Segala
sesuatu yang ada di dunia ini ada musim atau masanya. Contohnya, pada
bulan Agustus-September, kita memasuki peralihan dari musim panas ke
musim hujan – itu adalah target yang sebetulnya sudah ditetapkan oleh
hukum alam. Contoh lainnya adalah ketika bulan Desember tiba, kita juga
tahu bahwa musim durian segera datang. Meskipun teknologi pertanian masa
kini bisa membuat beberapa pohon tertentu seakan-akan bisa terus
dipanen setiap bulan, namun secara hukum alam, ada musim-musim tertentu
yang pasti akan selalu kita lihat terjadi.
Demikian
pula Tuhan sudah menetapkan target-target rohani untuk setiap orang
percaya – ada target-target tertentu yang harus kita capai dalam hidup
kita. Ketika kita memasuki target yang Tuhan tetapkan tersebut, ketika
itulah kehidupan kita akan mulai bisa memanifestasikan kemuliaan Tuhan,
sesuai dengan level anugerah yang kita capai pada target yang Tuhan
tetapkan tersebut.
Selama
ini, ada cukup banyak orang percaya yang belum mengetahui kebenaran
ini, dan kalaupun mereka sudah mengetahuinya, masalah, konflik batin,
dan berbagai hal lainnya telah berhasil menahan mereka untuk memasuki
target yang Tuhan sudah tetapkan atas hidup dan pelayanan mereka. Akan
tetapi hari ini saya deklarasikan, “Tuhan sedang mencurahkan roh
percepatan ilahi atas setiap kita, sehingga kalaupun ada di antara Anda
yang merasa masih berada di bawah target yang Tuhan tetapkan, engkau
akan alami adanya percepatan ilahi dalam hidupmu – Roh Kudus akan
bekerja sedemikian rupa dalam hidupmu sehingga engkau bisa mencapai
target yang Tuhan tetapkan. Roh terobosan ilahi telah Dia curahkan, dan
apapun yang selama ini menghalangi dan menghambatumu akan mulai Dia
terobos dan hancurkan. Selama engkau mau bekerja sama dengan Dia, engkau
akan terus alami percepatan ilahi datang.”
Jika
Anda bertanya, apa yang sebenarnya menjadi target Tuhan bagi
Gereja-Nya, jawabannya adalah: Tuhan telah menetapkan bahwa pada
bulan-bulan ini, semua kita akan mulai memasuki pelayanan kita yang
sejati, dan kita akan mendapati Tuhan telah menyediakan ladang pelayanan
kita masing-masing, sehingga tidak ada satupun di antara kita yang
masih akan didapati Tuhan menganggur secara rohani, karena semua kita
telah ditetapkan Tuhan untuk ikut terlibat dalam pelayanan.
Dalam
kitab Hakim-hakim, ada beberapa tokoh Alkitab yang dibawa oleh Tuhan
untuk masuk dalam pelayanan. Jika kita mempelajari kondisi bangsa Israel
pada jaman kitab Hakim-hakim, pada waktu itu belum ada raja atau
pemimpin yang memerintah Israel – yang ada hanyalah orang-orang yang
dibangkitkan Tuhan untuk memimpin dan menjadi hakim di Israel. Biasanya,
mereka dipakai Tuhan untuk memimpin orang Israel melewati segala
tekanan dan pergumulan yang timbul sebagai akibat dari ketidaktaatan
mereka. Selama hakim tersebut hidup, orang Israel akan terus berjalan
dalam kebenaran, tetapi begitu si hakim mati, orang Israel akan kembali
tercerai berai dan tidak lagi hidup dalam kebenaran, sampai Tuhan
mengangkat hakim yang baru lagi.
Jangankan
di kalangan non-Kristen, bahkan di kalangan orang Kristen sekalipun ada
banyak sekali mereka yang “terlantar” secara rohani; mereka tidak tahu
apa yang harus mereka lakukan, mereka mengalami
kekeringan/kesuaman/kematian rohani, dan mereka membutuhkan orang-orang
yang Tuhan bangkitkan untuk memimpin dan mempengaruhi hidup mereka untuk
kembali berjalan dalam kebenaran, agar mereka juga bisa menikmati
anugerah Tuhan yang sama dalam hidup mereka – seperti inilah kondisi
yang kita dapati dalam kitab Hakim-hakim.
Dari
sekian banyaknya tokoh Alkitab yang dicatat dalam kitab Hakim-hakim,
ada beberapa yang sanga menarik untuk kita pelajari tentang cara Tuhan
membawa mereka masuk ke dalam pelayanan mereka yang sejati, karena saya
percaya bahwa dengan cara-cara yang sama juga Tuhan akan membawa kita
memasuki pelayanan kita yang sesungguhnya.
Bagaimana kita bisa mengenali pekerjaan Roh dalam hidup kita?
1. Melalui penunjukan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
“..
Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah
sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma
Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel
menghadap dia untuk berhakim kepadanya. Ia menyuruh memanggil Barak bin
Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah
TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah
menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan
bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan
Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan
pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan
menyerahkan dia ke dalam tanganmu” Jawab Barak kepada Debora: “Jika
engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku
pun tidak maju.” Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan
mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab
TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu
Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh...” (Hakim-hakim 4:1-10).
Selama
ini kita hanya mempelajari dan memperhatikan tentang Debora – seorang
nabiah yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, tapi kita hampir tidak
pernah berbicara tentang Barak. Padahal, dalam Ibrani 11:30-33, nama
Debora bahkan tidak tercatat di sana – yang tertulis adalam nama Barak.
[Untuk saat ini kita belum akan membahas alasan mengapa bukan Debora
yang disebutkan di Ibrani 11.] Akan tetapi, kita perlu
memperhatikan bahwa Barak bisa mulai memasuki pelayanannya oleh karena
penunjukan seorang pemimpin, yaitu Debora. Pada saat itu, Deboralah yang
menjadi pemimpin di Israel.
Hal
yang sama akan kita alami – Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam
area-area pelayanan kita karena penunjukan seorang pemimpin. Tapi dalam
kasus Barak, Debora terpaksa harus berkata kepada Barak bahwa Barak
tidak akan mendapatkan kehormatan daari kemenangan yang mereka raih.
Mengapa demikian? Karena dalam ayat 8 kita mendapati bahwa Barak
mengemukakan berbagai alasan dan syarat kepada Debora sebagai pemimpin, “Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.”.
Seringkali, Tuhan akan mulai memakai pemimpin yang ada di atas kita
untuk membawa kita masuk ke dalam sebuah pelayanan. Ketika sang pemimpin
mulai mengenali potensi atau skill yang ada dalam hidup kita
lalu kemudian pemimpin itu mulai melakukan penunjukan dan memberikan
perintah, saya mendorong Anda untuk hanya berkata ‘YA’ dan kerjakan
dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi arahan dan perintah dari
pemimpin tersebut.
Ketika
engkau menerima penunjukan dari seorang pemimpin dan engkau mengajukan
syarat dan alasan, maka kehormatan/kemuliaan yang seharusnya menyertaimu
akan hilang. Karena itu pastikan, ketika Tuhan sungguh-sungguh ingin
membawa Anda masuk ke dalam sebuah pelayanan melalui penunjukan seorang
pemimpin, jangan pernah memberikan syarat apapun; lakukan apa yang
menjadi bagianmu dengan ketulusan dan segenap hati, dan kemuliaan Tuhan
akan terus menyertaimu. Sebaliknya, jika engkau mengemukakan berbagai
macam alasan dan syarat, engkau akan kehilangan kemuliaan itu, karena
sikap hati yang engkau miliki sudah keliru sejak awal.
Karena
itu, pastikan engkau memiliki sikap hati yang benar – sikap hati yang
tulus dan semata-mata karena engkau ingin menyukakan hati Tuhan; miliki
hati yang terus haus dan lapar akan Tuhan, karena dari sanalah sumber
pelayananmu akan mengalir. Pelayanan yang sejati bukan datang karena
kita mampu atau bisa, tetapi karena Tuhan yang bekerja dalam hidup kita.
Sikap hati yang benar akan membuat penyertaan Tuhan selalu nyata atas
hidup yang pelayanan kita.
2. Melalui arahan yang Tuhan beri atau dorongan Roh yang kita alami di dalam batin kita.
“Malaikat
TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian:
“TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawab Gideon
kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini
menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang
diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata:
Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang
TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang
Midian” (Hakim-hakim 6:12-13).
Dari
apa yang diucapkan oleh Gideon, kita bisa melihat bahwa dalam hati
Gideon ada banyak sekali kerinduan dan benih-benih ilahi yang bekerja
dalam hidupnya. Gideon terus teringat kepada bagaimana Tuhan memakai
Musa untuk membebaskan orang Israel, Yosua untuk merobohkan tembok
Yerikho dan merebut sebagian besar Kanaan. Tapi ketika Gideon melihat
realita yang ada, muncul suatu sikap hati yang rindu agar hidupnya
dipakai oleh Tuhan. Akibatnya, dorongan yang Gideon rasakan untuk dia
melakukan sesuatu bisa dengan mudah dia responi. Kalaupun ada banyak
hambatan dan halangan manusiawi yang dia hadapi – Gideon adalah anak
yang paling kecil, dari keluarga yang terkecil dari sebuah kaum yang
terkecil dari antara suku di Israel – tapi ketika Roh Kudus mulai
menggerakkan Gideon dan Gideon meniup sangkakalanya (Hak. 7:1-2), 32.000
orang pun segera berkumpul untuk menyertai Gideon.
Seandainya
kita bisa terus menjaga hati kita untuk selalu rindu dipakai oleh
Tuhan, Roh Kudus akan mulai memberikan dorongan tentang apa yang
seharusnya kita lakukan di dalam diri kita. Ketika kita belajar menaati
setiap dorongan Roh, Tuhan akan terus membukakan pintu kesempatan untuk
kita dapat menjadi berkati bagi orang lain.
Karena
itu, belajarlah untuk selalu menaati setiap perintah dan arahan yang
Tuhan beri – segentar dan setakut apapun engkau – sama seperti Gideon
(Hak. 6:25-27), karena ketaatan kita akan membuat kita selalu melihat
penyertaan dan pembelaan Tuhan dalam melakukan apa yang menjadi perintah
dan arahan-Nya itu (ayat 28-30). Ingat, setiap langkah ketaatan pasti
akan menciptakan perubahan! Ketaatan kita juga seringkali akan
membuktikan bahwa ketakutan dan kekhawatiran yang kita miliki sebenarnya
tidak beralasan, karena ketika Tuhan sudah berfirman, semua
pertimbangan manusiawi yang paling akurat sekalipun menjadi salah;
ketika Tuhan berfirman, situasi dan keadaan yang ada pasti akan berubah.
Satu
langkah ketaatan sederhana akan menghantarkan kita kepada dampak yang
lebih besar, sehingga pada akhirnya ketika ada langkah ketaatan yang
sangat menentukan yang harus kita ambil, kita akan selalu bisa menaati
apa yang menjadi arahan Tuhan dan dampak yang luar biasapun akan kita
lihat terjadi karena ketaatan kita.
3. Melalui kesempatan yang datang dari situasi dan keadaan yang ada.
“Kemudian
bani Amon dikerahkan dan berkemah di Gilead, sedang orang Israel
berkumpul dan berkemah di Mizpa. Maka para pemimpin bangsa di Gilead
berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah orang yang berani memulai
peperangan melawan bani Amon itu? Dialah yang harus menjadi kepala atas
seluruh penduduk Gilead”” (Hakim-hakim 10:17-18).
Pada
waktu itu, seluruh orang Israel seakan-akan kehilangan keberanian
mereka untuk menghadapi bani Amon. Sampai-sampai, para pemimpin yang ada
memutuskan bahwa siapa yang berani melawan bani Amon – orang itu akan
ditunjuk menjadi pemimpin di Israel.
Lalu dalam Hak. 11:1 Alkitab berkata, “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa...”
– cocok dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Akan tetapi, Yefta
memiliki latar belakang yang sangat buruk: ia adalah anak seorang
perempuan sundal, diusir dari keluarganya, berkumpul dengan para
perampok, dan bahkan menjadi pemimpin para perampok (Hak.
11:1-3). Selama sekian waktu lamanya, Yefta mungkin menyesali pengalaman
masa lalunya dan ia sulit melihat kebaikan Tuhan di dalam perjalanan
hidupnya, sampai ketika para tua-tua Gilead datang kepada Yefta dan
meminta Yefta untuk menjadi pemimpin atas mereka (Hak. 11:4-11). Saya
percaya, pada saat itu juga Yefta bisa melihat bagaimana perjalanan
hidupnya sudah ditetapkan oleh Tuhan, membentuk dan mempersiapkan Yefta
untuk bisa dilepaskan pada waktunya.
Hal
yang sama juga akan terjadi atas beberapa dari antara Anda. Mungkin
saat ini Anda masih menyesali apa yang pernah Anda alami atau perbuat di
masa lampau, tapi selama Anda terus meresponi segala hal yang Anda
hadapi dengan roh pertobatan dan sikap hati yang selalu ingin menyukakan
hati Tuhan, Tuhan pun akan memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang pernah
Anda alami di masa lalu untuk kebaikan Anda sendiri, untuk membentuk
dan mempersiapkan Anda sehingga pada akhirnya memberi keuntungan untuk
Anda sendiri.
Namun
lepas dari semua itu, ada satu hal yang harus saya garis bawahi: semua
peristiwa buruk yang Yefta alami di masa lalunya bukanlah akibat
perbuatan atau kesalahan Yefta; Yefta bukan pelaku melainkan korban
dari keadaan yang disebabkan oleh orangtua dan saudara-saudaranya. Dan
karena Yefta selalu memiliki hati yang bersih dan tertuju kepada Tuhan
dan rencana-Nya, maka lepas dari semua yang ia alami, itu semua menjadi
semacam suatu proses pembentukan yang Yefta harus ikuti dan lalui.
Ketika waktunya tiba, Tuhan justru memunculkan Yefta sebagai pemimpin di
Israel.
Selama
ini, beberapa dari Anda mungkin merasa seakan-akan apa yang engkau
lakukan hanyalah hal-hal yang sepele dan sederhana, bahkan hal-hal yang
mungkin kurang engkau sukai. Saya mendorong Anda untuk terus
melakukannya dengan tekun dan setia, karena akan tiba waktunya Tuhan
akan membukakan pintu kesempatan untuk Anda bertemu dengan “tua-tua
Gilead”mu. Dan saat Anda bertemu dengan mereka, Anda sudah memiliki
keahlian dan posisi rohani yang Anda butuhkan untuk bisa menghasilkan
perubahan; pintu pelayananpun akan mulai terbuka lebar bagi Anda.
4. Melalui peristiwa sehari-hari dan pengalaman hidup yang kita alami.
“Simson
pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang
dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat
seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.” Tetapi
ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak
perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang
perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin,
orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada
ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” Tetapi ayahnya dan
ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang
Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa
itu orang Filistin menguasai orang Israel” (Hakim-hakim 14:1-4).
Dari
ayat-ayat di atas, Alkitab menceritakan bahwa meskipun Simson adalah
seorang nazir Allah, Simson menjalani hidup seperti layaknya anak-anak
muda lain di Israel. Sampai suatu waktu ketika ia ada di Timna, ia
melihat seorang gadis Filistin dan hatinya tertambat kepada gadis itu,
bahkan sampai meminta orangtuanya untuk mengambil gadis itu menjadi
isterinya.
Akan
tetapi, lepas dari semua itu, Alkitab juga menceritakan bahwa semua itu
bisa terjadi oleh karena skenario tangan Tuhan, karena Simson memang
harus mencari gara-gara dengan orang Filistin [pada waktu itu orang
Filistin menguasai seluruh Israel]. Karena Tuhan sudah menyatakan bahwa
lewat hidup Simson, akan dimulai penyelamatan atas Israel dari tangan
orang Filistin (Hak. 13:5).
Dari
cerita tentang Simson ini kita mendapati bahwa Simson memasuki
pelayanannya melalui peristiwa hidup sehari-hari yang dia alami, yang
tanpa ia sadari, justru Tuhan pakai untuk menggiring dia memenuhi
panggilan hidupnya. Demikian pula, akan tiba sekali waktu di mana Anda
juga akan mendapati bahwa peristiwa sehari-hari yang Anda alami justru
akan menjadi sarana yang Tuhan pakai untuk membukakan pintu pelayanan
bagi Anda.
Saya
juga pernah mendengar beberapa hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar
biasa untuk menangani dan melayani anak-anak yang menderita down syndrome
atau keterbelakangan mental, dimulai ketika mereka pertama-tama
memiliki seorang anak yang menderita penyakit yang sama. Mereka
mendoakan dan melayani anak mereka, sambil belajar dari Tuhan, dan
ketika mujizat mulai terjadi, dimulailah pelayanan itu untuk memberkati
orang-orang lain.
Ada
banyak hal yang Anda bisa alami bersama Tuhan, tapi pastikan Anda terus
dengan-dengaran dengan Tuhan, terus bangun persekutuan Anda dengan
Tuhan, dan ikuti setiap dorongan dan arahan yang Tuhan berikan kepada
Anda. Situasi dan keadaan apapun yang sedang engkau alami, responilah
secara ilahi, karena seringkali apa yang engkau alami adalah cara Tuhan
untuk membawamu memasuki destinymu. Dengan demikian, apa yang engkau alami secara pribadi bersama Tuhan akan memberkati banyak orang yang lain.
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment