by Benny Hinn
“Untuk mengalami jamahan Tuhan, kita harus selalu dalam keadaan siap,
peka terhadap RohNya, dan terus menantikan jamahanNya yang sangat
berharga itu.”
Baru-baru ini saya teringat akan sebuah kebaktian yang diadakan oleh Kathryn Kuhlman, yang saya hadiri hampir 20 tahun yang lalu, yang kemudian mengubah hidup saya secara total. Ingatan saya tentang kebaktian tersebut masih begitu kuat. Saya dapat mengingat suatu saat dimana seolah-olah Tuhan menghembuskan nafasNya ke atas pertemuan itu. Saya begitu haus akan urapan dan juga sangat merasakan kehadiran Tuhan. Pada saat itu, ketika saya merasakan nafas Allah berhembus di atas kepala saya, saya langsung meraih dan menangkap urapan itu, dan selanjutnya tidak pernah menjadi orang yang sama. Hidup saya berubah oleh kuasa dan kehadiran Allah. Saya meninggalkan kebaktian itu dengan urapan baru dalam hidup saya yang secara total mengubah seluruh masa depan saya. Akan tetapi, beribu-ribu orang yang juga hadir pada kebaktian tersebut tetap pulang dengan keadaan yang sama. Di antara sekitar 3000 atau 4000 orang yang hadir pada kebaktian Kathryn Kuhlman pagi itu, mungkin sayalah satu-satunya orang yang pulang dengan membawa dan menggenggam erat-erat urapan itu. Mengapa? Karena saya merasa begitu haus, saya menginginkan Dia lebih dari apapun dalam hidup saya.
Saya ingat betul akan suatu kebaktian pagi pada pelayanan yang kami adakan di Phoenix, Arizona. Saya mulai mengajar sejak jam 10 pagi. Pada pukul setengah dua siang saya berkata kepada mereka, “Saudara-saudara sekalian, saya harus menghentikan dulu kebaktian ini. Kini saatnya buat Saudara sekalian untuk makan siang.” Tiba-tiba seorang pria yang duduk di barisan depan berteriak: “Jangan berhenti! Saya sudah menempuh perjalanan seribu mil hanya untuk mendengar pengajaran ini. Engkau tidak boleh pergi!” teriaknya. Seluruh hadirin berteriak setuju.
Kemanapun saya pergi, saya melihat orang-orang begitu haus akan urapan. Dalam pelayanan kami, bukan hal yang aneh lagi kalau kami melihat ratusan orang yang hadir di kebaktian pagi menangis dan roh mereka sangat tersentuh, merindukan dan mencari urapan itu. Kita harus selalu dalam keadaan siap untuk menerima jamahan Tuhan, kita harus peka akan Roh KudusNya, dan terus menantikan jamahanNya yang indah dalam kehidupan kita.
Saudara-saudara sekalian, ada sesuatu hal yang perlu Saudara ketahui tentang Roh Kudus. Ada saat-saat yang mungkin Saudara tidak akan ketahui, tetapi hanya dalam waktu sekejap urapan itu dapat datang, dan kalau Saudara tidak menangkapnya, Saudara akan kehilangan kesempatan itu, dan mungkin untuk seumur hidup Saudara. Seringkali dalam suatu kebaktian saya berteriak, “Ya, sekarang !” Saudara tahu mengapa? Karena saya mengenal urapan itu. Saya tahu kapan urapan itu datang dan kemudian pergi.
Pada suatu hari Filipus sedang berjalan kaki ketika Roh Kudus tiba-tiba berkata: “Masuklah ke dalam kereta kuda itu.” Filipus tidak berjalan tetapi berlari. Mengapa? Karena ia bisa kehilangan kesempatan itu kalau ia berlambat-lambat. Dalam cerita lain dikisahkan bahwa Yesus sedang berjalan di atas air laut di Laut Galilea, ketika murid-muridNya berada di atas perahu. Mereka tidak tahu bahwa sosok yang sedang berjalan di atas air itu adalah Tuhan Yesus. Mereka bahkan menyangka bahwa itu adalah hantu. Murid-murid baru tahu bahwa itu adalah Yesus setelah mereka berteriak. Ketika Dia berjalan ke atas perahu, maka perahu itu seperti dipindahkan kepantai.
Saudara mungkin bertanya, pelajaran apa yang dapat kita ambil dari cerita tersebut? Roh Kudus juga dapat melintas ke arah kita dengan cara yang sama seperti Yesus. Kalau Saudara tidak memanggilNya, kalau Saudara tidak mengejarNya, kalau Saudara tidak mau menjamahNya, maka Saudara akan kehilangan kesempatan itu. Dan ada kalanya pengalaman seperti itu tidak terjadi lagi selama bertahun-tahun, bahkan mungkin tidak akan pernah terjadi lagi seumur hidup kita.
Elisa dan Elia bergaul karib dan selama bertahun-tahun melayani bersama-sama. Mereka saling mengenal satu sama lain. Elisa sangat ingin mengenal kuasa Allah dan urapan Allah seperti yang dimiliki Elia sehingga ia memutuskan untuk tidak pernah pergi dari sisi Elia. Elia mencoba untuk mempengaruhi keputusan Elisa yang sama sekali tidak mau meninggalkannya.
Bahkan pernah Elia mengusulkan supaya Elisa tinggal saja di rumah dan tidak usah mengikutinya lagi, tetapi Elisa menjawab: “Demi Allah yang hidup, aku tidak akan meninggalkan engkau.” Elisa bertekad untuk menangkap urapan yang dimiliki oleh Elia itu. Tidak perduli pagi, siang ataupun malam, Elisa selalu berada di dekat Elia, supaya ia dapat menangkap urapan Elia kalau Elia nanti terangkat ke surga. Ia memutuskan untuk membayar harganya, yaitu supaya ia tetap berada di sisi Elia,baik hari ini, besok atau bahkan tahun depan. Pada suatu hari mereka sedang berjalan bersama sambil bercakap-cakap, dan tanpa tanda-tanda kereta api dari surga datang dengan tiba-tiba dan Elia lenyap. Jubahnya jatuh dan Elisa langsung menangkapnya. Dan karena ketekunannya, Elisa mendapatkan dua kali urapan Elia.
Apakah Saudara ingin mendapatkan urapan dua kali lipat dalam kehidupan Saudara? Jangan lewatkan kesempatan itu. Mungkin kesempatan itu adalah saat ini. Kita harus selalu siap setiap waktu. Roh Kudus selalu datang dengan tiba-tiba, tanpa tanda-tanda atau pemberitahuan terlebih dahulu. Ia tidak memberi tanda-tanda mengenai kedatanganNya. Dia hanya hadir, dan Saudara harus sudah siap tatkala ia datang. Alkitab mengatakan, “Siap sedialah, baik atau tidak baik waktunya.” Mengapa? Karena kehadiran Roh Kudus dapat turun setiap saat. Dan Saudara harus siap untuk meraih urapan itu apabila Ia datang.
Saudara mungkin bertanya: “Mengapa saya membutuhkan urapan?” Karena tanpa urapan, kita mati. Tanpa urapan kita tersesat. Urapan itu membuat hidup kita berbeda. Apakah Saudara mau diurapi? Mari kita perhatikan tujuh hal penting yang Tuhan katakan kepada Musa, yang sangat perlu bagi mereka yang ingin diurapi. Ketujuh hal ini memberikan suatu contoh tentang bagaimana caranya supaya kita dapat meraih urapan itu.
Urapan tidak lain adalah kehadiran Tuhan di dalam kehidupan Saudara. Kehidupan doa Saudara akan dipengaruhi, pembacaan Alkitab Saudara akan berubah. Saudara tidak akan lagi sekedar membaca, tetapi Saudara akan menjadi bagian dari segala sesuatu yang Saudara baca dan Saudara akan mengalaminya sendiri. Alkitab menjadi bagian hidup Saudara. Ketika Saudara berdoa, Saudara akan disegarkan dengan kehidupan dan iman. Yesus akan menjadi begitu nyata dalam kehidupan Saudara, sehingga dengan hanya membisikkan namaNya saja, Saudara sudah akan merasakan kehadiranNya.
Pada suatu hari seorang pria sedang berkhotbah di gereja kecil, dan sementara ia sedang berkhotbah, ia tidak menyadari apa yang sedang terjadi di luar. Kuasa Allah begitu kuat menyelimuti kebaktian tersebut sehingga orang-orang yang lewat di depan gereja tersebut seperti ditarik oleh suatu kekuatan yang tak terlihat untuk masuk ke dalam gereja tersebut. Mereka adalah orang-orang yang belum bertobat, tetapi mereka ditarik masuk kesitu. Begitu mereka masuk ke dalam gereja, setiap orang yang masuk langsung jatuh tertelungkup ke lantai. Kejadian seperti itu terus berlangsung setiap malam. Akhirnya mereka harus memindahkan kebaktian tersebut ke tempat lain yang lebih besar di kota. Tidak ada pengumuman atau pemberitahuan khusus atau promosi apapun tentang kebaktian itu. Ribuan orang ditarik masuk ke dalam kebaktian tersebut. Kegerakan rohani terbesar yang pernah dialami Chicago terjadi karena hal itu. Orang yang berkhotbah itu tidak lain adalah D.L. Moody. Urapan Allah atas dirinya begitu kuat sehingga ketika ia berkhotbah, orang-orang seperti ditarik dari jalan untuk ikut kebaktian tersebut. Inilah yang disebut urapan.
Pada suatu hari Mary Woodworth Edder, seorang wanita yang kotbahnya selalu berapi-api, sedang berkhotbah ketika tiba-tiba, di tengah-tengah khotbah yang sedang ia sampaikan, orang-orang mulai berjatuhan dari tempat duduk mereka. Karena begitu kuatnya tekanan yang mereka rasakan, mereka terjatuh ke lantai dan mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan.
Pada suatu kesempatan Amy Semple McPherson sedang berkhotbah di London, Ontario, di dalam sebuah gereja kecil di hadapan sekumpulan jemaat yang suam-suam dan tidak ada sesuatupun yang terjadi saat itu. Tidak ada orang yang bertobat. Roh Kudus menguasainya dan ia berlari ke luar pintu. Ia berlari sambil berteriak, “Ikuti saya!” Mereka semua berlari mengikutinya ke luar. Ia berlari ke luar sambil menyambar sebuah kursi. Seluruh jemaat mengikutinya. Ia membawa mereka sampai ke pinggiran kota. Ketika sampai di sana, ia melompat ke atas kursi yang dibawanya dan mengangkat kedua tangannya ke langit dan terus berdiri di situ. Penonton mengira ingatannya sudah hilang. Jam demi jam, ia tetap berdiri di sana, tanpa bergerak, tanpa berkata-kata dengan kedua tangan terangkat ke atas. Akhirnya setelah empat jam, jumlah orang yang berkumpul menjadi kira-kira 6000 sampai 7000 orang.
Dan tiba-tiba, tanpa diduga ia memandangi wajah orang-orang yang berkerumun itu sambil berteriak, “Ikuti saya!” Cepat-cepat diambilnya kursi yang tadi dibawanya dan berlari kembali ke arah gereja. Segera setelah orang banyak itu memasuki gedung gereja, ia memerintahkan untuk menutup dan mengunci pintu gereja. Itulah awal suatu kegerakan rohani besar yang melanda kota tersebut, membawa kelahiran banyak gereja-gereja yang hingga saat ini masih ada di sana. Pelayanannya pada waktu itu menghasilkan lebih banyak petobat-petobat baru dibandingkan dengan pelayanan-pelayanan lain yang pernah diadakannya.
Di dalam Keluaran 25 Allah memerintahkan Musa untuk membuat tabernakel bagiNya. Tabernakel ini mempunyai sebuah gerbang yang melambangkan Yesus Kristus. Gerbang tersebut mempunyai empat warna yaitu ungu, putih, merah tua dan biru, yang merupakan lambang dari empat jabatan Yesus. Warna ungu melambangkan Yesus sebagai raja, warna putih melambangkan Yesus sebagai manusia, warna merah tua melambangkan Yesus sebagai juru selamat dan warna biru melambangkan Dia sebagai Anak Allah. Inilah yang menjadi pesan dari keempat Injil. Dalam Injil Matius kita melihat Yesus sebagai Raja, dalam Injil Markus kita melihat Yesus sebagai manusia, dalam Injil Lukas kita melihat Yesus sebagai Juru selamat dan dalam Injil Yohanes digambarkan Yesus sebagai Anak Allah. Tanpa mengenal Yesus dengan cara ini Saudara tidak akan pernah mendapat urapan itu. Kunci pertama dari urapan adalah kepenuhan Yesus di dalam kehidupan Saudara. Saudara harus menghampiri dan kemudian mengenalNya – sebagai Raja yang harus ditaati, sebagai Anak Allah yang patut disembah, sebagai manusia yang sama dengan Saudara, dan sebagai Juru selamat dunia yang menanggung dan menghapuskan semua dosa Saudara. Sekali Saudara mengenalNya dalam keempat jabatanNya – sebagai Raja dalam Injil Matius – saya akan mentaati Dia; sebagai manusia dalam Injil Markus – saya menjadi sama dengan Dia; sebagai Juru selamat di dalam Injil Lukas – saya bergantung pada Dia untuk pengampunan atas segala dosa saya, dan sebagai Anak Allah yang patut saya sembah seperti yang terdapat dalam Injil Yohanes. Injil dimulai dengan ketaatan, dan diakhiri dengan penyembahan.
Kunci kedua untuk menerima urapan adalah mezbah persembahan. Sekali Saudara melewati gerbang yang merupakan gambaran Yesus dalam segala kesempurnaan dan kemulianNya, Saudara datang kepada darah yang dipersembahkan di atas mezbah, tempat dimana darah dicurahkan setiap hari.
Saudara tidak akan mengenal urapan itu sampai Saudara dicuci dalam darah Anak Domba. Roma 3 : 25 mengatakan bahwa kita “menyatakan apa yang telah dilakukan oleh darah itu.” Dengan iman kita menyatakan bahwa darah adalah pendamaian bagi dosa-dosa kita. Jangan Saudara pergi kemanapun tanpa mengenakan darah Yesus itu. Sebelum Imam besar dapat masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, ia harus terlebih dahulu memakai darah anak lembu dan domba jantan. Kitab Ibrani menyerukan, “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus menyucikan kamu?” Jika darah binatang itu dapat menguduskan orang yang najis, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh Kudus, mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah, untuk menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan jahat supaya kita dapat melayani Allah yang hidup?
Setelah melewati darah, imam tersebut kemudian menghadapi sebuah bejana pembasuhan yang berisi air, air jernih yang melambangkan Firman Allah yang hidup. Allah berkata kepada Musa dan Harun untuk mengatakan kepada para imam, “Apabila kamu tidak membasuh kakimu dan tanganmu dengan air, kamu akan mati.” Kalau kita tidak membersihkan hidup kita dengan Firman Allah, maka kita akan mati secara rohani. Kalau Saudara melalaikan Firman Allah, akan ada kematian di dalam roh Saudara. Firman Tuhan berkata bahwa kalau Saudara berdoa dengan hati yang kotor, maka Saudara menambah dosa-dosa Saudara. Allah tidak mendengarkan dan tidak akan menerima doa Saudara. Jika Firman Allah tidak ada di dalam diri Saudara, maka Saudara akan dipenuhi keduniawian. Diri Saudara tidak pernah kosong. Diri Saudara pasti diisi oleh sesuatu hal atau oleh hal-hal lainnya. Apabila Firman Tuhan tidak memenuhi pikiran Saudara, maka pikiran-pikiran jahatlah yang akan mengisinya.
Setelah Saudara melewati bejana pembasuhan, Saudara akan sampai ke Ruang Kudus. Yang pertama Saudara akan lihat di sana adalah kaki dian yang berarti kemerdekaan dan pengetahuan ilahi. Kalau Firman Tuhan tinggal di dalam diri Saudara, Saudara akan berjalan di dalam wahyu. Allah sendiri akan berbicara kepada Saudara. Kalau Saudara membaca Alkitab, Saudara tidak membutuhkan lagi ulasan-ulasan atau tafsiran dan pelajaran tambahan untuk membantu Saudara memahami Firman Tuhan. Saudara akan dapat mendengar suara Roh Kudus yang memberikan pengetahuan ilahi dan pengertian kepada Saudara. Betapa sangat menyenangkan untuk mempelajari Alkitab dan memiliki Firman Tuhan yang rhema yang mencengkeram hati Saudara.
Setelah mereka melewati kaki dian yang berbicara tentang wahyu pengetahuan dari roh, mereka akan menjumpai meja dengan 12 roti, pada sisi yang lain. Meja tersebut dalam Alkitab ditulis sebagai Meja Roti Pertunjukan. Seseorang pernah berkata kepada saya, bahwa pada saat seseorang berhenti menerima wahyu, maka pada saat itu ia akan mati. Meja Roti Pertunjukan di Ruang Kudus adalah tempat di mana para imam menuangkan kemenyan ke atas roti tersebut. Hal ini berbicara tentang penganiayaan. Yesus berkata bahwa penganiayaan akan selalu menimpa orang-orang yang mengasihi Firman Tuhan. Ingat, sekali Saudara meminta Allah supaya berbicara kepada Saudara, Saudara mungkin akan diejek. Tetapi Petrus mengatakan, “Kalau mereka mengejekmu karena kebenaran, berbahagialah, karena Roh Kemuliaan itu ada padamu.”
Jika Saudara memandang lurus ke depan, Saudara akan melihat sebuah meja dengan ukupan yang menghadap kepada Allah. Meja ini disebut Mezbah Pembakaran Ukupan. Asap ukupan ini memenuhi seluruh Ruang Kudus sehingga imam yang masuk bahkan tidak dapat melihat ke mana ia pergi. Allah begitu teliti dalam memberikan perintahNya kepada Musa. Dia memerintahkan Musa untuk menggunakan bahan-bahan tertentu untuk membuat ukupan tersebut. Jika ia mempersembahkan jenis bahan yang salah, ia bisa mati. Dua orang anak Harun, Nadab dan Abihu mempersembahkan ukupan yang lain kepada Allah, dan mereka mati karenanya.
Bahan ukupan itu didapat dari dasar Laut Teberau dan dari padang gurun. Bentuk aslinya adalah semacam karang. Saudara mungkin bertanya, “Bagaimana cara Musa mendapatkannya? Apakah seseorang harus menyelam untuk mengambilnya?” Tidak! Saya percaya bahwa mereka memungutnya dari dasar laut yang kering ketika mereka menyeberangi Laut Teberau yang dibelah oleh Tuhan. Sampai sekarang orang-orang Arab masih menggunakan bahan seperti itu; mereka mengancurkannya dan ketika mereka membakarnya, maka ular dan kalajengking lari karena baunya. Sampai saat ini bahan ukupan itu masih punya pengaruh yang sama terhadap ular. Mereka tidak bisa tinggal di dekat ukupan itu dibakar. Ukupan adalah lambang dari penyembahan.
Penyembahan Saudara kepada Allah akan menyingkirkan setiap setan dan kalajengking.
Yang mengagumkan bahan ukupan tadi dapat juga dipakai untuk pengobatan. Jika bahan tersebut digiling halus dan dicampur air dan diminumkan kepada penderita, maka tubuhnya akan sembuh.
Penyembahan juga dapat menyembuhkan tubuh Saudara.
Sekali dalam setahun Imam besar masuk ke dalam Ruang Maha Kudus. Sebelum masuk, ia harus membuka tirai Ruang Maha Kudus dan asap dari ukupan itu akan mendahuluinya masuk. Penyembahan akan membuka jalan bagi Saudara untuk memasuki hadirat Allah. Ketika asap ukupan sudah masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, maka Saudara bisa masuk ke dalam hadirat Allah itu.
Tujuh Hal penting untuk meraih urapan :
1.Dipenuhi pribadi Yesus.
2.Disucikan oleh darahNya,
3.Senantiasa dikuduskan oleh Firman Tuhan,
4.Menerima wahyu atau rhema,
5.Mengalami penganiayaan oleh karena Kristus dan mentaati Firman Tuhan
6.Hidup senantiasa didalam penyembahan kepada Tuhan ( Life Style )
7.Keberanian menghampiri tahta Allah
Kita dengan keberanian memasuki Ruang Maha Suci. Walaupun Imam besar masuk dengan takut dan gentar, tetapi Paulus menyatakan bahwa kita harus “dengan penuh keberanian menghampiri tahta Allah.”
Umat Allah, kita harus memiliki urapan di dalam seluruh kehidupan kita. Saya tidak dapat hidup tanpa urapan itu. Saya tidak mau melayani tanpa urapan. Setiap kali saya naik panggung untuk pelayanan mujizat, saya membisikkan sebuah doa dan mengundang Roh Kudus untuk berjalan bersama-sama saya. Saya meminta Roh Kudus untuk mengurapi saya sekali lagi. Saya tahu, tanpa jamahanNya Yang Mulia, tidak akan ada urapan, tidak akan ada mujizat.
Lalu pada saat itu saya akan merasakan urapan itu, begitu dahsyat dan penuh kuasa, hampir-hampir seperti sebuah sungai deras yang menerjang ke arah saya. Dan saya tahu, bahwa hanya karena anugerah dan kemurahanNyalah urapan itu dapat menjamah hidup mereka, mengangkat mereka ke dalam kemuliaan hadirat Tuhan, dan tanda-tanda mujizat mengikutinya.
Jadilah tempat yang kudus bagi kehadiran Allah, tempat Ia akan bersemayam. Belajarlah untuk menunggu di hadapan Allah, untuk mengasihi Dia, untuk mengenal Dia, untuk berbicara secara akrab dengan Dia, terbuka tanpa ada yang tersembunyi di hadapanNya. Maka secara tiba-tiba, dalam kediaman itu, saat-saat hening dimana Saudara memusatkan segala perhatian dan merendahkan diri dalam hadiratNya, tiupan angin Roh Kudus akan berhembus ke atas kehidupan Saudara. Roh KudusNya akan turun ke atas Saudara, dan Saudara akan dibakar dengan kuasa kehadiranNya. Saudara akan meraih urapan itu. Sekali Saudara menggenggam erat-erat apa yang diberikan urapan itu, maka Saudara tidak pernah dan tidak akan pernah lagi menjadi sama seperti dulu.
Blessed To Bless...
Baru-baru ini saya teringat akan sebuah kebaktian yang diadakan oleh Kathryn Kuhlman, yang saya hadiri hampir 20 tahun yang lalu, yang kemudian mengubah hidup saya secara total. Ingatan saya tentang kebaktian tersebut masih begitu kuat. Saya dapat mengingat suatu saat dimana seolah-olah Tuhan menghembuskan nafasNya ke atas pertemuan itu. Saya begitu haus akan urapan dan juga sangat merasakan kehadiran Tuhan. Pada saat itu, ketika saya merasakan nafas Allah berhembus di atas kepala saya, saya langsung meraih dan menangkap urapan itu, dan selanjutnya tidak pernah menjadi orang yang sama. Hidup saya berubah oleh kuasa dan kehadiran Allah. Saya meninggalkan kebaktian itu dengan urapan baru dalam hidup saya yang secara total mengubah seluruh masa depan saya. Akan tetapi, beribu-ribu orang yang juga hadir pada kebaktian tersebut tetap pulang dengan keadaan yang sama. Di antara sekitar 3000 atau 4000 orang yang hadir pada kebaktian Kathryn Kuhlman pagi itu, mungkin sayalah satu-satunya orang yang pulang dengan membawa dan menggenggam erat-erat urapan itu. Mengapa? Karena saya merasa begitu haus, saya menginginkan Dia lebih dari apapun dalam hidup saya.
Saya ingat betul akan suatu kebaktian pagi pada pelayanan yang kami adakan di Phoenix, Arizona. Saya mulai mengajar sejak jam 10 pagi. Pada pukul setengah dua siang saya berkata kepada mereka, “Saudara-saudara sekalian, saya harus menghentikan dulu kebaktian ini. Kini saatnya buat Saudara sekalian untuk makan siang.” Tiba-tiba seorang pria yang duduk di barisan depan berteriak: “Jangan berhenti! Saya sudah menempuh perjalanan seribu mil hanya untuk mendengar pengajaran ini. Engkau tidak boleh pergi!” teriaknya. Seluruh hadirin berteriak setuju.
Kemanapun saya pergi, saya melihat orang-orang begitu haus akan urapan. Dalam pelayanan kami, bukan hal yang aneh lagi kalau kami melihat ratusan orang yang hadir di kebaktian pagi menangis dan roh mereka sangat tersentuh, merindukan dan mencari urapan itu. Kita harus selalu dalam keadaan siap untuk menerima jamahan Tuhan, kita harus peka akan Roh KudusNya, dan terus menantikan jamahanNya yang indah dalam kehidupan kita.
Saudara-saudara sekalian, ada sesuatu hal yang perlu Saudara ketahui tentang Roh Kudus. Ada saat-saat yang mungkin Saudara tidak akan ketahui, tetapi hanya dalam waktu sekejap urapan itu dapat datang, dan kalau Saudara tidak menangkapnya, Saudara akan kehilangan kesempatan itu, dan mungkin untuk seumur hidup Saudara. Seringkali dalam suatu kebaktian saya berteriak, “Ya, sekarang !” Saudara tahu mengapa? Karena saya mengenal urapan itu. Saya tahu kapan urapan itu datang dan kemudian pergi.
Pada suatu hari Filipus sedang berjalan kaki ketika Roh Kudus tiba-tiba berkata: “Masuklah ke dalam kereta kuda itu.” Filipus tidak berjalan tetapi berlari. Mengapa? Karena ia bisa kehilangan kesempatan itu kalau ia berlambat-lambat. Dalam cerita lain dikisahkan bahwa Yesus sedang berjalan di atas air laut di Laut Galilea, ketika murid-muridNya berada di atas perahu. Mereka tidak tahu bahwa sosok yang sedang berjalan di atas air itu adalah Tuhan Yesus. Mereka bahkan menyangka bahwa itu adalah hantu. Murid-murid baru tahu bahwa itu adalah Yesus setelah mereka berteriak. Ketika Dia berjalan ke atas perahu, maka perahu itu seperti dipindahkan kepantai.
Saudara mungkin bertanya, pelajaran apa yang dapat kita ambil dari cerita tersebut? Roh Kudus juga dapat melintas ke arah kita dengan cara yang sama seperti Yesus. Kalau Saudara tidak memanggilNya, kalau Saudara tidak mengejarNya, kalau Saudara tidak mau menjamahNya, maka Saudara akan kehilangan kesempatan itu. Dan ada kalanya pengalaman seperti itu tidak terjadi lagi selama bertahun-tahun, bahkan mungkin tidak akan pernah terjadi lagi seumur hidup kita.
Elisa dan Elia bergaul karib dan selama bertahun-tahun melayani bersama-sama. Mereka saling mengenal satu sama lain. Elisa sangat ingin mengenal kuasa Allah dan urapan Allah seperti yang dimiliki Elia sehingga ia memutuskan untuk tidak pernah pergi dari sisi Elia. Elia mencoba untuk mempengaruhi keputusan Elisa yang sama sekali tidak mau meninggalkannya.
Bahkan pernah Elia mengusulkan supaya Elisa tinggal saja di rumah dan tidak usah mengikutinya lagi, tetapi Elisa menjawab: “Demi Allah yang hidup, aku tidak akan meninggalkan engkau.” Elisa bertekad untuk menangkap urapan yang dimiliki oleh Elia itu. Tidak perduli pagi, siang ataupun malam, Elisa selalu berada di dekat Elia, supaya ia dapat menangkap urapan Elia kalau Elia nanti terangkat ke surga. Ia memutuskan untuk membayar harganya, yaitu supaya ia tetap berada di sisi Elia,baik hari ini, besok atau bahkan tahun depan. Pada suatu hari mereka sedang berjalan bersama sambil bercakap-cakap, dan tanpa tanda-tanda kereta api dari surga datang dengan tiba-tiba dan Elia lenyap. Jubahnya jatuh dan Elisa langsung menangkapnya. Dan karena ketekunannya, Elisa mendapatkan dua kali urapan Elia.
Apakah Saudara ingin mendapatkan urapan dua kali lipat dalam kehidupan Saudara? Jangan lewatkan kesempatan itu. Mungkin kesempatan itu adalah saat ini. Kita harus selalu siap setiap waktu. Roh Kudus selalu datang dengan tiba-tiba, tanpa tanda-tanda atau pemberitahuan terlebih dahulu. Ia tidak memberi tanda-tanda mengenai kedatanganNya. Dia hanya hadir, dan Saudara harus sudah siap tatkala ia datang. Alkitab mengatakan, “Siap sedialah, baik atau tidak baik waktunya.” Mengapa? Karena kehadiran Roh Kudus dapat turun setiap saat. Dan Saudara harus siap untuk meraih urapan itu apabila Ia datang.
Saudara mungkin bertanya: “Mengapa saya membutuhkan urapan?” Karena tanpa urapan, kita mati. Tanpa urapan kita tersesat. Urapan itu membuat hidup kita berbeda. Apakah Saudara mau diurapi? Mari kita perhatikan tujuh hal penting yang Tuhan katakan kepada Musa, yang sangat perlu bagi mereka yang ingin diurapi. Ketujuh hal ini memberikan suatu contoh tentang bagaimana caranya supaya kita dapat meraih urapan itu.
Urapan tidak lain adalah kehadiran Tuhan di dalam kehidupan Saudara. Kehidupan doa Saudara akan dipengaruhi, pembacaan Alkitab Saudara akan berubah. Saudara tidak akan lagi sekedar membaca, tetapi Saudara akan menjadi bagian dari segala sesuatu yang Saudara baca dan Saudara akan mengalaminya sendiri. Alkitab menjadi bagian hidup Saudara. Ketika Saudara berdoa, Saudara akan disegarkan dengan kehidupan dan iman. Yesus akan menjadi begitu nyata dalam kehidupan Saudara, sehingga dengan hanya membisikkan namaNya saja, Saudara sudah akan merasakan kehadiranNya.
Pada suatu hari seorang pria sedang berkhotbah di gereja kecil, dan sementara ia sedang berkhotbah, ia tidak menyadari apa yang sedang terjadi di luar. Kuasa Allah begitu kuat menyelimuti kebaktian tersebut sehingga orang-orang yang lewat di depan gereja tersebut seperti ditarik oleh suatu kekuatan yang tak terlihat untuk masuk ke dalam gereja tersebut. Mereka adalah orang-orang yang belum bertobat, tetapi mereka ditarik masuk kesitu. Begitu mereka masuk ke dalam gereja, setiap orang yang masuk langsung jatuh tertelungkup ke lantai. Kejadian seperti itu terus berlangsung setiap malam. Akhirnya mereka harus memindahkan kebaktian tersebut ke tempat lain yang lebih besar di kota. Tidak ada pengumuman atau pemberitahuan khusus atau promosi apapun tentang kebaktian itu. Ribuan orang ditarik masuk ke dalam kebaktian tersebut. Kegerakan rohani terbesar yang pernah dialami Chicago terjadi karena hal itu. Orang yang berkhotbah itu tidak lain adalah D.L. Moody. Urapan Allah atas dirinya begitu kuat sehingga ketika ia berkhotbah, orang-orang seperti ditarik dari jalan untuk ikut kebaktian tersebut. Inilah yang disebut urapan.
Pada suatu hari Mary Woodworth Edder, seorang wanita yang kotbahnya selalu berapi-api, sedang berkhotbah ketika tiba-tiba, di tengah-tengah khotbah yang sedang ia sampaikan, orang-orang mulai berjatuhan dari tempat duduk mereka. Karena begitu kuatnya tekanan yang mereka rasakan, mereka terjatuh ke lantai dan mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan.
Pada suatu kesempatan Amy Semple McPherson sedang berkhotbah di London, Ontario, di dalam sebuah gereja kecil di hadapan sekumpulan jemaat yang suam-suam dan tidak ada sesuatupun yang terjadi saat itu. Tidak ada orang yang bertobat. Roh Kudus menguasainya dan ia berlari ke luar pintu. Ia berlari sambil berteriak, “Ikuti saya!” Mereka semua berlari mengikutinya ke luar. Ia berlari ke luar sambil menyambar sebuah kursi. Seluruh jemaat mengikutinya. Ia membawa mereka sampai ke pinggiran kota. Ketika sampai di sana, ia melompat ke atas kursi yang dibawanya dan mengangkat kedua tangannya ke langit dan terus berdiri di situ. Penonton mengira ingatannya sudah hilang. Jam demi jam, ia tetap berdiri di sana, tanpa bergerak, tanpa berkata-kata dengan kedua tangan terangkat ke atas. Akhirnya setelah empat jam, jumlah orang yang berkumpul menjadi kira-kira 6000 sampai 7000 orang.
Dan tiba-tiba, tanpa diduga ia memandangi wajah orang-orang yang berkerumun itu sambil berteriak, “Ikuti saya!” Cepat-cepat diambilnya kursi yang tadi dibawanya dan berlari kembali ke arah gereja. Segera setelah orang banyak itu memasuki gedung gereja, ia memerintahkan untuk menutup dan mengunci pintu gereja. Itulah awal suatu kegerakan rohani besar yang melanda kota tersebut, membawa kelahiran banyak gereja-gereja yang hingga saat ini masih ada di sana. Pelayanannya pada waktu itu menghasilkan lebih banyak petobat-petobat baru dibandingkan dengan pelayanan-pelayanan lain yang pernah diadakannya.
Di dalam Keluaran 25 Allah memerintahkan Musa untuk membuat tabernakel bagiNya. Tabernakel ini mempunyai sebuah gerbang yang melambangkan Yesus Kristus. Gerbang tersebut mempunyai empat warna yaitu ungu, putih, merah tua dan biru, yang merupakan lambang dari empat jabatan Yesus. Warna ungu melambangkan Yesus sebagai raja, warna putih melambangkan Yesus sebagai manusia, warna merah tua melambangkan Yesus sebagai juru selamat dan warna biru melambangkan Dia sebagai Anak Allah. Inilah yang menjadi pesan dari keempat Injil. Dalam Injil Matius kita melihat Yesus sebagai Raja, dalam Injil Markus kita melihat Yesus sebagai manusia, dalam Injil Lukas kita melihat Yesus sebagai Juru selamat dan dalam Injil Yohanes digambarkan Yesus sebagai Anak Allah. Tanpa mengenal Yesus dengan cara ini Saudara tidak akan pernah mendapat urapan itu. Kunci pertama dari urapan adalah kepenuhan Yesus di dalam kehidupan Saudara. Saudara harus menghampiri dan kemudian mengenalNya – sebagai Raja yang harus ditaati, sebagai Anak Allah yang patut disembah, sebagai manusia yang sama dengan Saudara, dan sebagai Juru selamat dunia yang menanggung dan menghapuskan semua dosa Saudara. Sekali Saudara mengenalNya dalam keempat jabatanNya – sebagai Raja dalam Injil Matius – saya akan mentaati Dia; sebagai manusia dalam Injil Markus – saya menjadi sama dengan Dia; sebagai Juru selamat di dalam Injil Lukas – saya bergantung pada Dia untuk pengampunan atas segala dosa saya, dan sebagai Anak Allah yang patut saya sembah seperti yang terdapat dalam Injil Yohanes. Injil dimulai dengan ketaatan, dan diakhiri dengan penyembahan.
Kunci kedua untuk menerima urapan adalah mezbah persembahan. Sekali Saudara melewati gerbang yang merupakan gambaran Yesus dalam segala kesempurnaan dan kemulianNya, Saudara datang kepada darah yang dipersembahkan di atas mezbah, tempat dimana darah dicurahkan setiap hari.
Saudara tidak akan mengenal urapan itu sampai Saudara dicuci dalam darah Anak Domba. Roma 3 : 25 mengatakan bahwa kita “menyatakan apa yang telah dilakukan oleh darah itu.” Dengan iman kita menyatakan bahwa darah adalah pendamaian bagi dosa-dosa kita. Jangan Saudara pergi kemanapun tanpa mengenakan darah Yesus itu. Sebelum Imam besar dapat masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, ia harus terlebih dahulu memakai darah anak lembu dan domba jantan. Kitab Ibrani menyerukan, “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus menyucikan kamu?” Jika darah binatang itu dapat menguduskan orang yang najis, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh Kudus, mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah, untuk menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan jahat supaya kita dapat melayani Allah yang hidup?
Setelah melewati darah, imam tersebut kemudian menghadapi sebuah bejana pembasuhan yang berisi air, air jernih yang melambangkan Firman Allah yang hidup. Allah berkata kepada Musa dan Harun untuk mengatakan kepada para imam, “Apabila kamu tidak membasuh kakimu dan tanganmu dengan air, kamu akan mati.” Kalau kita tidak membersihkan hidup kita dengan Firman Allah, maka kita akan mati secara rohani. Kalau Saudara melalaikan Firman Allah, akan ada kematian di dalam roh Saudara. Firman Tuhan berkata bahwa kalau Saudara berdoa dengan hati yang kotor, maka Saudara menambah dosa-dosa Saudara. Allah tidak mendengarkan dan tidak akan menerima doa Saudara. Jika Firman Allah tidak ada di dalam diri Saudara, maka Saudara akan dipenuhi keduniawian. Diri Saudara tidak pernah kosong. Diri Saudara pasti diisi oleh sesuatu hal atau oleh hal-hal lainnya. Apabila Firman Tuhan tidak memenuhi pikiran Saudara, maka pikiran-pikiran jahatlah yang akan mengisinya.
Setelah Saudara melewati bejana pembasuhan, Saudara akan sampai ke Ruang Kudus. Yang pertama Saudara akan lihat di sana adalah kaki dian yang berarti kemerdekaan dan pengetahuan ilahi. Kalau Firman Tuhan tinggal di dalam diri Saudara, Saudara akan berjalan di dalam wahyu. Allah sendiri akan berbicara kepada Saudara. Kalau Saudara membaca Alkitab, Saudara tidak membutuhkan lagi ulasan-ulasan atau tafsiran dan pelajaran tambahan untuk membantu Saudara memahami Firman Tuhan. Saudara akan dapat mendengar suara Roh Kudus yang memberikan pengetahuan ilahi dan pengertian kepada Saudara. Betapa sangat menyenangkan untuk mempelajari Alkitab dan memiliki Firman Tuhan yang rhema yang mencengkeram hati Saudara.
Setelah mereka melewati kaki dian yang berbicara tentang wahyu pengetahuan dari roh, mereka akan menjumpai meja dengan 12 roti, pada sisi yang lain. Meja tersebut dalam Alkitab ditulis sebagai Meja Roti Pertunjukan. Seseorang pernah berkata kepada saya, bahwa pada saat seseorang berhenti menerima wahyu, maka pada saat itu ia akan mati. Meja Roti Pertunjukan di Ruang Kudus adalah tempat di mana para imam menuangkan kemenyan ke atas roti tersebut. Hal ini berbicara tentang penganiayaan. Yesus berkata bahwa penganiayaan akan selalu menimpa orang-orang yang mengasihi Firman Tuhan. Ingat, sekali Saudara meminta Allah supaya berbicara kepada Saudara, Saudara mungkin akan diejek. Tetapi Petrus mengatakan, “Kalau mereka mengejekmu karena kebenaran, berbahagialah, karena Roh Kemuliaan itu ada padamu.”
Jika Saudara memandang lurus ke depan, Saudara akan melihat sebuah meja dengan ukupan yang menghadap kepada Allah. Meja ini disebut Mezbah Pembakaran Ukupan. Asap ukupan ini memenuhi seluruh Ruang Kudus sehingga imam yang masuk bahkan tidak dapat melihat ke mana ia pergi. Allah begitu teliti dalam memberikan perintahNya kepada Musa. Dia memerintahkan Musa untuk menggunakan bahan-bahan tertentu untuk membuat ukupan tersebut. Jika ia mempersembahkan jenis bahan yang salah, ia bisa mati. Dua orang anak Harun, Nadab dan Abihu mempersembahkan ukupan yang lain kepada Allah, dan mereka mati karenanya.
Bahan ukupan itu didapat dari dasar Laut Teberau dan dari padang gurun. Bentuk aslinya adalah semacam karang. Saudara mungkin bertanya, “Bagaimana cara Musa mendapatkannya? Apakah seseorang harus menyelam untuk mengambilnya?” Tidak! Saya percaya bahwa mereka memungutnya dari dasar laut yang kering ketika mereka menyeberangi Laut Teberau yang dibelah oleh Tuhan. Sampai sekarang orang-orang Arab masih menggunakan bahan seperti itu; mereka mengancurkannya dan ketika mereka membakarnya, maka ular dan kalajengking lari karena baunya. Sampai saat ini bahan ukupan itu masih punya pengaruh yang sama terhadap ular. Mereka tidak bisa tinggal di dekat ukupan itu dibakar. Ukupan adalah lambang dari penyembahan.
Penyembahan Saudara kepada Allah akan menyingkirkan setiap setan dan kalajengking.
Yang mengagumkan bahan ukupan tadi dapat juga dipakai untuk pengobatan. Jika bahan tersebut digiling halus dan dicampur air dan diminumkan kepada penderita, maka tubuhnya akan sembuh.
Penyembahan juga dapat menyembuhkan tubuh Saudara.
Sekali dalam setahun Imam besar masuk ke dalam Ruang Maha Kudus. Sebelum masuk, ia harus membuka tirai Ruang Maha Kudus dan asap dari ukupan itu akan mendahuluinya masuk. Penyembahan akan membuka jalan bagi Saudara untuk memasuki hadirat Allah. Ketika asap ukupan sudah masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, maka Saudara bisa masuk ke dalam hadirat Allah itu.
Tujuh Hal penting untuk meraih urapan :
1.Dipenuhi pribadi Yesus.
2.Disucikan oleh darahNya,
3.Senantiasa dikuduskan oleh Firman Tuhan,
4.Menerima wahyu atau rhema,
5.Mengalami penganiayaan oleh karena Kristus dan mentaati Firman Tuhan
6.Hidup senantiasa didalam penyembahan kepada Tuhan ( Life Style )
7.Keberanian menghampiri tahta Allah
Kita dengan keberanian memasuki Ruang Maha Suci. Walaupun Imam besar masuk dengan takut dan gentar, tetapi Paulus menyatakan bahwa kita harus “dengan penuh keberanian menghampiri tahta Allah.”
Umat Allah, kita harus memiliki urapan di dalam seluruh kehidupan kita. Saya tidak dapat hidup tanpa urapan itu. Saya tidak mau melayani tanpa urapan. Setiap kali saya naik panggung untuk pelayanan mujizat, saya membisikkan sebuah doa dan mengundang Roh Kudus untuk berjalan bersama-sama saya. Saya meminta Roh Kudus untuk mengurapi saya sekali lagi. Saya tahu, tanpa jamahanNya Yang Mulia, tidak akan ada urapan, tidak akan ada mujizat.
Lalu pada saat itu saya akan merasakan urapan itu, begitu dahsyat dan penuh kuasa, hampir-hampir seperti sebuah sungai deras yang menerjang ke arah saya. Dan saya tahu, bahwa hanya karena anugerah dan kemurahanNyalah urapan itu dapat menjamah hidup mereka, mengangkat mereka ke dalam kemuliaan hadirat Tuhan, dan tanda-tanda mujizat mengikutinya.
Jadilah tempat yang kudus bagi kehadiran Allah, tempat Ia akan bersemayam. Belajarlah untuk menunggu di hadapan Allah, untuk mengasihi Dia, untuk mengenal Dia, untuk berbicara secara akrab dengan Dia, terbuka tanpa ada yang tersembunyi di hadapanNya. Maka secara tiba-tiba, dalam kediaman itu, saat-saat hening dimana Saudara memusatkan segala perhatian dan merendahkan diri dalam hadiratNya, tiupan angin Roh Kudus akan berhembus ke atas kehidupan Saudara. Roh KudusNya akan turun ke atas Saudara, dan Saudara akan dibakar dengan kuasa kehadiranNya. Saudara akan meraih urapan itu. Sekali Saudara menggenggam erat-erat apa yang diberikan urapan itu, maka Saudara tidak pernah dan tidak akan pernah lagi menjadi sama seperti dulu.
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment