sebagian dari kita
masih mengingat kisah Berita jatuhnya Rev. Ted Haggard begitu
menggemparkan kalangan Kristen di Amerika. Tentu menggemparkan karena
beliau adalah Ketua dari National Association of Evangelicals yang
membawahi ±45.000 gereja di Amerika. Peristiwa ini membuat banyak pihak
bertanya-tanya, ‘kok bisa jatuh sedemikian?’ Tidak aneh sebenarnya.
Daud, seorang pemimpin yang dikatakan ’orang yang diperkenan Tuhan’
bisa jatuh dalam dosa seksual. Bukankah kita juga masih ingat kasus
jatuhnya seorang pemimpin Gereja di Singapura, karena kasus keuangan?
Berita di surat kabar terpampang jelas ketika seorang pemimpin religius
jatuh dalam dosa. Padahal berapa banyak orang Kristen, yang notabene
juga adalah ’hamba Tuhan’, tiap hari juga menghadapi pencobaan? Tidak
sedikit yang tak bisa bertahan dan akhirnya berdosa. Bedanya mereka
tidak terpampang di surat kabar seperti pemimpin gereja yang jatuh. Intinya, tidak ada orang Kristen yang kebal terhadap pencobaan & dosa.
Itulah pentingnya doa permohonan yang diajarkan Tuhan Yesus, ’dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari
yang jahat’. Kita akan lebih menghayati doa ini, ketika kita mengakui
bahwa hidup ini adalah peperangan rohani. Perjuangan kita adalah
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat
di udara (Efesus 6:12). Tanpa perlengkapan senjata dari Allah, sulit
sekali bagi kita untuk menang atas pencobaan. Peperangan rohani tsb
seringkali terjadi karena kita dicobai oleh keinginan-keinginan kita
sendiri. Kita diseret dan dipikat oleh keinginan tsb, yang ketika
dibuahi oleh kuasa kegelapan; lahirlah dosa (Yakobus 1:14-15). Jadi
sebenarnya doa ’jangan bawa kami ke dalam pencobaan…’ mau menekankan
supaya Tuhan tidak membiarkan keinginan-keinginan tsb menguasai kita.
Keinginan yang menuju kepada keserakahan, kekuatiran, kesombongan dan
keraguan iman.
Kalau hidup adalah peperangan rohani, gak mungkin kita bisa menang
tanpa ada kesiap siagaan. Salah satu cara tetap siap siaga adalah
tidak mengkompromikan kehidupan dalam komunitas Kristiani. Dengan kata
lain, jangan menjauh/mengisolasi diri dari persekutuan dengan saudara
seiman ketika kita ada di ujung tanduk pencobaan. Buat kita yang peka
untuk mengetahui pencobaan yang dihadapi oleh rekan seiman, hampiri
rekan tsb untuk menjadi partner rohani.
Pertanyaan yang patut kita renungkan bersama adalah ”Apakah
komunitas Kristiani di gereja ini adalah komunitas yang menolong
seseorang menang dari pencobaan, atau sebaliknya?”
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment