Belajar dari kesungguhan Yabes
Kira-kira
jumat tengah malam, ada suatu dorongan buat saya untuk berdoa dan
menghadap tahtaNya. Entah keberapa kalinya, Tuhan berbisik kepada saya
melalui angin sepoi-sepoi untuk datang ke hadapanNya. Saya merasakan
diri saya yang sekarang tidak mampu untuk berjalan menghadapi banyak
tantangan di bulan-bulan ini. Saya juga berdoa untuk kesekian kalinya
atas kelepasan saya dari manusia lama dan sgala ikatannya. Kemudian saya
mendapat rhema tentang doa Yabes, yang dulu pernah saya baca dari buku "The Prayer of Jabez-Bruce Wilkerson "
hampir 8 tahun yang lalu. Dulu apa yang ditulis oleh Bruce Wilkerson
sempat menjadi kontroversial karena seakan-akan beliau menekankan pada
teologi kemakmuran dan hanya membahas pada satu sisi dari sifat Allah
saja, yaitu suka memberkati. Sudah hampir 8 tahun itulah, buku itu hanya
saya simpan di lemari, tanpa ada maksud membukanya kembali. Namun entah
kenapa, hari itu, Tuhan ingatkan saya tentang Yabes, doa dan sikap
hatinya.
I Taw 4:9-10 Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Ada 4 bagian kehidupan yang Yabes minta dari Tuhan, dan Tuhan sepakat dengan isi doa Yabes. Apakah doanya itu suatu doa yang sifatnya "emergency" bagi Tuhan? Tidak dijelaskan dalam 1 Tawarikh. Namun saat itu, saya sadar bahwa sebenarnya Yabes hanya menginginkan satu hal saja dari Tuhan atas hidupnya, yaitu hidup bergantung dengan Tuhan.
Kenyataannya doa Yabes sekarang menjadi begitu terkenal karena banyak anak Tuhan memakainya seperti jimat atau klaim janji berkat di hadapan Tuhan, tanpa berurusan dengan hati kita yang terdalam dengan Tuhan. Banyak dari kita mengharapkan kekayaan material dan popularitas dari hasil doa Yabes, tanpa menyadari bahwa tipis bedanya antara hidup dalam berkat Tuhan dengan hidup dengan kepuasan daging. Jika kita berpikir bahwa "burung puyuh-burung puyuh" yang Tuhan berikan atas kita adalah berkat buat kita, tanpa kita mengerti rasa cukup, maka perhatikan ayat selanjutnya di Bilangan 11:33 tentang bagaimana Tuhan mendidik bangsa Israel dengan keras; Karena saat "burung puyuh-burung puyuh" diberikan, keluarlah karakter mereka sesungguhnya yang rakus/serakah, berfokus pada diri sendiri dan lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Berkat Tuhan yang melimpah bisa menjadi ujian batu loncatan atau malah menjadi batu sandungan dalam hidup kita, tergantung kesiapan karakter kita. Perhatikan baik-baik ! Kita bertanggung jawab dengan apa yang kita serukan di hadapan Tuhan.
Walaupun demikian, saya rindu menshare-kan tentang Yabes, karena Firman Tuhan mencatat bahwa Yabes lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya dan Tuhan sepakat dengan doanya dengan mengabulkannya, terlepas dari apakah Yabes tetap berkenan di hadapan Tuhan setelah doanya dikabulkan. Banyak orang yang "lupa daratan" saat Tuhan memberkati hidupnya, sehingga keadaannya menjadi lebih buruk dari sebelum Tuhan memberkatinya. Namun, cukup banyak juga orang yang tetap berkenan di hati Tuhan setelah Tuhan memberkatinya dengan berlimpah.
Siapakah Yabes?
Jati diri Yabes dimulai dengan sebuah ayat " Ia diberikan nama Yabes oleh ibunya, karena ibunya sangat menderita ketika melahirkan dia. "(ay 9-terjemahan sehari-hari)
Yabes (arti namanya: " sorrowful, dry"), salah satu keturunan Yehuda, dilahirkan dengan sebuah beban besar yang terus ia bawa selama hidupnya. Ia tidak diharapkan oleh ibunya, mungkin ia ingin digugurkan oleh ibunya, namun ternyata tidak bisa digugurkan. Mungkin bagi ibunya, Yabes adalah suatu kesalahan, suatu aib yang ditanggung ibunya. Kemudian, ibunya melahirkannya dengan kesakitan bersalin yang besar. Sudah menjadi adat turun temurun bahwa orang tua memberi nama kepada anaknya sebagai identitas diri anaknya di masa depannya. Ibunya memberikan identitas yang membuat bahan ejekan bagi orang lain. Mungkin ia berdoa kepada Tuhan, karena Yabes sudah tidak tahan hidup dalam kesakitan ("kepahitan, kekecewaan, rasa tertolak"). Ia menginginkan hidup baru yang berbeda, ia sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup kesakitan ini, dan menjadikannya sebagai masa lalu yang harus diserahkan kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang sanggup mengubahkan hidup Yabes, maka dari itu Yabes merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan meminta berkat dan pertolongan Tuhan yang radikal dalam hidupnya.
Agaknya, Yabes mengetahui darimana nama Israel ada, yaitu seorang Yakub yang diindahkan Tuhan dengan nama baru. Nama baru berarti identitas yang baru, arti hidup yang baru, dan itu semua Yakub dapat dari Tuhan. Itulah kunci pengetahuan yang Yabes terima sehingga membuat ia percaya dan mengenal Allah Israel.
Mazmur 69:34 Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.
Amsal 3:34 . . .tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
I Taw 4:10 Jabez cried to the God of Israel, saying, "Oh, that You would bless me and enlarge my border, and that Your hand might be with me, and You would keep me from evil so it might not hurt me!" And God granted his request.(Eng Amplified)
4 Poin Bagian Doa
Yang
mengherankan saya, firman Tuhan tidak mencatat siapa nama ayah-ibunya,
agaknya si penulis Tawarikh tidak bisa menemukan garis asal nenek
moyangnya sesudah Yehuda. Mungkin Yabes sepertinya benar-benar tidak
dihiraukan dari kaum kerabat dan tempat dia tinggal, jadi seakan-akan
Yabes adalah orang asing di tengah-tengah kaum sebangsanya. Di tengah
kehidupannya yang sendiri, dia banyak menyaksikan kebersamaan seorang
ayah dan anak, bagaimana ayah memberkati anaknya. Saat itulah Dia
mungkin berandai-andai memiliki ayah; Namun ia akhirnya menyadari ayah
yang sempurna hanya ia dapatkan dari Tuhan Allah Israel. Itulah yang
membuat Tuhan tergerak untuk menjawab doanya.
Kita harus bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam dengan Tuhan. Menurut kita, siapa Pribadi Tuhan yang kita sembah? Hubungan macam apa yang kita miliki denganNya? Sedekat apa hubungan kita dengan Tuhan, itulah yang membuat Tuhan tergerak dengan isi doa kita.
Efesus 1:3-4 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Berkat rohani sudah Ayah sediakan bagi kita, entah berkat perlindungan, berkat menikmati kekayaan, berkat menjarah, berkat kesembuhan, berkat kemenangan, karunia/kuasa Roh Kudus, dan masih banyak hal lainnya, namun siapakah yang siap untuk memintanya? Maksud saya, adalah memintanya seperti seorang anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya.
Yoh 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Saya selalu berdoa, "Tuhan berkati aku, pakai aku, berikan aku berkat rohani yang menurut Tuhan sesuai buat aku, yang menurut Tuhan perlu ada dalam aku!" Saya tidak berdoa meminta berkat yang bisa membuat saya hilang dari perlindunganNya, saya tidak berdoa meminta berkat yang di luar jatah saya. Saya berdoa meminta berkat yang menjadi bagian saya, harta warisan rohani yang khusus Ayah persiapkan buat saya. Kesalahan anak bungsu di Lukas 15:12 adalah bukan karena meminta harta warisan yang menjadi haknya, namun mengabaikan kedaulatan ayahnya untuk memilihkan harta yang terbaik buatnya dan tidak mau senantiasa bersama-sama dengan ayahnya. Di perumpamaan tersebut, anak bungsu percaya bahwa ayahnya akan memberikan apa yang menjadi permintaannya, lain halnya dengan anak sulung yang serasa bukan menjadi anak di keluarga ayahnya.
Percayakah bahwa Ayah memberkati kita selayaknya anakNya? Maukah kita biarkan Ayah memilihkan harta warisan bagian kita, yang terbaik buat kita? Maukah kita tetap tinggal dalam Tuhan senantiasa, entah harta itu sudah diberikan atau belum?
Pintu surga sedang terbuka kepada anak-anak Tuhan di akhir zaman ini. Kunci-kunci dan jubah-jubah sedang Tuhan turunkan dari surga bagi mereka yang siap, melihat dengan mata iman dan sesuai takaran iman tertentu. Tuhan pasti memberkati kita, namun persiapkan wadahnya terlebih dahulu sebagai bukti iman kita. Kita harus rela dipersiapkan Tuhan untuk dipakai dan diberkatiNya.
"Dipersiapkan Tuhan untuk dipakai/diberkati" artinya bukan hanya berbicara tentang memiliki karunia dan kuasa, tapi lebih penting kepada memiliki karakter rohani yang menjadi dasar penopang karunia dan kuasa yang Tuhan beri. Itulah yang membutuhkan harga yang harus dibayar.
II Raja 4:3-6 Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit . . . Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir.
Saat wadah-wadah untuk mengisi minyak-minyak tersebut sudah habis, maka berhentilah minyak itu mengalir. Seberapa besar bejana tanah liat yang kita persiapkan untuk menampung kemuliaan harta rohani? Perhatikan, Tuhan menginginkan wadah sebuah bejana tanah liat bukan wadah yang lain. Bejana tanah liat berbicara tentang orang yang lulus dari ujian proses karakter, orang yang memiliki kerendahan hati yang sejati. Bejana tanah liat adalah tanah liat yang sudah mengalami pembentukan, peremukan dan pemanasan pada suhu panas tertentu.
II Kor 4:7 Tetapi harta ini(harta rohani) kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
"Enlarge my territory in faith! Enlarge my territory in character! Enlarge my territory in heart!" Itulah doa saya. Saya tidak berdoa tentang besarnya berkat, tapi saya berdoa tentang besarnya wadah penampung berkat itu. Saya rindu memiliki kapasitas karakter rohani dan iman yang lebih lagi dari sekarang. Ketakutan dan kekuatiran saya yang menjadi musuh iman, harus dihadapi dan dihancurkan.
"Pertahankan aku, Tuhan!" "Biarlah tangan pemeliharaanMu tak berlalu dari aku! Biarlah tangan perlindunganMu tak berlalu dari hidupku!" Banyak hal yang tidak kita ketahui di hari esok, banyak pula strategi si jahat yang terus berusaha menghancurkan kita, belum lagi berbicara tentang keletihan jasmani dan rohani kita, yang bisa membuat kita kehilangan "moment" penting dari Tuhan, bahkan keluar dari kasihNya.
Yabes meminta jaminan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan, agar masa-masa sukar di depan dapat dia lewati, dapat dia hadapi tanpa kesakitan kembali. Saat kita diberkati, bukan berarti masa sukar tidak akan terjadi lagi. Saat kita menjadi anak Tuhan, bukan berarti kita tidak akan mengalami masalah, tapi Tuhan berjanji bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun, walau dalam masalah. Kita akan melalui masalah demi masalah untuk membuat kita menjadi pemenang, semakin bertumbuh dalam setiap kesulitan. Amin !
Mazmur 61:4-5 Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh. Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu! Sela
Daud mengakhiri pertandingan imannya dengan baik. Firman Tuhan mencatat, "Daud melakukan kehendak Allah di zamannya (Kis 13:36)", karena di dalam mazmur dan doanya, Daud meminta tetap berada dalam tangan Tuhan, dalam kemah Tuhan, apapun yang terjadi. Daud berdoa agar dia tetap dipertahankan Tuhan, tetap Tuhan tegur, saat dia sedang dalam dosa, kekelaman hidup bahkan saat merasa hidupnya benar sekalipun.
Mazmur 51:13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Menjadi manusia baru yang diberkati Tuhan, bukan berarti secara spontan hati kita sudah tidak mengingini keberadaan keinginan manusia lama. Walaupun Bangsa Israel sudah keluar dari Mesir, namun Mesir masih ada dalam hati bangsa Israel. Kita harus izinkan Tuhan mencangkul, mengambil batu dan mencabut setiap akar masa lalu di setiap bagian dari tanah hati kita, sampai kita benar-benar tidak mengingini apapun selain Tuhan.
Saya ingat di sekitar tahun 2000, Tuhan berkata kepada saya melalui perkataan dan penumpangan tangan seorang hamba Tuhan bahwa Tuhan akan mencangkul dan mengambil setiap kerikil kerikil dari tanah hati saya. Sudah 10 tahun berlalu, tapi saya tetap rasakan proses demi proses bagaimana Tuhan terus mencangkul dan mengambilnya. Ketika hati saya terus dicangkul Tuhan, berarti tanah hati saya terus digemburkan Tuhan agar tidak menjadi keras dan padat. Ketika hati saya gembur, berarti tanah hati saya bisa menyerap air dan makanan yang Tuhan berikan kepada saya. Kelak benih-benih Firman yang telah Tuhan tabur di hati saya, dapat berakar, bertumbuh dan berbuah, karena benih-benih itu menyerap mineral-mineral dari tanah hati saya.
Seperti yang pernah saya tulis di posting saya sebelumnya bahwa mengikut Tuhan itu harus melepaskan yang lain selain Tuhan. None but Jesus. Jangan biarkan ikatan masa lalu, ikatan manusia lama mempengaruhi apa yang akan kita kerjakan di hari esok. Jangan biarkan cara berpikir manusia lama ada dalam hidup kita. Mengikut Tuhan berarti mengikuti kehendakNya, mengikuti hatiNya.
Doa Yabes sebenarnya masih relevan dalam akhir zaman ini, karena kita bisa menemukan makna rohani yang berbeda tergantung perenungan dan hikmat Tuhan atas masing-masing orang.
I Taw 4:9-10 Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Ada 4 bagian kehidupan yang Yabes minta dari Tuhan, dan Tuhan sepakat dengan isi doa Yabes. Apakah doanya itu suatu doa yang sifatnya "emergency" bagi Tuhan? Tidak dijelaskan dalam 1 Tawarikh. Namun saat itu, saya sadar bahwa sebenarnya Yabes hanya menginginkan satu hal saja dari Tuhan atas hidupnya, yaitu hidup bergantung dengan Tuhan.
Kenyataannya doa Yabes sekarang menjadi begitu terkenal karena banyak anak Tuhan memakainya seperti jimat atau klaim janji berkat di hadapan Tuhan, tanpa berurusan dengan hati kita yang terdalam dengan Tuhan. Banyak dari kita mengharapkan kekayaan material dan popularitas dari hasil doa Yabes, tanpa menyadari bahwa tipis bedanya antara hidup dalam berkat Tuhan dengan hidup dengan kepuasan daging. Jika kita berpikir bahwa "burung puyuh-burung puyuh" yang Tuhan berikan atas kita adalah berkat buat kita, tanpa kita mengerti rasa cukup, maka perhatikan ayat selanjutnya di Bilangan 11:33 tentang bagaimana Tuhan mendidik bangsa Israel dengan keras; Karena saat "burung puyuh-burung puyuh" diberikan, keluarlah karakter mereka sesungguhnya yang rakus/serakah, berfokus pada diri sendiri dan lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Berkat Tuhan yang melimpah bisa menjadi ujian batu loncatan atau malah menjadi batu sandungan dalam hidup kita, tergantung kesiapan karakter kita. Perhatikan baik-baik ! Kita bertanggung jawab dengan apa yang kita serukan di hadapan Tuhan.
Walaupun demikian, saya rindu menshare-kan tentang Yabes, karena Firman Tuhan mencatat bahwa Yabes lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya dan Tuhan sepakat dengan doanya dengan mengabulkannya, terlepas dari apakah Yabes tetap berkenan di hadapan Tuhan setelah doanya dikabulkan. Banyak orang yang "lupa daratan" saat Tuhan memberkati hidupnya, sehingga keadaannya menjadi lebih buruk dari sebelum Tuhan memberkatinya. Namun, cukup banyak juga orang yang tetap berkenan di hati Tuhan setelah Tuhan memberkatinya dengan berlimpah.
Siapakah Yabes?
Jati diri Yabes dimulai dengan sebuah ayat " Ia diberikan nama Yabes oleh ibunya, karena ibunya sangat menderita ketika melahirkan dia. "(ay 9-terjemahan sehari-hari)
Yabes (arti namanya: " sorrowful, dry"), salah satu keturunan Yehuda, dilahirkan dengan sebuah beban besar yang terus ia bawa selama hidupnya. Ia tidak diharapkan oleh ibunya, mungkin ia ingin digugurkan oleh ibunya, namun ternyata tidak bisa digugurkan. Mungkin bagi ibunya, Yabes adalah suatu kesalahan, suatu aib yang ditanggung ibunya. Kemudian, ibunya melahirkannya dengan kesakitan bersalin yang besar. Sudah menjadi adat turun temurun bahwa orang tua memberi nama kepada anaknya sebagai identitas diri anaknya di masa depannya. Ibunya memberikan identitas yang membuat bahan ejekan bagi orang lain. Mungkin ia berdoa kepada Tuhan, karena Yabes sudah tidak tahan hidup dalam kesakitan ("kepahitan, kekecewaan, rasa tertolak"). Ia menginginkan hidup baru yang berbeda, ia sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup kesakitan ini, dan menjadikannya sebagai masa lalu yang harus diserahkan kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang sanggup mengubahkan hidup Yabes, maka dari itu Yabes merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan meminta berkat dan pertolongan Tuhan yang radikal dalam hidupnya.
Agaknya, Yabes mengetahui darimana nama Israel ada, yaitu seorang Yakub yang diindahkan Tuhan dengan nama baru. Nama baru berarti identitas yang baru, arti hidup yang baru, dan itu semua Yakub dapat dari Tuhan. Itulah kunci pengetahuan yang Yabes terima sehingga membuat ia percaya dan mengenal Allah Israel.
Mazmur 69:34 Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.
Amsal 3:34 . . .tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
I Taw 4:10 Jabez cried to the God of Israel, saying, "Oh, that You would bless me and enlarge my border, and that Your hand might be with me, and You would keep me from evil so it might not hurt me!" And God granted his request.(Eng Amplified)
4 Poin Bagian Doa
Berkati aku seperti bilamana ayah memberkati anaknya.
" Father, You would bless me indeed!"
" Father, You would bless me indeed!"
Kita harus bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam dengan Tuhan. Menurut kita, siapa Pribadi Tuhan yang kita sembah? Hubungan macam apa yang kita miliki denganNya? Sedekat apa hubungan kita dengan Tuhan, itulah yang membuat Tuhan tergerak dengan isi doa kita.
Efesus 1:3-4 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Berkat rohani sudah Ayah sediakan bagi kita, entah berkat perlindungan, berkat menikmati kekayaan, berkat menjarah, berkat kesembuhan, berkat kemenangan, karunia/kuasa Roh Kudus, dan masih banyak hal lainnya, namun siapakah yang siap untuk memintanya? Maksud saya, adalah memintanya seperti seorang anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya.
Yoh 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Saya selalu berdoa, "Tuhan berkati aku, pakai aku, berikan aku berkat rohani yang menurut Tuhan sesuai buat aku, yang menurut Tuhan perlu ada dalam aku!" Saya tidak berdoa meminta berkat yang bisa membuat saya hilang dari perlindunganNya, saya tidak berdoa meminta berkat yang di luar jatah saya. Saya berdoa meminta berkat yang menjadi bagian saya, harta warisan rohani yang khusus Ayah persiapkan buat saya. Kesalahan anak bungsu di Lukas 15:12 adalah bukan karena meminta harta warisan yang menjadi haknya, namun mengabaikan kedaulatan ayahnya untuk memilihkan harta yang terbaik buatnya dan tidak mau senantiasa bersama-sama dengan ayahnya. Di perumpamaan tersebut, anak bungsu percaya bahwa ayahnya akan memberikan apa yang menjadi permintaannya, lain halnya dengan anak sulung yang serasa bukan menjadi anak di keluarga ayahnya.
Percayakah bahwa Ayah memberkati kita selayaknya anakNya? Maukah kita biarkan Ayah memilihkan harta warisan bagian kita, yang terbaik buat kita? Maukah kita tetap tinggal dalam Tuhan senantiasa, entah harta itu sudah diberikan atau belum?
Perlebar batas kapasitasku untuk terima yang lebih lagi dari surga.
"Enlarge my border in spirit !"
"Enlarge my border in spirit !"
Pintu surga sedang terbuka kepada anak-anak Tuhan di akhir zaman ini. Kunci-kunci dan jubah-jubah sedang Tuhan turunkan dari surga bagi mereka yang siap, melihat dengan mata iman dan sesuai takaran iman tertentu. Tuhan pasti memberkati kita, namun persiapkan wadahnya terlebih dahulu sebagai bukti iman kita. Kita harus rela dipersiapkan Tuhan untuk dipakai dan diberkatiNya.
"Dipersiapkan Tuhan untuk dipakai/diberkati" artinya bukan hanya berbicara tentang memiliki karunia dan kuasa, tapi lebih penting kepada memiliki karakter rohani yang menjadi dasar penopang karunia dan kuasa yang Tuhan beri. Itulah yang membutuhkan harga yang harus dibayar.
II Raja 4:3-6 Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit . . . Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir.
Saat wadah-wadah untuk mengisi minyak-minyak tersebut sudah habis, maka berhentilah minyak itu mengalir. Seberapa besar bejana tanah liat yang kita persiapkan untuk menampung kemuliaan harta rohani? Perhatikan, Tuhan menginginkan wadah sebuah bejana tanah liat bukan wadah yang lain. Bejana tanah liat berbicara tentang orang yang lulus dari ujian proses karakter, orang yang memiliki kerendahan hati yang sejati. Bejana tanah liat adalah tanah liat yang sudah mengalami pembentukan, peremukan dan pemanasan pada suhu panas tertentu.
II Kor 4:7 Tetapi harta ini(harta rohani) kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
"Enlarge my territory in faith! Enlarge my territory in character! Enlarge my territory in heart!" Itulah doa saya. Saya tidak berdoa tentang besarnya berkat, tapi saya berdoa tentang besarnya wadah penampung berkat itu. Saya rindu memiliki kapasitas karakter rohani dan iman yang lebih lagi dari sekarang. Ketakutan dan kekuatiran saya yang menjadi musuh iman, harus dihadapi dan dihancurkan.
Pertahankan aku senantiasa oleh tanganMu di hari-hari masa depanku.
" Your Hand might be with me!"
" Your Hand might be with me!"
"Pertahankan aku, Tuhan!" "Biarlah tangan pemeliharaanMu tak berlalu dari aku! Biarlah tangan perlindunganMu tak berlalu dari hidupku!" Banyak hal yang tidak kita ketahui di hari esok, banyak pula strategi si jahat yang terus berusaha menghancurkan kita, belum lagi berbicara tentang keletihan jasmani dan rohani kita, yang bisa membuat kita kehilangan "moment" penting dari Tuhan, bahkan keluar dari kasihNya.
Yabes meminta jaminan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan, agar masa-masa sukar di depan dapat dia lewati, dapat dia hadapi tanpa kesakitan kembali. Saat kita diberkati, bukan berarti masa sukar tidak akan terjadi lagi. Saat kita menjadi anak Tuhan, bukan berarti kita tidak akan mengalami masalah, tapi Tuhan berjanji bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun, walau dalam masalah. Kita akan melalui masalah demi masalah untuk membuat kita menjadi pemenang, semakin bertumbuh dalam setiap kesulitan. Amin !
Mazmur 61:4-5 Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh. Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu! Sela
Daud mengakhiri pertandingan imannya dengan baik. Firman Tuhan mencatat, "Daud melakukan kehendak Allah di zamannya (Kis 13:36)", karena di dalam mazmur dan doanya, Daud meminta tetap berada dalam tangan Tuhan, dalam kemah Tuhan, apapun yang terjadi. Daud berdoa agar dia tetap dipertahankan Tuhan, tetap Tuhan tegur, saat dia sedang dalam dosa, kekelaman hidup bahkan saat merasa hidupnya benar sekalipun.
Mazmur 51:13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Biarkan aku benar-benar lepas dari ikatan-ikatan iblis masa laluku.
"Keep me from evil! "
"Keep me from evil! "
Menjadi manusia baru yang diberkati Tuhan, bukan berarti secara spontan hati kita sudah tidak mengingini keberadaan keinginan manusia lama. Walaupun Bangsa Israel sudah keluar dari Mesir, namun Mesir masih ada dalam hati bangsa Israel. Kita harus izinkan Tuhan mencangkul, mengambil batu dan mencabut setiap akar masa lalu di setiap bagian dari tanah hati kita, sampai kita benar-benar tidak mengingini apapun selain Tuhan.
Saya ingat di sekitar tahun 2000, Tuhan berkata kepada saya melalui perkataan dan penumpangan tangan seorang hamba Tuhan bahwa Tuhan akan mencangkul dan mengambil setiap kerikil kerikil dari tanah hati saya. Sudah 10 tahun berlalu, tapi saya tetap rasakan proses demi proses bagaimana Tuhan terus mencangkul dan mengambilnya. Ketika hati saya terus dicangkul Tuhan, berarti tanah hati saya terus digemburkan Tuhan agar tidak menjadi keras dan padat. Ketika hati saya gembur, berarti tanah hati saya bisa menyerap air dan makanan yang Tuhan berikan kepada saya. Kelak benih-benih Firman yang telah Tuhan tabur di hati saya, dapat berakar, bertumbuh dan berbuah, karena benih-benih itu menyerap mineral-mineral dari tanah hati saya.
Seperti yang pernah saya tulis di posting saya sebelumnya bahwa mengikut Tuhan itu harus melepaskan yang lain selain Tuhan. None but Jesus. Jangan biarkan ikatan masa lalu, ikatan manusia lama mempengaruhi apa yang akan kita kerjakan di hari esok. Jangan biarkan cara berpikir manusia lama ada dalam hidup kita. Mengikut Tuhan berarti mengikuti kehendakNya, mengikuti hatiNya.
Doa Yabes sebenarnya masih relevan dalam akhir zaman ini, karena kita bisa menemukan makna rohani yang berbeda tergantung perenungan dan hikmat Tuhan atas masing-masing orang.
Blessed To Bless...
0 comments:
Post a Comment