Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: “Lekaslah bawa ke mari jubah
yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada
jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu,
sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku
ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali”. Maka mulailah mereka bersukaria ( Lukas 15 : 22 – 24 )
Poin dari bapak ini berkata: “Anakku hidup”.
Banyak yang berkata: “Pak, saya ini kan juga hidup”, belum tentu, “lho
saya kan melakukan banyak kegiatan”, bukan itu yang Tuhan lihat, tetapi
antara hatimu dengan hati Tuhan itu connect atau tidak, itu yang menentukan ada “kehidupan” tidak di dalam kita. Yang membuat bapak suka adalah “anakku hidup”,
sedangkan sulung itu mati, keinginan si sulung hanya anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabatnya. Dia tidak pernah menyatakan
keinginannya: “Aku mau tinggal bersama-sama ayah”, tetapi kerjanya
keras luar biasa. Saya melihat banyak orang yang beraktivitas banyak
tetapi kehilangan passion dari hidupnya. Anda boleh bekerja
keras buat Tuhan, anda boleh mengerjakan banyak hal dalam gereja,
tetapi bukan itu yang menarik hati Tuhan.Sebenarnya dengan Tuhan itu bukan soal aktivitas, bukan soal prosedurnya, tetapi soal hubungan. Kerinduan hati Tuhan itu hanya ingin fellowship, ingin mendapatkan kehangatan supaya kita juga mendapatkan kehangatanNya. Kerinduan kita??
By HIS Grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment