6. Dan ia berkata kepada raja: “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, 7. tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. 8. Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu ! 9. Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel ! Karena Tuhan mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran”. 10. Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu.
11. Lagi pula kapal-kapal Hiram, yang mengangkut emas dari Ofir, membawa dari Ofir sangat banyak kayu cendana dan batu permata yang mahal-mahal. 12. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi langkan untuk rumah TUHAN dan untuk istana raja, dan juga menjadi kecapi dan gambus untuk para penyanyi; kayu cendana seperti itu tidak datang dan tidak kelihatan lagi sampai hari ini. 13. Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya sebagaimana layak bagi raja Salomo. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Masa ini terjadi sekitar pada abad ke enam Sebelum Masehi. Pada masa ini belum ada suatu jaringan alat komunikasi dalam bentuk apapun. Setiap berita yang beredar itu hanya berlangsung dari mulut ke mulut saja. Berita tentang raja Salomo yang bijaksana yang melayani Allah yang berkuasa ini terdengar dan sampai juga kepada ratu negeri Syeba di daerah Arab Selatan yang jaraknya sangat jauh, yaitu sekitar 1.200 mil letaknya ke arah selatan Yerusalem.
Berita tentang raja Salomo yang begitu bijaksana dan tentang Allah yang disembah oleh Salomo itu menarik perhatian ratu Syeba. Tidak puas hanya mendengar berita tentang raja Salomo yang bijaksana itu maka ia berketetapan ingin datang berkunjung kepada raja Salomo untuk dapat melihat langsung dan menyaksikakannya sendiri semua berita yang telah ia dengar tersebut.
Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan sejauh 1200 mil itu adalah sekitar 60 hari, kurang lebih selama 2 bulan. Perjalanan panjang yang harus ditempuh ini bukanlah menjadi penghalang bagi ratu Syeba karena hatinya sangat merindukan hikmat. Melalui kisah ratu Syeba ini kita dapat belajar mengenai betapa berharganya nilai dari hati yang memilki hikmat, nilainya melebihi kekayaan materi, bahkan emas dan permata.
1. Rindu Mendengar Hikmat
Ia telah mendengar kabar tentang raja
Salomo yang berhubungan dengan nama Tuhan, informasi yang telah ia
dengar itu sangat menarik perhatiannya sehingga ia mau datang berkunjung
ke istana raja Salomo dan hendak mengujinya dengan teka-teki, (ayat 1).
Pada masa itu Ratu Syeba juga dikenal karena kecantikannya, kekayaan
dan kebesarannya yang sangat legendaris. Tampaknya Ratu Syeba sudah
memiliki segalanya, tetapi Ratu Syeba menyadari bahwa semua yang ia
miliki itu belum berarti dan bernilai baginya. Ia belum merasa puas
dengan apa yang telah ia peroleh dan yang telah dilakukannya sebagai
seorang ratu, karena itu hatinya sangat merindukan hikmat.
Apa yang didengarnya tentang raja Salomo
adalah suatu hal yang belum ia ketahui dan perbuat, itu sangat menarik
perhatiannya untuk dapat ia miliki. “Telinga yang mendengar dan mata
yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh Tuhan”, Amsal 20:12. “ Sekalipun
ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir
yang berpengetahuan”, Amsal 20:15.
.2. Ia Datang dengan Rela Berkorban
Ratu Syeba
datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan
unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu
permata yang mahal-mahal, (ayat 2). Perjalanan dari Arab Selatan menuju
Yerusalem dengan membawa rombongan unta untuk melintasi padang pasir
sejauh 1200 mil, harus ditepuhnya selama kurang lebih 2 bulan dan dengan
biaya yang besar. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi ratu
Syeba untuk datang dan melihat sendiri segala kebijaksanaan raja Salomo
yang telah didengarnya. Dengan keingintahuan yang sangat tinggi dan
kehausannya untuk mencari hikmat ratu Syeba merelakan dirinya untuk
menempuh sendiri perjalanan itu.
Persiapan
yang matang dilakukan, untuk meninggalkan istananya sendiri dalam waktu
yang cukup lama itu, ia harus mengatur segala sesuatu pelaksanaan
tugas di istananya dengan baik. Ratu ini juga mempersiapkan
perjalanannya dengan pasukan pengiring yang sangat besar, para pelayanan
dan dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, banyak emas dan batu
permata yang mahal-mahal serta kayu-kayu cendana yang berkualitas
terbaik.
Bagi ratu
Syeba, hikmat yang hendak ingin diperolehnya itu adalah sebuah kekayaan
yang termahal, bagi dirinya tidak akan ada usaha dan pengorbanan yang
sia-sia untuk pencarian dan untuk memperoleh hikmat. Ia rela
menghabiskan apapun juga untuk memperoleh kekayaan hikmat yang tak
ternilai harganya. Bersama pasukan pengiringnya ia menempuh perjalanan
melintasi padang pasir sekitar 2 bulan lamanya. Sekalipun lama
perjalanan itu, sekalipun melelahkan, ratu ini telah siap menempuhnya.
Ia melakukan pencarian ini bukan untuk sebuah kesenangan yang fana,
tetapi untuk suatu tujuan yaitu mencari hikmat yang sejati. “ Memperoleh
hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas “, Amsal 16:16.
.3. Belajar dari Orang yang Bijaksana
Sejumlah pertanyaan tentang kehidupan dan
Tuhan telah disiapkan oleh ratu Syeba, supaya dapat ditanyakan
langsung ketika ia berbincang-bincang dengan raja Salomo. Dan Salomo
menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang
tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu, (ayat 3). Semua
pertanyaannya yang sulit telah dijawab oleh raja Salomo dan tentu
tidak ada hal yang sukar bagi raja Salomo. Semua jawaban-jawaban yang
diberikan Salomo itu disimak, diperhatikan dan didengarkan oleh ratu
Syeba dengan baik. Ratu ini mau belajar dari orang yang paling
bijaksana pada masa itu. Belajar tentang hikmat Tuhan yang dimiliki
Salomo itu tidak melelahkan ratu ini, sebab ratu sangat menginginkannya.
Ratu berbahagia mendapatkan hikmat-hikmat yang belum ia ketahui dan
miliki.
.4. Melihat Melebihi Apa yang Didengar
Selain
mendengarkan semua perkataan hikmat dari raja Salomo, ratu Syeba juga
dapat melihat semua hal tetang kehidupan raja itu. Dengan melihatnya
sendiri iapun memahami akan hikmat yang telah ia dengar itu. Melihat
segala hikmat Salomo, dan istananya, makanan di mejanya, cara duduk
pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayanannya melayani dan berpakaian,
minumannnya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah
Tuhan, maka tercenganglah ratu itu, (ayat 4,5). Ratu Syeba benar-benar
terpesona memperhatikan semua itu dan ia sangat bergembira dapat
menyaksikan semuanya, sungguh sebagai suatu kehormatan baginya dapat
melihatnya sendiri.
Ratu Syeba
mempercayai serta membenarkan semua hal tentang berita yang telah ia
dengar tentang hikmat Salomo yang memimpin dengan keadilan dan
kebenaran itu. Dan ia berkata kepada raja: “Benar juga kabar yang
kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku
tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya
dengan mataku sendiri; sungguh setengahnyapun belum diberitahukan
kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang
kudengar, (ayat 6,7).
Mata ratu
Syeba terbuka, ia menyaksikan semua hikmat itu, tidak ada usaha yang
sia-sia, baginya semua hal yang dilihatnya itu adalah sebuah harta yang
sungguh mahal harganya, yang tidak ternilai. Diluar dugaan dan
pikirannya tentang semua yang ia telah dengar tentang Salomo. Ternyata,
yang ia lihat itu adalah jauh melebihi dari semua yang ia telah
dengarkan. Bukan cuma sekedar cerita saja tetapi hikmat itu nyata,
menjadi kenyataan yang dapat dilihat oleh ratu sendiri.
.5. Berbahagia karena Memperoleh Hikmat
Betapa menyenangkan hati ratu Syeba dapat
melihat sendiri hikmat Salomo itu. Bertemu dan berbincang-bincang
dengan raja Salomo serta melihat semua yang ia dengar itu, walaupun
hanya dalam beberapa waktu telah membuat ratu Syeba bergembira. Luapan
kegembiraannnya itu diungkapkannya dengan perkataannnya kepada raja
Salomo. “Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini
yang selalu melayani engkau dan meyaksikan hikmatmu!, (ayat 8).
Ratu Syeba dapat merasakan kebahagiaan
itu bila hidup dalam hikmat Tuhan yang dimiliki Salomo. Suatu
kebahagiaan yang belum pernah ia terima sebelumnya telah dirasakannya
kini karena telah memperoleh hikmat, kebahagiaan itu melampaui
kebahagiaannya dalam memperoleh harta, emas dan permata. Ratu Syeba
terkenal dengan kekayaaannya, diatas kekayaan yang ia miliki itu ia
menyatakan bahwa memperoleh hikmat itu lebih bernilai dari apapun maka
itu ia mengatakan alangkah bahagianya orang yang memperoleh hikmat.
“Berbahagialah orang yang mendapatkan
hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi
keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga
daripada permata, apapun yang kau inginkan, tidak dapat menyamainya”,
Amsal 3: 13-15.
.6. Memuji Tuhan
Apa yang
dimiliki oleh raja Salomo itu bukanlah pengetahuan manusia, bukan pula
kepintaran manusia, tetapi segala hal yang dipunyai oleh Salomo itu
adalah berasal dari Tuhan. Allah telah memberikan hati yang penuh hikmat
dan pengertian itu kepada Salomo. Salomo memulai masa pemerintahannya
dengan iman dan kasihnya kepada Allah. Salomo telah berdoa memohon
hikmat dan hati yang paham, dan Allah berkenan dengan permohonannya ini
serta mengabulkannya. Bahkan apa yang tidak diminta Salomo pun Tuhan
berikan yaitu kekayaan dan kemuliaan. Menyaksikan sendiri hikmat yang
dimiliki Salomo itu maka ratu Syebapun memuji Tuhan.
“Terpujilah
Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia
mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel!”, (ayat 9a).
.7. Bersyukur Memperoleh Hikmat Tuhan
Raja Salomo telah memberikan semua hikmat
yang dikehendaki dan yang diminta oleh ratu Syeba. Bagi ratu Syeba
tidak ada seorang yang begitu bijaksana dan tidak ada Allah yang begitu
terkenal seperti yang disembah oleh raja Salomo. Sebelum kembali pulang
ratu Syeba memberikan begitu banyak hartanya yang telah dipersiapkannya
kepada Salomo karena ia telah memperoleh kekayaan hikmat yang tidak
ternilai itu. Kita mungkin sulit membayangkan kekayaan yang dimiliki
oleh ratu Syeba, sebab wanita yang termasyhur ini dapat memberikan
begitu banyak harta yang sungguh bernilai tinggi kepada raja Salomo,
berupa emas, batu permata, rempah-rempah, dan kayu cendana dalam jumlah
yang tidak pernah terdengar. Sebuah pemberian yang sangat besar dan
Alkitab mencatat pada ayat 10-12 di atas, bahwa dengan pemberian ratu
Syeba tersebut, raja Salomo mengerjakan kayu-kayu itu menjadi langkah
untuk rumah Tuhan, istana raja dan juga untuk menjadi kecapi dan gambus.
Itu berarti pemberian ratu Syeba kepada Salomo sangatlah besar
jumlahnya.
Bagi ratu Syeba, semua pemberian itu,
telah melebihi dari apa yang diperoleh, yaitu kini ia memiliki
pengenalan yang sejati akan Allah dan hikmat yang menyertainya. Dan
tidak ada harga yang dapat menyamai pengenalan akan Tuhan, karena
“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus
adalah pengertian”, Amsal 9:10.
Melimpahnya harta-harta yang diberikannya
kepada Salomo tidak bisa menandingi hikmat dan pengertian yang baru
didapatkannya akan Allah. Ia bersyukur atas hikmat yang tak ternilai
harganya. Ia kembali pulang ke negerinya melintasi padang pasir sejauh
1200 mil itu dengan membawa harta pusaka yang tak ternilai yaitu hati
yang berhikmat, dan ia sudah dipenuhi oleh pengenalan akan Allah.
.Menyenangkan bila kita melakukan perjalanan pencarian hikmat seperti yang ratu Syeba lakukan. Kita patut bersyukur dan memuji Tuhan sebab Ratu Syeba telah menunjukkan kepada kita betapa berharga dan mahalnya nilai hikmat itu. Hikmat itu lebih bernilai dari apapun juga. Untuk memperoleh hikmat kita harus memiliki kerinduan untuk mendengar hikmat, mencari hikmat dengan rela berkorban, mau belajar, melihat dan mengalami sendiri akan hikmat Tuhan, memperoleh kebahagiaan karena hikmat, dan memuji Tuhan serta bersyukur atas hikmat yang telah disediakan bagi kita. Ratu Syeba layak menerima penghargaan, dan Yesus sendiri memuji ratu dari selatan ini dengan semua langkah yang telah ditempuhnya untuk memperoleh hikmat itu. “Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan yang sesungguhnya yang ada disini lebih dari pada Salomo”, Matius 12:42.
*courtesy of PelitaHidup.com
Mendapatkan hikmat itu memang tidak gampang sebab hanya akan diperoleh oleh mereka yang dengan tekun mencarinya dan yang bersedia membayar harganya. Hubungan pribadi dengan Allah adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam memperoleh hikmat sejati. Kita dapat menerima hikmat dengan menghampiri Allah dan memohonnya dengan iman. “Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat , hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya”, Yakobus 1:5.
Hidup pada zaman ini semuanya serba instan, kita hidup dalam masyarakat yang tergesa-gesa, bahkan manusia cenderung menginginkan segala sesuatu tanpa usaha. Menghadapi berbagai macam tantangan dan tekanan hidup yang begitu kompleks, kita sangat memerlukan hikmat Tuhan, supaya dapat menghadapi setiap persoalan itu dengan baik dan tidak menjauhkan kita dari kasih Tuhan dan berkatNya. Kita perlu cerdas secara intelektual dan cerdas secara spiritual.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pengetahuan dan kepandaian”, Amsal 2: 6.
Apakah kita telah berusaha untuk mengambil waktu setiap hari untuk memperoleh hikmat, dengan membaca Firman Tuhan. Firman Tuhan yang dapat memberikan hikmat kepada kita. Apakah kita bersedia juga membayar harga untuk membaca buku/situs rohani, mengikuti pelatihan/seminar rohani yang dapat membantu membuat kita menjadi bijaksana dalam jalan Allah?
.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, mengenal yang Mahakudus adalah pengertian”,
Amsal 9:10.
“Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu, kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau, supaya engkau terlepas dari jalan orang jahat , dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, Amsal 2 :10-12.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat”, Wahyu 1:3.
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment