“karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya dan dalam bulan itulah dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin” ( Ester 9 : 22 )
Purim
itu menjadi hari ‘pembalikan keadaan’. Kematian jadi kehidupan,
dukacita jadi sukacita, ratapan jadi tawa dan tarian.Namun ada satu hal
yang tidak boleh dilupakan, Purim juga jadi hari “BERSEDEKAH kepada orang-orang miskin”.
Rupanya, melayani orang miskin, merupakan semacam “meterai” pengesahan
akan semuanya. Kerasulan Pauluspun disahkan oleh “meterai” yang sama.
Dan
setelah melihat kasih karunia yang dianugrahkan kepadaku, maka Yakobus,
Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat
tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya
kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada
orang-orang yang bersunat; hanya kami harus tetap mengingat orang-orang
miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
( Galatia 2 : 9 - 10 )
Jadi mari rayakan Purim dengan tepat. Halleluya.
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment