malam, dan berkata, “Gloria, saya pikir tidak ada yang salah dengan hal itu.”
Mungkin saja, tetapi anda harus akui bahwa banyak orang bermasalah dengan hal itu. Dan kita berkewajiban untuk hidup benar di hadapan orang lain.
Mungkin anda bisa menahan diri dengan hanya sekedar satu gelas anggur dan tidak pernah berlebihan tetapi bagaimana dengan orang-orang di sekitar anda yang melihatnya? Anggur adalah alkohol. Alkohol membuat orang ketagihan. Sangat mudah bagi orang untuk menjadi alkoholik. Anda tidak mau menjadi penyebabnya. Alkitab berkata untuk menghindari yang jahat. Disamping itu, Yesus berkata Ia tidak akan minum anggur lagi sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu (Matius 26:29). Baik untuk mengikutiNya!
Terlebih lagi, berkompromi dengan hal-hal yang sia-sia seperti minum minuman alkohol adalah sebuah kebodohan. Mengapa kita menginginkan sesuatu menghalangi kita kalau kita bisa hidup dalam Kemuliaan Tuhan? Mengapa kita mau bertoleransi dengan hal-hal kedagingan yang fana kalau kita bisa mengejar kuasa dan Kemuliaan?
Kalau kita mau menjadi kudus, kita harus memutuskan hubungan dengan dunia dan cara-cara duniawi, dan berhubungan dengan Tuhan dan cara-caraNya.
Bukan Agamawi
Kalau anda berpikir saya bersikap agamawi, berpikirlah kembali. Tidak ada yang agamawi dengan kekudusan. Pada Kenyataannya, di bawah hukum Taurat, kekudusan tidak bisa dicapai.
Itu karena kekudusan tidak bisa terjadi hanya dengan mematuhi peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang terlihat. Kekudusan terjadi sebagai hasil dari kasih karunia Tuhan yang dikerjakanNya di dalam hati kita! Kekudusan termanifestasi dalam kehidupan kita sewaktu kita menjalani, dengan kasih karunia, apa yang Tuhan telah taruh di dalam kita. Titus 2:11-14 berkata seperti ini: Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Kalau kita mau menikmati kasih karunia Tuhan di suatu area, kita memerlukannya di area lainnya. Kalau kita mau menikmati berkat dan kemurahan Tuhan di tengah-tengah kita, maka kita harus menerima kasih karunia Tuhan yang mengajarkan kita untuk menyangkali ketidaksalehan.
Anda dapat belajar lebih banyak mengenai bagaimana cara kerja kasih karunia dengan membaca buku Roma. Disitu Rasul Paulus mengatakan bahwa jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (Roma 8:13-14).
Maksud Paulus adalah, sementara kasih karunia telah memerdekakan kita dari hukum taurat, kasih karunia juga mewajibkan dan mengharuskan kita berjalan dalam ketaatan terhadap Roh Kudus. Dan Roh Kudus tidak akan pernah menyetujui dosa dalam hidup kita. Sebaliknya, Dia akan memimpin kita untuk mematikan keinginan dan kegiatan duniawi.
Kalau anda mau bersekutu dengan Tuhan dan terus menerus berkomunikasi denganNya, Roh Kudus akan memimpin anda ke dalam kekudusan. Ia akan berkata, misalnya, Berhenti berbicara kotor. Gunakan kata-kata yang memuliakan Tuhan. Atau, Berhenti baca buku novel duniawi dan baca Alkitab.
Itu kedengarannya seperti per-mohonan yang memaksa, tetapi sebenarnya tidak. Ini alasannya: Anda tidak perlu melakukannya dengan kekuatan sendiri. Apapun yang Roh Kudus minta kita kerjakan, Ia juga akan memberikan kita kekuatan untuk melakukannya. Alkitab berkata dalam 1 Korintus 10:13 bahwa Tuhan memberikan kita kekuatan untuk mengatasi semua pencobaan.
Itu sebabnya mengapa Perjanjian Baru berbicara kepada kita dalam konteks yang keras mengenai kekudusan. Alkitab tidak mengatakan, “Yah, Aku tahu kalian orang Kristen telah banyak berdosa belakangan ini, tetapi Aku mengerti. Hidup memang sulit dan setidaknya kalian telah mencoba untuk tidak berdosa.”
Tidak! Alkitab hanya mencatat, kuduslah karena Dia kudus. Kita tidak memiliki alasan untuk menjalani kehidupan tidak kudus. Oleh kasih karunia, melalui Roh Kudus Tuhan tidak hanya mengarahkan kita supaya kudus—Dia juga memampukan kita untuk berlaku kudus!
Dan inilah waktunya kita memanfaatkan kuasa Roh Tuhan yang tinggal di dalam kita. Kita telah berada di akhir jaman. Yesus akan datang kembali lebih cepat dari perkiraan kita. Inilah saatnya untuk menutupi kekurangan dalam hidup kita dan menjadi sepenuhnya terfokus kepada Tuhan. Inilah waktunya untuk meninggalkan segala sesuatu yang menjauhkan kita dariNya . Inilah saatnya untuk menundukkan daging kita dan menaruhnya di bawah kuasa Roh Kudus.
Petrus berkata, Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? (1 Petrus 4:17).
Inilah waktunya untuk meninggalkan segala sesuatu yang menjauhkan kita dariNya. Inilah saatnya untuk menundukkan daging kita dan menaruhnya di bawah kuasa Roh Kudus.
Belakangan ini kita belum banyak mendengar tentang hari penghakiman. Tetapi itu tidak berarti Perjanjian Baru tidak mengajarkan hal itu. Hal hari penghakiman ada tertulis di Alkitab! Sebenarnya, Yesus sendiri berbicara tentang penghakiman di Matius 13. Sebelumnya, saya tidak mengerti pasal itu karena saya terus berpikir bahwa Tuhan mengacu kepada pengangkatan Gereja di akhir jaman. Tetapi saya tahu bahwa itu tidak mungkin karena Dia mengacu kepada si jahat disingkirkan pertama tama bukan orang benar.
Baru-baru ini, saya mulai mengerti bahwa Dia membicarakan tentang pemisahan, yang kudus dari yang tidak kudus, yang akan terjadi di akhir jaman. Baca saja ayat-ayat berikut ini.
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku. (Matius 13:24-30).
Para murid yang mendengarkan perumpamaan ini tidak mengerti. Jadi kemudian mereka meminta Yesus menjelaskannya kepada mereka dan Dia berkata: Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (Matius 13:37-43).
Menurut Yesus, akan tiba waktu di akhir jaman ini, di waktu menuai, dimana lalang akan dicabut. Dengan perkataan lain, akan ada waktu pemisahan. Orang-orang munafik di dalam Gereja tidak akan mampu bertahan menghadapi hadirat Tuhan . Itulah waktunya dimana orang benar akan bersinar dengan Kemuliaan Tuhan. Itulah waktunya dimana Yesus akan menguduskan Gerejanya dan menyucikannya agar Dia menempatkan jemaat di hadapan diriNya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemat kudus dan tidak bercela (Efesus 5:27).
Jangan Menjadi Lalang Yang Tidak Kudus
Kalau anda adalah lalang yang tidak kudus, hal di atas merupakan pemikiran yang menakutkan. Tetapi kalau anda telah memutuskan untuk menjadi kudus, hal itu menyenangkan. Itu berarti anda akan menjadi bagian dari Gereja yang penuh kemuliaan.
Anda mungkin berkata, “Tetapi aku tidak tahu apakah aku bisa menjadi kudus, tanpa cacat atau kerut!” Kita tidak akan pernah menjadi Gereja seperti itu tanpa darah Yesus yang siap sedia untuk menyucikan kita dari dosa. Ketika anda berbuat dosa dan tidak taat, bergegaslah untuk bertobat. Berbalik dari dosa dan berpaling kepada Bapa.
Dengan kasih karunia Tuhan, Yesus datang untuk Gereja yang penuh kemuliaan. Kita harus penuh kemuliaan. Jika ini adalah sebuah akhir, maka tidak akan ada orang lain lagi yang melakukannya. Kita adalah yang terakhir! Hanya kita yang dimiliki Tuhan; dan karena Dia Tuhan, Dia dapat mewujudkan kemuliaan itu di dalam kita!
Tuhan sanggup! Jadi, mari kita percaya saja. Bertindaklah! Mari kita saling mendoakan dengan mengucapkan doa Rasul Paulus ini: Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya (1 Tesa-lonika 5:23-24).

Haleluya! Amin!!

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Holy Spirit